Oleh: Dr. Mohd Haikal, SE, MM.
Dosen Universitas Malikussaleh.
Dengan situasi penundaan Pemilu. Sudah menjadi amanah undang-undang harus ada Pj di Aceh. Waktu kepemimpinan Pj itu hampir 2,5 tahun. Durasi waktu itu waktu singkat bagi orang bekerja. Tapi bagi Pj yang tidak bekerja itu waktu yang lama. Karena Pj bukan orang politik, pasti mereka akan bekerja dengan baik dan bekerja keras. PJ memiliki modal yang kuat untuk membawa Aceh yang lebih baik. Karena didukung oleh struktur iklim politik nasional yang kuat.
Kepemimpinan Aceh perlu diperkuat. Sebenarnya tidak ada daerah yang miskin, yang ada adalah daerah yang salah urus. Ini waktu penting bagi pejabat Gubernur Aceh. Pj harus memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk membawa Aceh yang lebih baik.
Kehadiran Pj Gubernur yang kuat. Tidak akan memunculkan drama politik dan komunikasi politik antar stakeholder. Pj harus yang memiliki komunikasi yang baik. Pj yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, tentu akan mampu berkomunikasi dengan semua stakeholder. Dekat dengan rakyat Aceh.
Kalau orang Aceh Pj Gubernur lebih bagus, yang penting sosok orang yang mampu menjadi perekat sosial dan politik di Aceh. Pemerintah Pusat punya kepentingan untuk menjaga stabilitas Aceh. Jokowi sangat mencintai Aceh, ini yang kemudian tidak dimanfaatkan untuk kepentingan Aceh. Presiden Jokowi punya harapan supaya Pj Gubernur Aceh harus mampu membawa Aceh lebih baik. Pj Gubernur harus melakukan lombatan besar untuk kemajuan masyarakat Aceh.
Hal penting tentu Pj Gubernur Aceh memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Belajarlah dari pemimpin Aceh selama ini, hubungannya dengan legislatif kurang produktif. Jadi keberadaan Pj Gubernur Acehm, fokus membangun komunikasi produktif dengan semua instansi untuk kepentingan rakyat.
Kemampuan skill komunikasi Pj Gubernur harus benar-benar di uji dan harus menjadi bagian dari pra-syarat seseorang menjadi Pj Gubernur Aceh. Karena secara prinsip, masalah besar di Aceh akan mampuĀ dilakukan kalau ada komunikasi yang bagus.
Tiga calon yang muncul adalah dari tokoh Aceh, Seperti Dr M Adli Abdullah, Dr Safrizal dan Dr Indra, itu adalah putra terbaik Aceh. Ketiganya adalah harapan, kalau sudah tercapai harapan jangan kecewakan masyarakat Aceh. Karena sering sekali. Orang Aceh sering gagal mengelola harapan menjadi lebih baik.[]