BANDA ACEH – Mantan pesepak bola asal Aceh, Iqbal Alfajri, mengungkapkan kisahnya saat mengikuti program pelatihan sepak bola di Paraguay yang digagas oleh Gubernur Aceh saat itu, Irwandi Yusuf. Program tersebut mengirim 30 pemain muda Aceh berusia sekitar 15 tahun untuk menimba ilmu sepak bola di Amerika Selatan pada 2008.
Iqbal bersama rekan-rekannya menjalani pelatihan intensif selama tiga tahun di Paraguay, dari 2008 hingga 2011. Menurutnya, Paraguay dipilih sebagai destinasi pelatihan karena memiliki biaya hidup yang lebih terjangkau serta kompetisi sepak bola yang cukup kompetitif di tingkat internasional.
“Saat itu, Paraguay merupakan salah satu negara dengan sepak bola yang berkembang pesat. Bahkan, mereka pernah masuk dalam jajaran tim terbaik dunia. Selain itu, biaya hidup di sana juga lebih murah dibandingkan negara lain di Amerika Selatan,” ujar Iqbal yang dalam acara Podcast di Sagoetv, Rabu (19/03/2025) kemarin, dipandu Muhazier Salda, sebagai Host.
Selama di Paraguay, para pemain tidak hanya berlatih teknik sepak bola, tetapi juga mendapatkan pendidikan formal, termasuk kursus bahasa Spanyol. Iqbal menilai ada perbedaan signifikan dalam gaya bermain sepak bola antara Paraguay dan Aceh. Di Aceh, pemain cenderung mengandalkan skill individu, sementara di Paraguay penekanan lebih pada teknik dasar seperti kontrol bola dan passing.
“Anak-anak di Aceh umumnya sudah memiliki kemampuan menggiring bola dan berlari cepat sejak kecil. Namun, dalam hal mengoper bola, sering kali masih kurang akurat. Sementara itu, di Paraguay, sejak dini mereka sudah dilatih teknik kontrol bola dan passing yang baik,” jelasnya.
Menurutnya, anak-anak di Paraguay sudah mulai bermain bola sejak usia lima tahun dan berkompetisi di level usia enam hingga tujuh tahun. Mental kompetitif mereka juga sangat kuat sejak usia dini.
“Sebelum bertanding, mereka sudah memiliki tekad kuat untuk menang dan tidak ingin kalah. Sementara di sini, anak-anak lebih cenderung bermain sepak bola untuk bersenang-senang,” tambahnya.
Iqbal juga menuturkan bahwa pengalaman di Paraguay tidak hanya mengajarkannya soal sepak bola, tetapi juga nilai-nilai disiplin dan etika, baik di dalam maupun di luar lapangan.
“Kami diajarkan untuk menjadi pribadi yang baik sebelum menjadi pemain hebat. Misalnya, saat makan bersama, kami diajarkan untuk tertib, tidak serakah, dan selalu menghormati orang lain. Begitu juga di lapangan, kami harus tetap sportif meskipun menghadapi permainan keras,” kenangnya.
Sepulang dari Paraguay pada 2011, Iqbal sempat bergabung dengan PSSB Bireuen yang saat itu didukung oleh Irwandi Yusuf. Namun, kariernya di dunia sepak bola terhenti akibat cedera lutut yang cukup parah. Ditambah dengan sanksi FIFA terhadap PSSI pada 2016, ia akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan karier profesionalnya di sepak bola.
Fokus di Dunia Bahasa Spanyol
Kini, Iqbal lebih fokus pada pengajaran bahasa Spanyol dan berbagi pengalaman tentang sepak bola Amerika Latin. Ia mengelola Genio Course, tempat belajar bahasa Spanyol secara daring. Karena jadwalnya yang padat, saat ini ia hanya menerima kelas privat secara online.
Menurutnya, bahasa Spanyol memiliki tingkat kesulitan tersendiri, tetapi lebih mudah dibanding bahasa Inggris dalam hal pelafalan. “Bahasa Spanyol bersifat fonetik, artinya cara membaca kata sesuai dengan cara menulisnya. Berbeda dengan bahasa Inggris yang sering kali pelafalannya tidak sesuai dengan ejaan,” jelasnya.
Menariknya, banyak nama tempat di Aceh yang menggunakan bahasa Spanyol tanpa disadari oleh pemiliknya, seperti La Luna (bulan), Nasi Goreng Amor (cinta), El Dorado, dan Kupi Bisikleta (kopi sepeda).
Meski sudah tidak berkarier sebagai pemain profesional, Iqbal tetap menikmati bermain sepak bola dalam pertandingan persahabatan. Ia melihat bahwa anak-anak Aceh memiliki potensi besar dalam sepak bola, tetapi kurang mendapat eksposur yang memadai. Menurutnya, minat anak-anak terhadap sepak bola saat ini juga menurun dibandingkan generasinya dulu, kemungkinan karena pengaruh gawai dan media sosial.
Di luar aktivitas profesionalnya, Iqbal menikmati waktu bersama keluarganya, terutama dengan istrinya. “Tugas utama saya sekarang ya membawa istri jalan-jalan,” ujarnya sambil tertawa.
Informasi Kursus Bahasa Spanyol
Bagi yang tertarik belajar bahasa Spanyol bersama Iqbal Alfajri, bisa menghubunginya melalui:
- Instagram: @geniocourse
- TikTok: @iqbalalfajri19
- WhatsApp: tersedia melalui tautan di akun TikTok
Kelas tersedia dalam bentuk reguler dan privat secara daring. Karena tingginya minat, pendaftaran dilakukan melalui pesan langsung (DM) di media sosialnya. []