Wawancara Eksklusif: Dr. M. Adli Abdullah, Dewan Pembina Analisis Papua Strategis (APS)
Masyarakat Papua dikenal memiliki kekuatan lobi politik yang kuat dalam memperjuangkan kepentingan daerahnya. Kesatuan politik mereka, didukung oleh modal sosial yang kuat seperti gereja, memungkinkan mereka mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah pusat. Hal ini berkontribusi terhadap lahirnya kebijakan percepatan pembangunan hingga 2041.
Sebaliknya, Aceh masih menghadapi fragmentasi politik yang menghambat efektivitas lobi. Untuk memastikan pembangunan berkelanjutan, Aceh perlu meniru strategi Papua dengan memperkuat persatuan antara elit politik, ulama, dan masyarakat. Dengan membangun kesadaran kolektif dan lobi yang solid, Aceh dapat memperoleh perhatian lebih besar dari pemerintah pusat.
Berikut wawancara SagoeTV dengan Dr. Tgk. H. M. Adli Abdullah, SH, MCL, Dewan Pembina Analisis Papua Strategis (APS), sebagaimana telah ditayangkan dalam Podcast di channel YouTube SagoeTV pada 4 November 2024 lalu.
Anda diundang dalam sebuah diskusi publik mengenai tantangan dan peluang masyarakat Papua dalam menyambut pemilihan kepala daerah. Bisa Anda ceritakan lebih lanjut mengenai forum tersebut?
Ya, benar. Saya diundang dalam sebuah diskusi publik bertajuk Tantangan dan Peluang Masyarakat Papua dalam Menyambut Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota Periode 2024-2029. Acara ini diselenggarakan oleh Analisis Papua Strategis (APS) yang dipimpin oleh Los Rumayom, seorang tokoh Papua dengan pemikiran progresif dalam melihat pembangunan dan strategi politik Papua. Forum ini dihadiri oleh seluruh calon gubernur, bupati, dan wali kota dari berbagai provinsi di Papua, serta Kapolda Papua dan sejumlah tokoh penting lainnya. Diskusi ini membahas visi masa depan Papua serta strategi pembangunan daerah tersebut.
Apa hal menarik yang Anda temui dalam forum tersebut?
Salah satu hal yang sangat menarik adalah kesatuan politik yang ditunjukkan oleh para tokoh Papua. Meskipun mereka berasal dari latar belakang politik yang berbeda, mereka tetap bersatu dalam memperjuangkan kepentingan Papua. Mereka memiliki strategi lobi yang kuat hingga ke tingkat pusat. Banyak tokoh Papua kini menduduki posisi strategis dalam pemerintahan, termasuk di Kementerian Luar Negeri. Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, mereka berhasil mendorong lahirnya kebijakan percepatan pembangunan Papua, yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2023. Perencanaan pembangunan Papua hingga 2041 pun sudah dirancang dengan matang.
Mengapa Papua mendapat perhatian besar dari pemerintah pusat?
Ada tiga faktor utama yang membuat suatu daerah mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat:
- Kondusivitas dan Inklusivitas – Daerah yang mampu menciptakan lingkungan yang kondusif dan inklusif akan lebih diperhatikan. Contohnya Bali, yang memiliki budaya terbuka dan tetap menjaga harmoni sosial di tengah perbedaan agama serta latar belakang.
- Kekayaan Sumber Daya Alam – Daerah dengan sumber daya alam melimpah juga menjadi prioritas dalam kebijakan nasional. Misalnya, Kalimantan dan Maluku Utara, yang memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi berkat kekayaan sumber daya alamnya.
- Konflik dan Perhatian Khusus dari Pemerintah – Papua mendapat perhatian besar karena sejarah konflik yang panjang. Dalam satu dekade terakhir, Papua mengalami perubahan signifikan dengan meningkatnya investasi, seperti pembangunan pabrik gula dan pabrik padi di Merauke, serta rencana pembangunan pabrik pupuk di Fakfak.
Menurut Anda, apa yang bisa Aceh pelajari dari Papua?
Aceh harus belajar dari Papua dalam membangun kesatuan politik dan memperkuat strategi lobi. Salah satu faktor utama yang merekatkan masyarakat Papua adalah modal sosial yang kuat, yaitu gereja. Gereja tidak hanya berfungsi sebagai institusi keagamaan, tetapi juga menjadi penjaga persatuan dan solidaritas sosial.
Di Aceh, sayangnya, kita belum memiliki modal sosial yang cukup kuat untuk menyatukan berbagai kelompok elit dan masyarakat. Akibatnya, sering terjadi perpecahan dalam politik maupun kehidupan sosial. Perbedaan tajam di antara berbagai kelompok politik, baik di kalangan ulama, birokrat, maupun masyarakat umum, menyebabkan Aceh sering kehilangan peluang dalam berbagai kebijakan nasional.
Bagaimana strategi yang bisa diterapkan di Aceh agar lebih kuat dalam lobi politik?
Aceh harus memperkuat solidaritas dan kesatuan politik antara elit, ulama, serta masyarakat umum. Kita perlu membangun kesadaran kolektif bahwa dengan bersatu, kita bisa lebih efektif dalam memperjuangkan kepentingan Aceh di tingkat nasional. Selain itu, diperlukan strategi komunikasi yang baik untuk membangun hubungan yang kuat dengan pemerintah pusat. Jika Aceh mampu membangun kesatuan politik dan lobi yang efektif, maka peluang untuk mendapatkan perhatian dan kebijakan strategis dari pemerintah pusat akan semakin besar.
Apa harapan Anda untuk masa depan Aceh?
Saya berharap semua pihak di Aceh dapat meningkatkan kesadaran kolektif dan membangun modal sosial yang kuat. Dengan demikian, Aceh bisa berkembang lebih baik, mendapatkan perhatian yang lebih besar dari pemerintah pusat, serta menjadi daerah yang maju, mandiri, dan sejahtera.
Terima kasih atas wawasan yang sangat berharga ini.
Sama-sama. Semoga ini menjadi refleksi bagi kita semua untuk membangun Aceh yang lebih baik. [MM]