• Tentang Kami
Monday, June 30, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

KKJ Aceh: Hukum Pelaku Kekerasan terhadap Jurnalis Ismed di Pidie Jaya

SAGOE TV by SAGOE TV
March 20, 2025
in News
Reading Time: 5 mins read
A A
0
KKJ Aceh Hukum Pelaku Kekerasan terhadap Jurnalis Ismed di Pidie Jaya

Sidang perdana kasus kekerasan terhadap jurnalis Ismail M Adam alias Ismed di Pidie Jaya. Foto: dok. KKJ Aceh

Share on FacebookShare on Twitter

SAGOETV | MEUREUDU – Jurnalis Ismail M. Adam alias Ismed, kontributor CNN Indonesia TV di Pidie Jaya, menjalani sidang pertamanya di Pengadilan Negeri Meureudu pada Rabu, 19 Maret 2025. Sidang tersebut berlangsung dengan agenda pembacaan dakwaan serta pemeriksaan saksi-saksi yang dipimpin oleh Hakim Ketua Arif Kurniawan serta dua hakim anggota yaitu Ranmansyah Putra Simatupang dan Wahyudi Agung Pamungkas.

Selaku penuntut umum dalam perkara ini hadir M. Faza Adhiyaksa dan Suheri Wira Fernanda, sementara itu yang hadir sebagai penasihat hukum serta mewakili kepentingan terdakwa Iskandar selaku pelaku penganiayaan terhadap Ismed adalah Taufik Akbar dan Aiyub. Tim dari Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Aceh juga ikut serta memantau jalannya persidangan yang berlangsung selama lebih kurang 2,5 jam.

BACA JUGA

Pemerintah Aceh Siapkan Sekolah Unggulan Garuda, Komitmen Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Doa dan Kenduri Akbar Warnai Kembalinya 4 Pulau ke Wilayah Aceh, Gubernur Mualem: Ini Pulau Kita!

KKJ Aceh dalam siaran persnya menjelaskan bahwa sidang ini tidak digelar dalam taraf Ismed sebagai jurnalis yang menjadi korban penganiayaan karena kerja-kerja jurnalistiknya. Dengan kata lain, Ismed dalam persidangan ini hanya ditempatkan sebagai korban penganiayaan yang pelakunya ditargetkan dengan pasal 351 ayat 1 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Sewaktu kasus ini masih pada level penyidikan di tingkat kepolisian hingga berkas perkara sampai ke meja kejaksaan, KKJ Aceh telah mewanti-wanti aparat penegak hukum bahwa penganiayaan ini erat kaitannya dengan pekerjaan korban sebagai jurnalis. Karena itu, yogianya, pelaku dijerat dengan pasal 351 ayat 1 KUHP juncto pasal 18 UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Pasal 18 tersebut menjelaskan bahwa menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan pasal 4 ayat 2 dalam UU yang sama dan dapat dipenjara paling lama dua tahun atau denda paling banyak lima ratus juta rupiah.

Ketika juncto diberlakukan, berat dan ringan hukuman yang akan diterapkan atas pelaku nantinya mesti mengacu pada pasal 351 ayat 1 KUHP selaku pasal yang memiliki kadar hukuman yang jauh lebih berat ketimbang pasal 18 UU Pers. Tetapi hal ini tentu tidak jadi soal. Mengapa? Ini karena alasan utama mengapa pasal 18 UU Pers menjadi penting untuk diikutsertakan dalam berkas penuntutan tidak lain tidak bukan demi adanya “penghormatan” terhadap kemerdekaan pers sebagaimana yang diusung oleh Ismed selaku jurnalis yang menjadi korban penganiayaan.

Baca Juga:  Jemaah Haji Aceh yang Meninggal di Tanah Suci Bertambah Menjadi 6 Orang

Dalam kasus ini, KKJ Aceh menilai bahwa selain menganiaya, pelaku juga melanggar pasal 4 ayat 2 UU Pers yaitu tepatnya pada bagian “penyensoran”. Ketentuan umum UU Pers sendiri telah menjelaskan secara rinci bahwa penyensoran merupakan penghapusan secara paksa sebagian atau seluruh materi informasi yang akan diterbitkan atau disiarkan, atau tindakan teguran atau peringatan yang bersifat mengancam dari pihak manapun, dan atau kewajiban melapor, serta memperoleh izin dari pihak berwajib, dalam pelaksanaan kegiatan jurnalistik. Selama persidangan, berkali-kali para saksi mengaku mendengar pelaku menegaskan kepada korban bahwa apabila hendak meliput maka wajib meminta izin terlebih dahulu kepada dirinya selaku kepala desa.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ismed mengalami penganiaayaan usai meliput inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan kepala dinas kesehatan setempat ke sebuah polindes (pondok bersalin desa) yang dipenuhi semak belukar. Polindes tersebut kebetulan berada di desa di mana Iskandar menjabat sebagai kepala desa. Di muka persidangan, pelaku sendiri tidak pernah membantah bahwa ia memang pernah melontarkan kalimat yang menurut KKJ Aceh masuk ke dalam ranah penyensoran.

Perlu dicatat bahwa punca (akar) masalah yang membuat Iskandar berang, berdasarkan keterangan salah seorang saksi di dalam persidangan, adalah video yang diunggah oleh Ismed ke akun media sosial TikTok yang menayangkan hasil sidak bersama kepala dinas kesehatan. Video ini sendiri lebih dulu mengudara sebelum berita yang diliput oleh Ismed tayang di sebuah portal berita daring serta CNN Indonesia TV. Namun, kendati Iskandar menganiaya diakibatkan karena video yang viral di TikTok pribadi Ismed, yang notabene tidak ada kaitannya dengan produk jurnalistik sama sekali, unsur penyensoran tetap saja berlaku.

Itu karena musabab penganiayaan yang dilakukan oleh Iskandar harus ditarik dari kalimat yang ia lontarkan sewaktu melakukan tindakan penganiayaan terhadap Ismed. Yakni karena korban tidak pernah meminta izin terlebih dahulu kepada dirinya sewaktu melakukan peliputan. Belum lagi, setelah penganiayaan terjadi, CNN Indonesia TV menayangkan berita yang Ismed liput, yang secara tidak langsung telah melengkapi unsur penyensoran yang dimaksud. Namun, kendati kesempatan diikutsertakannya pasal dari UU Pers dalam kasus ini sudah tertutup rapat karena persidangan di pengadilan telah dimulai, KKJ Aceh tetap akan memantau persidangan guna memastikan agar pelaku menerima akibat dari perbuatannya.

Baca Juga:  USK Kukuhkan 5 Profesor Baru, Pj Gubernur Aceh Tekankan Pentingnya Peran Akademisi

Sementara itu, perlu dicatat bahwa sebelum sampai ke pengadilan, pihak Kejari Pidie Jaya sempat memfasilitasi upaya perdamaian antara Ismed dengan pelaku melalui mekanisme Restorative Justice atau Keadilan Restoratif. Upaya ini berlangsung di kantor kejari setempat yang ikut menghadirkan istri dan anak pelaku pada 10 Maret 2025. Namun, Ismed tentu saja lebih memilih membawa kasus ini ke pengadilan agar pelaku dapat dihukum sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga upaya Restorative Justice tersebut tidak pernah menemukan titik temu. Dalam persidangan, Hakim Ketua Arif Kurniawan juga sempat menawarkan kembali upaya yang sama secara persuasif, yang lagi-lagi ditolak oleh Ismed.

Seperti yang diketahui, kemerdekaan pers sebagaimana UU No. 40/1999 tentang Pers itu merupakan sarana masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Restorative Justice yang difasilitasi oleh kejari ini sedari awal yogianya mesti melihat syarat yang diajukan oleh aturan internal kejaksaan sebagaimana dapat dilihat pada pasal 4 ayat 1 Perja No 15/2020 tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif. Bahwa, penghentian penuntutan berdasarkan Restoratove Justice dilakukan dengan memperhatikan kepentingan korban dan kepentingan hukum lain yang dilindungi yang dalam hal ini tidak lain tidak bukan ialah UU No. 40/1999 tentang Pers itu sendiri.

Seandainya mekanisme Restorative Justice dalam kasus Ismed ini berhasil, maka ditakutkan akan menjadi semacam yurispudensi dan mulai diterapkan terhadap banyak kasus kekerasan terhadap jurnalis pada masa yang akan datang. Tentu saja apabila hal ini terjadi, UU Pers yang selama ini menjadi tumpuan perlindungan kebebasan pers dan jurnalis akan kehilangan martabatnya. Lagi-lagi perlu ditegaskan di sini bahwa Indonesia telah secara khusus memberikan perlindungan yang mendasar, menyeluruh, dan profesional terhadap jurnalis melalui pasal 8 UU Pers tadi. Oleh karena itu, pendekatan dengan UU Pers terhadap kasus penganiayaan jurnalis menjadi penting sebagai bagian dari kewajiban aparat penegak hukum selaku alat negara dalam melindungi pers sebagai pilar keempat demokrasi di negara ini.

Restorative Justice sendiri dalam konteks peradilan pidana merupakan hal yang lumrah bahkan mekanisme ini dapat diterapkan pada semua tahapan, baik itu pra-ajudikasi, dalam hal ini penyelidikan, penyidikan, penuntutan, maupun juga pada tahapan ajudikasi atau persidangan. Bahkan jika memungkinkan dapat juga diterapkan pada tahap purna ajudikasi atau pemasyarakatan. Namun, untuk kasus kekerasan terhadap jurnalis, yang dampaknya bahkan melampaui korban itu sendiri karena dalam kasus kekerasan terhadap jurnalis koheren dengan hal lain terutama hak asasi manusia yang di dalamnya berkelindan banyak hal seperti hak publik untuk tahu, maka ada UU Pers yang bisa dijadikan sebagai rujukan selaku lex speacialis.

Baca Juga:  Santri dan Mahasiswa Indonesia Ikuti Program Harmony in Action di Thailand

Di sini, KKJ Aceh menaruh sejumlah poin demi merespons kembali kasus kekerasan yang dialami oleh jurnalis Ismail M. Adam alias Ismed:
1. Meminta hakim menjatuhkan vonis seberat-beratnya atas pelaku kekerasan terhadap Kontributor CNN Indonesia TV Ismail M. Adam alias Ismed;
2. Meminta aparat penegak hukum baik di tingkat kepolisian maupun kejaksaan untuk mengedepankan perspektif perlindungan terhadap jurnalis dan penegakan kemerdekaan pers dalam menangani kasus kekerasan terhadap jurnalis;
3. Meminta aparat penegak hukum baik di tingkat kepolisian maupun kejaksaan untuk tidak menggunakan mekanisme Restorative Justice dalam menangani kasus kekerasan yang dialami oleh jurnalis;
4. Sejatinya pers itu bebas dari tindakan pencegahan, pelarangan, dan atau penekanan agar hak masyarakat dalam memperoleh informasi terjamin, karena itu seluruh elemen masyarakat termasuk aparatur pemerintahan serta aparat penegak hukum yogianya menghormati setiap kerja jurnalistik yang dilaksanakan berdasarkan UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan terhadap kemerdekaan pers;
5. Apabila terdapat pihak yang keberatan dengan sebuah produk jurnalistik atau pemberitaan, maka terdapat mekanisme seperti yang telah diatur UU Pers dalam hal ini dengan menggunakan hak jawab/koreksi atau melakukan pengaduan ke Dewan Pers;
6. Mengimbau para jurnalis untuk senantiasa mematuhi Kode Etik Jurnalistik sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme;
7. Mengimbau para jurnalis yang menjadi korban kekerasan untuk melaporkan setiap bentuk kekerasan yang dialami selama proses peliputan
8. Mengutuk segala bentuk tindakan yang mengarah kepada penghalang-halangan kerja jurnalistik.

Sepintas tentang Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Aceh
KKJ Aceh merupakan bagian dari KKJ Indonesia. KKJ Aceh dideklarasikan pada 14 September 2024, yang saat ini beranggotakan empat organisasi profesi jurnalis, yakni Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengda Aceh, serta Pewarta Foto Indonesia (PFI) Aceh. Selanjutnya, tiga organisasi masyarakat sipil, yakni Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh, Komisi Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Aceh, dan Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA). []

Tags: acehHukumJurnalisKebebasan PersKekerasanKKJPersPidie Jaya
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
SAGOE TV

SAGOE TV

SAGOETV.com adalah platform media digital yang memberi sudut pandang mencerahkan di Indonesia, berbasis di Banda Aceh. SAGOETV.com fokus pada berita, video, dan analisis dengan berbagai sudut pandang moderat.

Related Posts

Pemerintah Aceh Siapkan Sekolah Unggulan Garuda, Komitmen Tingkatkan Kualitas Pendidikan
News

Pemerintah Aceh Siapkan Sekolah Unggulan Garuda, Komitmen Tingkatkan Kualitas Pendidikan

by SAGOE TV
June 30, 2025
Doa dan Kenduri Akbar Warnai Kembalinya 4 Pulau ke Wilayah Aceh, Gubernur Mualem: Ini Pulau Kita!
News

Doa dan Kenduri Akbar Warnai Kembalinya 4 Pulau ke Wilayah Aceh, Gubernur Mualem: Ini Pulau Kita!

by SAGOE TV
June 30, 2025
Wagub Sambut Kepulangan Jemaah Haji Aceh, Serukan Teladan Haji Mabrur di Masyarakat
News

Wagub Sambut Kepulangan Jemaah Haji Aceh, Serukan Teladan Haji Mabrur di Masyarakat

by SAGOE TV
June 29, 2025
Mualem Dengarkan Keluhan Warga Aceh Singkil, Komitmen Tuntaskan Persoalan HGU dan Tapal Batas
News

Mualem Dengarkan Keluhan Warga Aceh Singkil, Komitmen Tuntaskan Persoalan HGU dan Tapal Batas

by SAGOE TV
June 29, 2025
2 Bocah Asal Meulaboh Tenggelam di Pantai Lhoknga, Basarnas Banda Aceh Lakukan Pencarian
News

2 Bocah Asal Meulaboh Tenggelam di Pantai Lhoknga, Basarnas Lakukan Pencarian

by SAGOE TV
June 29, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Reuni Alumni Jeumala 2003 di Pantai Riting: Semangat Kekompakan Tak Pernah Luntur

Reuni Alumni Jeumala 2003 di Pantai Riting: Semangat Kekompakan Tak Pernah Luntur

June 28, 2025
Harga Mobil Terancam Naik, Pengusaha Otomotif Aceh Harap Pergub Opsen Pajak Kendaraan Diperpanjang

Harga Mobil Terancam Naik, Pengusaha Otomotif Aceh Harap Pergub Opsen Pajak Kendaraan Diperpanjang

June 25, 2025
Eks Panglima GAM Sabang Harap Tengku Jamaica Wakili Aceh di Kementerian

Eks Panglima GAM Sabang Harap Tengku Jamaica Wakili Aceh di Kementerian

June 27, 2025
Guru Besar UIN Ar-Raniry Dikukuhkan sebagai Ketua BWI Aceh, Ini Susunan Pengurusnya

Guru Besar UIN Ar-Raniry Dikukuhkan sebagai Ketua BWI Aceh, Ini Susunan Pengurusnya

June 26, 2025
Rubrik Seni Sagoe TV

Rubrik Seni Sagoe TV

June 26, 2025
5 Anggota Komisi Informasi Aceh Resmi Dilantik, Ini Nama-namanya

5 Anggota Komisi Informasi Aceh Resmi Dilantik, Ini Nama-namanya

June 24, 2025
Saat Aceh Bernyanyi: Musik, Luka, dan Harapan yang Menggema

Saat Aceh Bernyanyi: Musik, Luka, dan Harapan yang Menggema

June 26, 2025
Prof KBA Tekankan Pentingnya Rekayasa Sosial Islami Hadapi Tantangan Pendidikan di Era Digital

Prof KBA Tekankan Pentingnya Rekayasa Sosial Islami Hadapi Tantangan Pendidikan di Era Digital

June 23, 2025
Ngopi Bareng Tokoh GAM dan Intel, Kisah di Tengah Konflik Aceh

Ngopi Bareng Tokoh GAM dan Intel, Kisah di Tengah Konflik Aceh

June 29, 2025

EDITOR'S PICK

Menghitung Perluasan Risiko Perang Skala Kawasan Timur Tengah

Menghitung Perluasan Risiko Perang Skala Kawasan Timur Tengah

October 15, 2023
GI UIA Akan Lakukan Gebrakan 1.000 Investor Pasar Modal di Bireuen

GI UIA Akan Lakukan Gebrakan 1.000 Investor Pasar Modal di Bireuen

April 23, 2025
Fasilitas Arung Jeram PON Aceh-Sumut di Aceh Tenggara Hilang

Fasilitas Arung Jeram PON Aceh-Sumut di Aceh Tenggara Hilang

February 19, 2025
74 Pejabat Dilantik Gubernur Mualem, ASN Didorong Lebih Profesional dan Amanah

74 Pejabat Dilantik Gubernur Mualem, ASN Didorong Lebih Profesional dan Amanah

May 19, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.