Oleh: Naeli Rizqi Marhamah
Riset Programme for International Students Assessment (PISA) yang diadakan pada tahun 2018 menunjukkan data bahwa 41,1% murid di Indonesia mengaku pernah mengalami perlakuan perundungan. Angka persentase ini berada jauh di atas rata-rata negara anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) atau Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi yang hanya sebesar 22,7%. Hal ini menjadikan Indonesia menempati posisi kelima tertinggi dari total 78 negara sebagai negara dengan kasus perundungan paling banyak yang dialami murid.
Para peneliti yang mengkaji fenomena bullying atau perundungan menemukan fakta bahwa hal ini terjadi lebih banyak dari yang bisa kita lihat. Misalnya, banyak orang pernah percaya bahwa perundungan hanya terdiri dari intimidasi fisik dan penghinaan. Namun sebenarnya ada enam jenis intimidasi, mulai dari diskriminasi, membicarakan hal buruk akan seseorang, hingga mengolok-olok ras atau agama mereka.
Dengan membekali diri dengan pengetahuan akan jenis-jenis perundungan dan pelakunya pula, kita akan lebih siap dan tahu apa yang harus dilakukan jika bertemu dengan situasi seperti ini. Simak penjelasannya, yuk!
Jenis-jenis Bullying
1. Physical Bullying (berkaitan dengan fisik)
Bullying fisik adalah bentuk bullying yang paling jelas dan mudah untuk diidentifikasi. Hal ini terjadi ketika pelaku menggunakan tindakan fisik untuk menunjukan kekuatan dan kendali atas korban mereka. Pelaku perundungan jenis ini cenderung lebih besar, lebih kuat, dan lebih agresif daripada korbannya mereka. Contoh tindakan yang termasuk perundungan jenis ini yaitu seperti menendang, memukul, meninju, menampar, mendorong, dan serangan fisik lainnya. Selain itu, secara historis pun jenis pembullyan ini mendapat lebih banyak perhatian dari berbagai pihak daripada bentuk pembullyan lainnya yang lebih halus.
2. Verbal Bullying (kata-kata kasar)
Pelaku perundungan verbal menggunakan kata-kata dan pernyataan untuk mendapatkan kekuasaan dan kontrol atas korbannya. Biasanya, pelaku akan menggunakan penghinaan tanpa henti untuk meremehkan, merendahkan, dan menyakiti orang lain. Pelaku memilih korban mereka berdasarkan bagaimana mereka bertindak atau berperilaku. Pelaku bullying verbal juga biasa menargetkan mereka yang berkebutuhan khusus.
Perundungan secara verbal seringkali sangat sulit untuk diidentifikasi karena serangan hampir selalu terjadi secara diam-diam. Akibatnya, sering kali perkataan korbannya dianggap bohong dan bertentangan dengan perkataan orang lain. Selain itu, banyak orang merasa bahwa hal-hal yang dikatakan tidak akan memberikan dampak signifikan kepada orang lain. Akibatnya, mereka hanya akan memberi tahu korban perundungan untuk “mengabaikan” apa yang dikatakan pelaku. Padahal, bullying verbal harus ditanggapi dengan serius.
Penelitian telah menunjukkan bahwa bullying verbal dan penghinaan ini dapat memberikan efek yang serius dengan meninggalkan luka emosional yang mendalam pada korbannya.
3. Relational Aggression (agresi relasi)
Agresi relasional adalah jenis intimidasi yang licik dan berbahaya yang sering kali tidak diperhatikan oleh banyak orang. Kadang-kadang disebut sebagai intimidasi emosional atau intimidasi sosial, agresi relasional adalah jenis manipulasi sosial di mana remaja dan remaja mencoba untuk menyakiti rekan-rekan mereka atau menyabotase status sosial mereka.
Penindas relasional ini sering mengucilkan orang lain dari suatu kelompok, menyebarkan hal-hal yang tidak benar, memanipulasi situasi, dan merusak kepercayaan orang lain atas korbannya. Tujuan dari pelaku melakukan hal ini adalah untuk meningkatkan status sosial mereka sendiri dengan menindas dan mengendalikan mereka. Secara umum, perempuan memiliki kecenderungan menjadi pelaku daripada laki-laki. Fenomena ini sering disebut sebagai “Mean Girls” atau “frenemies”.
4. Cyber bullying (berkaitan dengan sosial media)
Saat orang-orang menggunakan internet, smartphone, atau teknologi lain untuk melecehkan, mengancam, mempermalukan, atau menargetkan orang lain, itu dapat disebut sebagai cyberbullying. Contoh cyberbullying bisa termasuk memposting gambar yang menyakitkan, membuat ancaman online, dan mengirim email atau teks yang tidak sepantasnya. Karena orang-orang selalu terhubung, cyberbullying adalah masalah yang berkembang pesat di kalangan masyarakat sekarang ini. Hal ini juga dapat berkembang menjadi lebih luas karena pelaku dapat melakukannya dengan risiko yang jauh lebih kecil.
Pelaku bully jenis ini sering mengatakan hal-hal yang tidak berani mereka katakan secara langsung. Teknologi membuat mereka merasa aman dan terlepas dari situasi. Untuk target cyberbullying, rasanya invasif dan tidak bergantung pada golongan tertentu. Pelaku dapat melakukan perundungan kapan saja dan di mana saja, seringkali dengan nyaman dan aman di rumah mereka sendiri.
5. Sexual Bullying (berkaitan dengan seksual, sexist)
Penindasan seksual terdiri dari tindakan berulang, berbahaya, dan memalukan yang menargetkan seseorang secara seksual. Contohnya termasuk panggilan nama secara seksual atau biasa disebut catcalling, komentar kasar, gerakan vulgar, sentuhan, dan pornografi. Seorang pelaku melancarkan aksinya dengan membuat komentar tidak pantas tentang penampilan dan aktivitas seksual korbannya.
Dalam kasus ekstrim, perundungan seksual membuka pintu untuk terjadinya kekerasan seksual. Perempuan sering menjadi sasaran perundungan seksual baik oleh laki-laki maupun perempuan lainnya. Pelaku laki-laki biasanya menyentuh secara paksa dan berkomentar yang mengandung hal-hal seksual. Sedangkan perempuan melakukannya dengan memanggil korban dengan kata-kata seperti “pelacur” atau “gelandangan”, menghina tentang penampilan atau tubuh mereka, dan terlibat dalam slut-shaming.
Sexting juga dapat menyebabkan intimidasi seksual. Jika seorang perempuan mengirim foto dirinya ke pacarnya, pacarnya mungkin akan membagikan foto itu secara luas jika mereka putus. Si perempuan akan menjadi sasaran perundungan seksual karena olokan atas tubuhnya, memanggilnya dengan kata-kata kasar, dan membuat komentar vulgar tentang dirinya.
6. Prejudical Bullying (berkaitan dengan ras dan agama)
Bullying jenis ini didasarkan pada prasangka orang terhadap mereka yang berasal dari ras, agama, atau orientasi seksual yang berbeda. Jenis intimidasi ini dapat mencakup semua jenis intimidasi lainnya.
Bagaimana cara menghadapinya?
Jangan takut untuk berbagi cerita dengan orang lain. Siapa yang harus kamu beri tahu? Kamu dapat memberitahu orang tua, teman, atau orang dewasa manapun yang kamu percayai. Pastikan untuk menceritakan dengan tepat apa yang terjadi, siapa yang diganggu, siapa pelakunya, dimana dan kapan itu terjadi. Bahkan jika kamu mencurigai seseorang yang diganggu, ada baiknya untuk melaporkannya juga. Jika kamu memberitahu orang dewasa dan kamu tidak berpikir mereka melakukan apa pun tentang penindasan atau jika situasinya tidak membaik, beritahu orang lain. Terus bercerita hingga seseorang melakukan sesuatu untuk membantu.
Jadilah pendengar yang baik
Hanya mendukung orang yang ditindas itu menghibur. Ini akan menunjukkan bahwa seseorang atau banyak orang peduli pada mereka.
Ketika seseorang sedang merasa tidak baik-baik saja, mereka membutuhkan seorang teman. Sertakan mereka dalam kegiatan. Menjadi pendengar yang baik dan suportif sangat berarti bagi korban. Tunjukkan bahwa kamu peduli pada korban.
Membela diri
Jika kamu merasa aman dan nyaman, beritahu si pelaku bahwa apa yang mereka lakukan itu tidak baik dan salah. Sampaikan dengan sederhana. Tidak perlu membully mereka kembali. Jika kamu merasa tidak nyaman menghadapi si penindas, beritahu orang lain. []