SAGOETV | BANDA ACEH – Muslim Armas, tokoh diaspora Aceh kelahiran Medan, kini menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (TIM), organisasi masyarakat Aceh di perantauan. Ia dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang memimpin delapan perusahaan nasional di bidang kimia, lingkungan, konstruksi, dan properti.
Muslim Armas merupakan putra dari pasangan asal Kabupaten Pidie, Aceh. Meski lahir dan besar di luar Aceh, ia fasih berbahasa Aceh dan aktif dalam kegiatan sosial serta keagamaan di komunitas perantau. Ia juga pernah memimpin Keluarga Ureung Pidie (KUPI), sebuah organisasi masyarakat Pidie di Jabodetabek.
Sejak terpilih sebagai Ketua Umum TIM periode 2022–2026 pada Mubes di Wisma TIM, Jakarta Selatan, Desember 2022, Muslim Armas mendorong berbagai program modernisasi organisasi. Di antaranya adalah pembangunan database digital anggota, peningkatan kapasitas cabang TIM di seluruh Indonesia, serta menjadikan Wisma TIM sebagai rumah bersama masyarakat Aceh di perantauan.
Dalam bidang sosial, Muslim Armas juga memimpin penggalangan dana untuk Palestina yang berhasil mengumpulkan lebih dari Rp 400 juta melalui jaringan TIM. Organisasi ini juga rutin menyalurkan zakat, infak, dan sedekah bagi warga yang membutuhkan.
Di sektor bisnis, Muslim Armas merupakan lulusan Teknik Kimia ITB dan memimpin PT Varsindo Kimia Abadi di Bekasi, perusahaan yang bergerak di bidang bahan kimia untuk penjernihan air dan pengolahan limbah. Perusahaannya juga menjalin kerja sama dengan Universitas Syiah Kuala (USK) dalam pengembangan produk berbasis nilam dan pengalengan ikan keumamah.
“Bagi saya, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain,” ujarnya dalam Tayangan Podcast Sagoetv, Selasa (13/05/2025) dalam bincang bersama Dr Tgk H Adli Abdullah, SH, Akademisi Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh.
Ia juga berpesan kepada generasi muda Aceh agar berani keluar dari zona nyaman, mandiri, dan terus belajar serta membangun jejaring. Selain itu, Muslim Armas mendorong agar pemuda Aceh mulai mengubah pola pikir dari konsumen menjadi produsen.
Kepada Pemerintah Aceh, ia menyarankan agar memperkuat ekosistem perantauan, mendorong pendidikan berbasis keterampilan, membuka akses pasar dan infrastruktur, serta memberi ruang inovasi lokal. Ia juga menekankan pentingnya prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) sebagai strategi pembangunan yang realistis dan efektif.
Muslim Armas berharap sinergi antara perantau dan Pemerintah Aceh dapat terus diperkuat demi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat Aceh secara menyeluruh. []
Selengkapnya dapat diakses langsung ke :