SAGOETV | BANDA ACEH – Petugas kesehatan Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur, melaporkan bahwa mayoritas pengungsi Rohingya yang berada di Desa Seuneubok Rawang mengalami berbagai keluhan kesehatan, terutama gatal-gatal dan diare. Kondisi ini menjadi perhatian utama karena dapat berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan para pengungsi dalam jangka panjang.
Tim medis dari Puskesmas Peureulak Timur secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap para pengungsi Rohingya itu guna memastikan kondisi mereka tetap terpantau. Berdasarkan hasil pemeriksaan, sebagian besar keluhan yang diderita oleh pengungsi meliputi penyakit kulit seperti dermatitis, gangguan pencernaan seperti diare, serta batuk dan demam.
Menurut dr. Srimulyati, selaku dokter di Puskesmas Peureulak Timur, faktor utama yang menyebabkan banyaknya kasus penyakit di kalangan pengungsi adalah rendahnya kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan serta kurangnya fasilitas sanitasi yang memadai. Hal ini menyebabkan lingkungan di sekitar tempat pengungsian menjadi tidak higienis, sehingga mudah memicu penyebaran berbagai penyakit.
Untuk menangani permasalahan kesehatan yang terus meningkat, tim medis dari Puskesmas Peureulak Timur melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dua kali dalam seminggu, yaitu setiap hari Senin dan Kamis. Pemeriksaan ini mencakup pengecekan kondisi kesehatan umum pengungsi, pemberian obat-obatan yang diperlukan, serta edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
“Sanitasi yang belum memadai, ditambah dengan kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan, meningkatkan risiko penyebaran penyakit di kalangan pengungsi,” ujar dr. Srimulyati saat diwawancarai setelah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap para pengungsi, Kamis (6/3/2025).
Selain pemeriksaan rutin, tim medis juga berupaya memberikan edukasi kepada para pengungsi agar lebih peduli terhadap kebersihan diri dan lingkungan sekitar mereka. Upaya ini bertujuan untuk menekan angka penyebaran penyakit dan meningkatkan kualitas kesehatan para pengungsi dalam jangka panjang.
Sanitasi dan Pencegahan
Salah satu faktor utama yang memperburuk kondisi kesehatan pengungsi adalah kurangnya fasilitas sanitasi yang layak. Air bersih yang tersedia di lokasi pengungsian masih terbatas, sehingga banyak pengungsi yang kesulitan dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Selain itu, sistem pembuangan limbah yang kurang memadai juga menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya kasus penyakit di kalangan pengungsi.
Menanggapi permasalahan ini, pihak Puskesmas Peureulak Timur telah mengajukan rekomendasi kepada United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) agar lebih memperhatikan aspek kebersihan dan sanitasi di lokasi pengungsian. Mereka meminta agar UNHCR memberikan edukasi kepada para pengungsi mengenai pentingnya menjaga kebersihan serta menyediakan fasilitas sanitasi yang lebih layak.
“Kami telah menyampaikan kepada pihak UNHCR agar mengimbau para pengungsi untuk lebih memperhatikan kebersihan. Namun, di lapangan, kita masih melihat bahwa fasilitas sanitasi belum memadai, sehingga risiko penyakit tetap tinggi,” tambah dr. Srimulyati.
Selain itu, tim medis juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait guna mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kondisi sanitasi dan kesehatan di lokasi pengungsian. Harapannya, dengan adanya perbaikan sanitasi dan peningkatan kesadaran akan kebersihan, angka kasus penyakit di kalangan pengungsi dapat berkurang secara signifikan.
Kondisi kesehatan para pengungsi Rohingya di Aceh Timur masih memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Dengan tingginya angka kasus penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kurang bersih dan fasilitas sanitasi yang belum memadai, diperlukan langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini.
Pemerintah daerah, lembaga kemanusiaan, dan organisasi internasional diharapkan dapat bekerja sama dalam menyediakan sarana dan prasarana yang lebih baik bagi para pengungsi. Selain itu, edukasi mengenai kebersihan dan pola hidup sehat juga perlu terus digencarkan agar para pengungsi dapat menjaga kesehatan mereka secara mandiri.
Dengan adanya langkah-langkah preventif yang lebih baik, diharapkan kondisi kesehatan pengungsi Rohingya di Aceh Timur dapat segera membaik, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan layak di tempat pengungsian. [AS]