• Tentang Kami
Monday, October 13, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Kerusakan Lingkungan Siapa Peduli?

Sulaiman Tripa by Sulaiman Tripa
April 7, 2025
in Artikel
Reading Time: 3 mins read
A A
0
sulaiman tripa

Dr Sulaiman Tripa

Share on FacebookShare on Twitter

Dalam bukunya, Hukum Lingkungan di Indonesia, Takdir Rahmadi, menyebut sejumlah kondisi kritis bangsa yang terkait dengan lingkungan: penggundulan hutan secara masif, lahan kritis dimana-mana, menipisnya lapisan ozon –yang jika ditilik justru ada kontribusi negara-negara besar juga, pemanasan global, tumpahan minyak di laut, ikan mati di anak sungai karena berbagai zat kimia, dan punahnya spesies-spesies tertentu. Semua kondisi ini adalah masalah-masalah lingkungan hidup serius yang harus ditangani (Rahmadi, 2013).

Semua masalah tersebut, pada dasarnya muncul dari aktivitas manusia –posisi aktivitas sendiri sangat dipengaruhi oleh populasi manusia yang meningkat tajam dan pemerintah di dunia kerap gagap dalam melakukan pengelolaannya. Jadi jika dipertajam, ada dua bentuk perilaku yang tujuannya sama yaitu tidak melakukan pengelolaan secara baik, dan terjadinya berbagai kerusakan akibat tidak adanya pengelolaan atas populasi manusia.

BACA JUGA

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Saya membaca satu buku yang ditulis Emil Salim, yang judulnya Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi. Buku ini pada dasarnya kumpulan tulisannya baik artikel maupun makalah dalam berbagai kesempatan, lalu diterbitkan Penerbit Buku Kompas. Hal yang dengan tegas disampaikannya, betapa dalam dua abad terakhir, seluruh negara di dunia membangun dengan merusak bumi yang hanya satu-satunya ini. Seperti pemanfaatan tanpa batas minyak bumi dan batu bara sebagai penggerak utama pembangunan, tanpa disadari berdampak serius pada menaikkan pelepasan gas rumah kaca dari hanya 280 ppm sebelum revolusi industri (tahun 1780) menjadi 380 pada awal abad 21. Kenyataan inilah yang menjadi biang keladi terjadinya proses pemanasan global dan perubahan iklim yang kini mengancam hidup segenap penduduk bumi (Salim, 2010).

Baca Juga:  Allah dan CCTV, Menata Kesadaran Moral di Era Digital

Dengan berbagai pengalaman khusus Emil Salim terkait lingkungan, termasuk ketika tahun 1972 dikirim Presiden Soeharto dalam Konferensi Bumi di Stockholm, apa yang diingatkan dalam buku ini menjadi satu yang penting. Istilah manusia satu bumi, menandaskan betapa ia berada dalam ancaman nyata sebagai satu-satunya tempat tinggal manusia. Memang para ahli menjajaki sejumlah planet lain yang memungkinkan sebagai tempat tinggal alternatif, yang entah kapan hal itu akan nyata.

Secara sederhana, semua potensi dan dampak bisa diperkirakan dengan baik. para ahli bisa memperhitungkan, dengan berbagai fakta kekinian, maka dalam jangka waktu sekian akan dirasakan fenomena apa lagi, bukanlah sesuatu yang berlebihan. Pasti orang-orang sudah mulai berpikir soal tempat: kemana kita akan bergeser ketika bumi ini pada saatnya hancur. Barang kali kiamat. Ketika kondisi bumi sudah melarat, ada orang yang mungkin sudah berpikir untuk menyiapkan ruang angkasa sebagai tempat singgah. Namun, tentu saja, berbiaya mahal dan belum jelas progresnya.

Keadaan bumi sedang bermasalah. Eksploitasi alam sudah demikian riskan. Pemanfaatan sumber daya, sudah melebihi dari apa yang dibutuhkan. Manusia dikendalikan oleh keinginan, bukan oleh kebutuhan. Sumber daya alam yang tersedia, dianggap sebagai potensi kesejahteraan. Masalahnya adalah pemahaman terhadap kesejahteraan secara serampangan. Ada yang menganggap sumber daya alam, secara langsung akan meningkatkan ekonomi masyarakatnya. Akan tetapi sedikit yang bicara betapa potensi kehancuran dari eksploitasi sumber daya alam itu. Apalagi di hadapan penguasa dan pengusaha yang rakus, sumber daya alam justru akan menjadi sumber penderitaan yang tidak berkesudahan.

Perselingkungan penguasa dan pengusaha yang rakus, akan memosisikan orang-orang kritis terhadap pembangunan berkelanjutan sebagai musuh pembangunan. Orang yang dalam posisi ini sangat kritis, dan melihat banyak daerah tidak berhasil meningkatkan kesejahteraan dengan sumber daya alam, diposisikan sebagai musuh dalam pembangunan. Kekayaan itu hanya akan membawa keuntungan bagi mereka yang menggarap dan kartel pemodal.

Baca Juga:  Kenapa Guru dan Dokter Harus Dihormati

Entah siapa nantinya yang akan tersadarkan hitung-hitungan Komisi Pemberantasan Korupsi soal potensi korupsi dari sumber daya alam. Hal yang lebih parah, ketika sumber dana gelap ini menjadi modal dalam arena kontestasi politik para politisi busuk dan penyembah oligarki.

Semua masalah dan dampak yang muncul, menjadi alasan bagaimana hukum lingkungan itu dibangun. Saya yakin problematika ini disadari. Diakui pula kesadaran bahwa lingkungan harus mendapat perhatian semua pihak. Namun konsep pembangunan yang merusak masih saja dominan berlaku secara global.

Al-Qur’an memperingatkan betapa manusia menjadi aktor penting yang membuat kerusakan di muka bumi ini. Apa yang diingatkan dalam Salah satu pola pengrusakan adalah dengan mengeksploitasi sumber daya alam dan memosisikan semata-mata sebagai objek. Pola demikian jamak dilakukan oleh manusia-manusia modern sekarang ini. Pola demikian pula yang menyebabkan manusia semakin angkuh dan tamak. Kebutuhan akan sumber daya alam tidak pernah tercukupi. Dari hari ke hari selalu dipikirkan untuk mengeksploitasinya lebih banyak lagi.

Saya berbagai masalah ini harus secara serius dipikirkan. Secara ideal, hukum terus dibangun dan dibentuk berhadapan dengan ruang nyata berbagai kerusakan alam bertambah menganga.

Saya kira manusia Indonesia tidak boleh lambat merespons berbagai masalah yang telah disebutkan. Jangan tunggu ketika semua sudah sekarat menikmati dampak kerusakan alamnya.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

[es-te, Senin, 7 April 2025]

Tags: ArtikelDr Sulaiman Tripakerusakankerusakan lingkunganLingkungan Hidup
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa adalah analis sosial legal dan kebudayaan. Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.

Related Posts

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?
Artikel

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

by SAGOE TV
July 19, 2025
Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Artikel

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

by SAGOE TV
July 5, 2025
Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh Fakta yang Jarang Diketahui!
Artikel

Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh: Fakta yang Jarang Diketahui!

by SAGOE TV
July 3, 2025
Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh
Artikel

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
July 1, 2025
Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

October 9, 2025
Gubernur Aceh Lantik Pejabat Struktural Baru, Berikut Daftar Kepala SKPA dan Pesan Mualem soal Anggaran

Gubernur Aceh Lantik Pejabat Struktural Baru, Berikut Daftar Kepala SKPA dan Pesan Mualem soal Anggaran

October 10, 2025
Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

October 11, 2025
Saiful Bahri Resmi Terpilih jadi Ketua Umum KONI Aceh 2025-2029

Saiful Bahri Terpilih Jadi Ketua Umum KONI Aceh 2025-2029

October 9, 2025
Ummi Arongan Meninggal Dunia, Gubernur Aceh Mualem Sampaikan Duka Mendalam dan Kenang Jasa Besarnya

Ummi Arongan Meninggal Dunia, Gubernur Aceh Mualem Sampaikan Duka Mendalam dan Kenang Jasa Besarnya

October 7, 2025
Aceh di Persimpangan Energi dan Budaya: Cerita Tentang Martabat, Pembangunan, dan Harapan Baru

Aceh di Persimpangan Energi dan Budaya: Cerita Tentang Martabat, Pembangunan, dan Harapan Baru

October 7, 2025
Wakil Ketua DPRK Musriadi Sambut HUT PAN ke-27 dengan Aksi Sosial, Olahraga, dan Lomba Karya Ilmiah

Wakil Ketua DPRK Banda Aceh Dorong Pemerintah Tuntaskan Flyover Pango Raya

October 9, 2025
Harga Tiket Persiraja vs Garudayaksa FC Resmi Dirilis, Mulai Rp30 Ribu

Pelatih Akhyar Ilyas Harap Dukungan Suporter, Persiraja Siap Tampil All Out Lawan Bekasi City

October 11, 2025
Masyarakat Aceh Kini Tak Perlu ke Luar Daerah, RSUDZA Miliki MRI 1,5 Tesla

Masyarakat Aceh Kini Tak Perlu ke Luar Daerah, RSUDZA Miliki MRI 1,5 Tesla

October 8, 2025

EDITOR'S PICK

Camat Darul Imarah Bersama Keuchik Lamblang Manyang Bagikan Sembako Gratis Menyambut Ramadhan

Camat Darul Imarah Bersama Keuchik Lamblang Manyang Bagikan Sembako Gratis Menyambut Ramadhan

January 21, 2025
Pelatih Persiraja Akhyar Ilyas

Akhyar Ilyas Pastikan Progres Adaptasi Pemain Baru Persiraja Berjalan Baik

January 3, 2025
MA Insan Qurani Pertahankan Juara Umum REALISTIG untuk Keempat Kalinya

MA Insan Qurani Pertahankan Juara Umum REALISTIG untuk Keempat Kalinya

September 5, 2025
Qanun LKS dalam Perspektif Kebijakan Publik Islami

Qanun LKS dalam Perspektif Kebijakan Publik Islami

March 14, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.