SAGOETV | BANDA ACEH – Bulan suci Ramadhan merupakan momen istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mempererat solidaritas sosial. Selain mempersiapkan aspek spiritual dan kesehatan, pengelolaan keuangan yang bijak juga menjadi faktor penting agar Ramadhan dapat dijalani dengan tenang dan penuh berkah.
Hal itu disampaikan oleh Prof. Dr. Tgk H. Muhammad Yasir Yusuf, MA, di hadapan para jamaah dalam Kajian dan Halaqah Subuh di Masjid Raya Baiturrahman, Rabu, 19 Februari 2025.
Menurut Tgk H Mohd Yasir Yusuf, menjelang Ramadhan, masyarakat cenderung mengalami peningkatan pengeluaran akibat tingginya konsumsi dan kebutuhan tambahan. Untuk menghindari pemborosan, pertama sekali diperhatikan adalah menyusun anggran keuangan yang jelas, meliputi kebutuhan harian seperti makanan untuk sahur dan berbuka, biaya keperluan rumah tangga selama Ramadan, dan alokasi dana untuk zakat dan sedekah.
“Dengan disiplin dalam mengatur anggaran akan membantu menghindari pengeluaran berlebihan serta memastikan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal,” ujar Tgk Yasir Yusuf, yang juga Wakil Rektor III bidang Akademik dan Kelembagaan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh.
Strategi kedua, sebut Tgk Yasir Yusuf, adalah dengan memprioritas pada kebutuhan pokok, ia mengutip firman Allah Swt dalam Al-Qur’an, surat Al-A’raf ayat 31, yang artinya, “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.”
Prinsip kesederhanaan dalam konsumsi, jelas Tgk Yasir, sangat dianjurkan agar keuangan tetap stabil. Dengan mengurangi belanja yang tidak perlu, masyarakat dapat mengalokasikan dana lebih banyak untuk kegiatan sosial seperti berbagi kepada mereka yang membutuhkan.
Ketiga, adalah adanya alokasi dana untuk zakat dan sedekah, dimana ramadan menjadi momentum terbaik untuk berbagi dengan sesama. Beberapa kewajiban yang perlu diperhatikan antara lain, zakat fitrah, yang wajib dibayarkan sebelum Idul Fitri sebagai bentuk penyucian diri, zakat mal, yang diberikan jika telah memenuhi syarat nisab dan haul, dan sedekah, yang bisa diberikan kapan saja sebagai bentuk kepedulian sosial.
Selanjutnya, Prof Yasir juga menjelaskan bahwa tren konsumtif selama Ramadhan sering kali membuat masyarakat terjebak dalam utang. Keinginan untuk tampil mewah atau memenuhi gaya hidup yang berlebihan bisa berdampak negatif pada kondisi keuangan pasca-Ramadhan. “Oleh karena itu, bijak dalam berbelanja dan menghindari utang konsumtif menjadi langkah yang perlu diterapkan, sekali laghi hindari utang konsumtif,” tegasnya.
Kemudian, lanjutnya, lebaran dan Idul Fitri juga memerlukan perencanaan keuangan yang matang, terutama bagi mereka yang akan mudik. Ia mengingatkan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan ini antara lain, biaya perjalanan dan akomodasi, dana untuk berbagi kepada keluarga dan sanak saudara, dan keperluan lain yang berkaitan dengan perayaan Idul Fitri.
“Tanpa perencanaan yang baik, pengeluaran saat Lebaran bisa membebani keuangan di bulan-bulan berikutnya,” tutup Prof Tgk Yasir Yusuf mengingatkan para jamaah yang hadir di subuh itu. [CEM]