SAGOE TV | DARUSSALAM – Universitas Syiah Kuala (USK) mendorong mahasiswa untuk menjadi generasi tangguh yang sehat, beretika, dan berakhlak mulia melalui kegiatan Indonesian Gender & Inclusion Forum (IGIF) 2025 di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Ahad (2/11). Forum ini menjadi wadah edukasi bagi mahasiswa agar lebih waspada terhadap pengaruh perilaku LGBT, seks bebas, dan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika,dan Zat Adiktif (NAPZA).
Forum IGIF tersebut digagas oleh Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan BEM USK 2025, bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Aceh, Sekolah Keluarga SAMARA, dan Forum Dakwah Perbatasan. Tujuannya ntuk meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap isu sosial dan moral di lingkungan kampus, khususnya dalam mencegah perilaku menyimpang yang dapat merusak masa depan generasi muda.
Rektor USK Prof Marwan dalam sambutannya menegaskan, fenomena LGBT dan perilaku amoral bukanlah hal baru, melainkan telah terjadi sejak zaman Nabi Luth dan dilarang secara tegas dalam ajaran agama. Ia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan beretika di USK.
“Kami ingin mahasiswa USK tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kuat secara moral dan berintegritas. Universitas memiliki tanggung jawab untuk membina dan melindungi mahasiswa dari perilaku yang menyimpang dari fitrah,” ujarnya.
Rektor mengingatkan bahwa kampus telah memiliki kode etik dan mekanisme pelaporan bagi kasus pelanggaran moral, termasuk perilaku LGBT. Ia menekankan perlunya peran bersama seluruh sivitas akademika dalam pencegahan serta pembinaan terhadap mahasiswa yang terlibat kasus serupa.
Ketua Panitia IGIF 2025, Delfina Bunga Zalia, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini lahir dari keprihatinan atas meningkatnya kasus perubahan perilaku dan pelanggaran moral di kalangan mahasiswa. Melalui forum ini, panitia berharap dapat mendorong lahirnya kebijakan dan gerakan nyata dalam melindungi generasi muda dari pengaruh negatif.
Forum IGIF 2025 menghadirkan dua narasumber utama, yaitu dr. Dewi Inong Irana, Sp.D.V.E, FINSDV, FAADV, dan Ustadz Bendri Jaisyurrahman.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi momentum bagi mahasiswa untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga diri dan lingkungan sosial dari perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan budaya,” kata Delfina.
Dalam pemaparannya, dr. Dewi Inong menjelaskan dari perspektif kesehatan bahwa perilaku seks bebas dan hubungan sesama jenis berisiko tinggi terhadap penularan penyakit menular seksual (IMS) dan HIV/AIDS. Ia menegaskan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, menjauhi pornografi, serta menghindari perilaku seksual di luar pernikahan.
Sedangkan Ustadz Bendri Jaisyurrahman memaparkan pandangan Islam tentang LGBT, dengan menekankan bahwa perilaku tersebut merupakan penyimpangan dari fitrah manusia. Ia mengingatkan mahasiswa agar berhati-hati terhadap pengaruh budaya liberal dan media sosial yang kian menormalisasi perilaku menyimpang di kalangan remaja. []




















