• Tentang Kami
Tuesday, October 28, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Yusril Dukung Daud Beureu’eh Jadi Pahlawan Nasional: Pejuang RI Sejati

SAGOE TV by SAGOE TV
July 12, 2025
in News
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Yusril Dukung Daud Beureu’eh Jadi Pahlawan Nasional: Pejuang RI Sejati

Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas), Yusril Ihza Mahendra. Foto: Adpim Aceh

Share on FacebookShare on Twitter

SAGOE TV | BANDA ACEH – Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas), Yusril Ihza Mahendra, menyatakan dukungan agar Teungku Muhammad Daud Beureu’eh ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Dalam pidato kuncinya pada lokakarya Syarikat Islam Leaders Forum (SILF) di Anjong Mon Mata kompleks Pendopo Gubernur Aceh, Kamis (10/7/2025) malam, Yusril menegaskan bahwa Daud Beureu’eh adalah pejuang sejati Republik Indonesia yang telah banyak berjasa bagi bangsa dan negara, sehingga sejarah perjuangannya perlu ditulis ulang dan diluruskan.

Yusril mengatakan, sejarah Aceh, khususnya peran Daud Beureu’eh dalam melawan Belanda dan Jepang, serta peran sentralnya dalam mendukung kemerdekaan RI dan menegaskan Aceh sebagai bagian dari Republik Indonesia, merupakan usaha luar biasa yang telah dilakukannya bagi bangsa dan negara.

BACA JUGA

Hari Sumpah Pemuda 2025, Kemenag Aceh Besar Ajak Generasi Muda Jadi Pelaku Perubahan

Mahasiswa UIN Ar-Raniry Belajar Restorasi Naskah Kuno di Museum Aceh

“Tidak semua tokoh di Aceh gembira dengan Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Sebagian ingin Aceh menjadi negara sendiri, sebagian malah ingin tetap di bawah penjajahan Belanda. Daud Beureu’eh berjuang habis-habisan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan RI baik secara politik, militer, maupun diplomasi,” ujar Yusril dalam keterangan pers yang diterima Sagoe TV, Sabtu (12/7).

Yusril menjelaskan bahwa keinginan Daud Beureu’eh agar Aceh menjadi provinsi sendiri dengan keistimewaannya disetujui oleh Bung Karno saat berkunjung ke Aceh awal tahun 1946. Karena itu, pada masa revolusi, Daud Beureu’eh diangkat sebagai Gubernur Militer Aceh, Langkat, dan Tanah Karo dengan pangkat tituler Mayor Jenderal TNI.

Provinsi Aceh akhirnya dibentuk melalui Keputusan Wakil Perdana Menteri RI untuk Sumatera yang berkedudukan di Kutaraja dengan Peraturan Darurat Wakil Perdana Menteri yang diteken Mr. Sjafruddin Prawiranegara. Daud Beureu’eh otomatis dikukuhkan menjadi Gubernur Aceh. Namun pada 1950, Peraturan Darurat tersebut tidak disetujui Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan Menteri Dalam Negeri saat itu, Mr. Soesanto Tirtoprodjo dari PNI, sehingga peraturan itu harus dicabut dan Aceh diintegrasikan menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Utara.

Baca Juga:  Qalbī Fīl Madīnah, Hari-Hari Terakhir Jamaah Haji Aceh di Tanah Suci

“Celakanya, pencabutan Keputusan Darurat Wakil Perdana Menteri Sjafruddin itu harus dilaksanakan oleh Perdana Menteri RI yang baru, Mohammad Natsir, padahal baik Sjafruddin, Natsir, maupun Daud Beureu’eh semuanya adalah tokoh Partai Masyumi,” jelas Yusril.

Menurut Yusril, saat itu Natsir menghadapi dilema luar biasa untuk melaksanakan putusan KNIP, sehingga memutuskan berangkat ke Aceh untuk menemui Daud Beureu’eh.

“Natsir terlambat sehari datang ke Aceh karena putrinya meninggal tenggelam di Kolam Renang Cikini,” kenang Yusril dari wawancaranya dengan Natsir pada 1982.

Saat Natsir mendarat di Aceh, Daud Beureu’eh telah menyingkir ke luar kota karena sehari sebelumnya beliau telah mengumumkan perlawanan dan pembangkangan terhadap pemerintah pusat di Jakarta.

Natsir sangat memahami kekecewaan Daud Beureu’eh atas pembubaran Provinsi Aceh dan ingin agar provinsi tersebut dibentuk kembali bersamaan dengan pembentukan provinsi lain. Hal ini disampaikan Natsir dalam pidato di depan masyarakat Aceh yang berdatangan ke Pendopo Gubernur, yang diterjemahkan Osman Raliby ke dalam Bahasa Aceh. Natsir juga menitipkan pesan kepada Daud Beureu’eh melalui Osman Raliby agar menahan diri dari perlawanan.

Namun, Daud Beureu’eh menjawab bahwa “nasi sudah menjadi bubur” dan telah menyingkir dari ibu kota Aceh, Kutaraja, dan masuk hutan untuk melakukan perlawanan, meskipun saat itu belum mengumumkan berdirinya DI/TII, yang baru dilakukan pada 1953.

Walaupun Provinsi Aceh kembali terbentuk pada 1956 dan dipisahkan dari Sumatera Utara, Daud Beureu’eh telah kehilangan kepercayaan kepada pemerintah pusat. Belakangan, DI/TII Aceh yang dipimpinnya menyatakan bergabung dengan PRRI dan RPI (Republik Persatuan Indonesia) sebagai gabungan PRRI-Permesta pada 1958.

“Dari fakta-fakta sejarah itu, Daud Beureu’eh mestinya tidak dianggap sebagai pemberontak yang ingin memisahkan Aceh dari NKRI. Beliau seorang Republikan yang kecewa dengan janji-janji yang tak kunjung diwujudkan para pemimpin di pusat,” ujar Yusril.

Baca Juga:  Di Lantik Tri Tito Karnavian, Istri Pj Gubernur Aceh Resmi Jadi Pj Ketua TP PKK Aceh dan Ketua Pembina Posyandu Aceh

Yusril menegaskan, sejarah tentang Daud Beureu’eh perlu ditulis ulang.

“Beliau adalah pejuang RI sejati, jasa-jasanya tak ternilai bagi bangsa dan negara, sehingga sudah saatnya beliau diangkat menjadi Pahlawan Nasional,” kata Yusril.

Ia menambahkan, Natsir dan Sjafruddin Prawiranegara pada era Orde Lama dan Orde Baru juga pernah dianggap pemberontak PRRI. Namun setelah dikaji ulang, mereka sejatinya bukan pemberontak untuk memecah belah bangsa, melainkan melakukan koreksi atas kebijakan pemerintah pusat dalam menerapkan Demokrasi Terpimpin yang memberi ruang kepada kaum komunis untuk masuk ke pemerintahan.

“Akhirnya, Presiden SBY meneken Keputusan Presiden yang memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Natsir dan Sjafruddin Prawiranegara,” tutup Yusril.

Menko Yusril berharap hal yang sama dapat dilakukan terhadap Teungku Muhammad Daud Beureu’eh. []

Tags: acehDaud Beureu'ehIndonesiaPahlawanPahlawan NasionalYusril Ihza Mahendra
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
SAGOE TV

SAGOE TV

SAGOETV.com adalah platform media digital yang memberi sudut pandang mencerahkan di Indonesia, berbasis di Banda Aceh. SAGOETV.com fokus pada berita, video, dan analisis dengan berbagai sudut pandang moderat.

Related Posts

Hari Sumpah Pemuda 2025, Kemenag Aceh Besar Ajak Generasi Muda Jadi Pelaku Perubahan
News

Hari Sumpah Pemuda 2025, Kemenag Aceh Besar Ajak Generasi Muda Jadi Pelaku Perubahan

by SAGOE TV
October 28, 2025
Mahasiswa UIN Ar-Raniry Belajar Restorasi Naskah Kuno di Museum Aceh
News

Mahasiswa UIN Ar-Raniry Belajar Restorasi Naskah Kuno di Museum Aceh

by SAGOE TV
October 28, 2025
Gempa M 5,3 Guncang Pidie, Getaran Terasa hingga Banda Aceh: Ini Penjelasan BMKG
News

Gempa M 5,3 Guncang Pidie, Getaran Terasa hingga Banda Aceh: Ini Penjelasan BMKG

by SAGOE TV
October 28, 2025
Dosen UTU Meulaboh Affandi Raih Gelar Doktor di UNS, Ungkap Akar Kemiskinan Desa di Aceh
News

Dosen UTU Meulaboh Affandi Raih Gelar Doktor di UNS, Ungkap Akar Kemiskinan Desa di Aceh

by SAGOE TV
October 26, 2025
Inovasi ASN Aceh Hendra Saputra Raih Sertifikat HAKI atas Alat VIB-H Berbasis AI
News

Inovasi ASN Aceh Hendra Saputra Raih Sertifikat HAKI atas Alat VIB-H Berbasis AI

by SAGOE TV
October 26, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Ini Bakal Calon Rektor USK Periode 2026-2031

Ini Bakal Calon Rektor USK Periode 2026-2031

October 22, 2025
Kabar Duka: Dr Syamsulrizal, Dekan FKIP dan Bakal Calon Rektor USK, Meninggal Dunia

Kabar Duka: Dr Syamsulrizal, Dekan FKIP dan Bakal Calon Rektor USK, Meninggal Dunia

October 26, 2025
Inovasi ASN Aceh Hendra Saputra Raih Sertifikat HAKI atas Alat VIB-H Berbasis AI

Inovasi ASN Aceh Hendra Saputra Raih Sertifikat HAKI atas Alat VIB-H Berbasis AI

October 26, 2025
Batu Giok Raksasa 5.000 Ton Ditemukan di Beutong, Nagan Raya

Batu Giok Raksasa 5.000 Ton Ditemukan di Beutong, Nagan Raya

October 26, 2025
Rp2,6 Triliun Dana Bank Aceh Syariah: Simpanan Aman atau Peluang Terlewatkan?

Menjemput Investasi Aceh: Dari Narasi Potensi ke Realitas Ekonomi Baru

October 28, 2025
Simeulue Bersiap Jadi Kekuatan Ekonomi Kelas Dunia, Perlu Bandara Kargo untuk Dorong Ekonomi Maritim dan Pariwisata

Simeulue Bersiap Jadi Kekuatan Ekonomi Kelas Dunia, Perlu Bandara Kargo untuk Dorong Ekonomi Maritim dan Pariwisata

October 22, 2025
Kisah Prof Juwaini, Anak Nelayan Asal Bireuen yang Kini Jadi Guru Besar Filsafat Islam Klasik UIN Ar-Raniry

Kisah Prof Juwaini, Anak Nelayan Asal Bireuen yang Kini Jadi Guru Besar Filsafat Islam Klasik UIN Ar-Raniry

October 26, 2025
Dodaidi yang Kian Sunyi: Mencari Suara Ibu di Tengah Tidur Anak Zaman Kini

Aceh Negerinya Seribu Satu Warung Kopi

October 22, 2025
Teuku Hamid Azwar, Pahlawan Tanpa Mengharap Dikenal

Teuku Hamid Azwar, Pahlawan Tanpa Mengharap Dikenal

March 15, 2025

EDITOR'S PICK

Menghitung Perluasan Risiko Perang Skala Kawasan Timur Tengah

Bisakah Israel Dicerabut Dari Timur Tengah?

October 15, 2023
Pageu Gampong Resmi Dihidupkan Kembali di Banda Aceh

Pageu Gampong Resmi Dihidupkan Kembali di Banda Aceh

May 17, 2025
USK Gandeng Serunai Commerce Malaysia Kembangkan Ekosistem Halal Berbasis Blockchain

USK Gandeng Serunai Commerce Malaysia Kembangkan Ekosistem Halal Berbasis Blockchain

June 25, 2025
Pangdam IM Ajak Warga Aceh Jadikan Isra Mi’raj Sebagai Momentum Tingkatkan Iman

Pangdam IM Ajak Warga Aceh Jadikan Isra Mi’raj Sebagai Momentum Tingkatkan Iman

January 27, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.