BANDA ACEH | SAGOE TVĀ – Kalau ada yang bilang agama itu susah, kayaknya perlu dicek dulu, yang susah itu agamanya atau kitanya yang kebanyakan gaya? Demikian sentilan halus, Prof Dr Tgk H. Fauzi Saleh, Lc, MA, dalam Kajian dan Halaqah Subuh, Selasa, (15/04/2025) di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Ia menyampaikan bahwa sesuatu yang sebenarnya sederhana tapi kadang suka lupa, Allah itu nggak pernah nyuruh yang berat-berat. Yang bikin ribet, ya kita sendiri.
āAllah nggak pernah menjadikan agama ini kesulitan. Puasa, misalnya, itu bukan siksaan, tapi rahmat. Badan malah jadi ringan, hati lapang. Tapi habis lebaran, ya berat lagi, karena rendang dan lontong opor bersatu padu mengguncang iman,ā ujar Guru Besar UIN Ar Raniry Darussalam Banda Aceh ini.
Shalat juga begitu. Shalat itu mendidik kedisiplinan. Ada tumakninah, ada ketenangan. Kalau khusyuk, katanya, tekanan darah bisa lebih stabil. Nah, kalau nggak khusyuk? Ya jangan salahin shalatnya, salahin notifikasi HP yang bunyinya kayak sirene pemadam.
Intinya, kata beliau, Allah tuh nggak pernah ngasih beban kecuali sesuai kemampuan kita. Kita punya anak, pasangan, pekerjaanāitu semua karena Allah tahu kita mampu. Tapi ya itu, kadang bukan soal mampu atau tidak, tapi males atau enggak.
āFainna maāal āusri yusra,ā katanya. āSesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.ā Kayak puasa: kalau nggak puasa, nggak bakal ada momen indahnya buka. Iya kan?
Nabi Muhammad SAW sendiri bersabda: āBuitstu bil hanifiyyatis samhahā , saya diutus dengan agama yang lurus dan penuh kemudahan. Contoh konkrit? Shalat bisa sambil berdiri. Kalau nggak sanggup, ya duduk. Duduk pun susah? Ya berbaring. Bahkan kalau sudah nggak bisa semua, ya dishalatkan. Segampang itu. Agama nggak pernah mempersulit, kita aja yang doyan bikin rumit.
Rukhsah yang Dilupakan
Ustaz juga menjelaskan soal rukhsah, alias keringanan dalam agama. Ini semacam āremedialā tapi tanpa harus minta tolong dosen pembimbing. Contohnya, Musafir boleh qasar shalat, dari 4 rakaat jadi 2. Orang haid, ibu hamil, menyusui? Ada keringanannya. Nggak bisa puasa? Bisa ganti di hari lain.
Ada juga rukhsah model āganti formatā. Misalnya, yang nggak bisa berdiri bisa salat duduk, yang nggak bisa salat karena sakit bisa tayamum. Ini semacam fitur āsafe modeā dalam agama. Simple. Ringan. Tinggal niat dan jalankan.
Tapi ya itu, kita ini suka bikin ribet sendiri. Tanya-tanya hal yang belum tentu wajib, malah bisa jadi wajib gara-gara ditanya. Ada sahabat nanya ke Nabi: āApakah haji tiap tahun, ya Rasul?ā Nabi jawab: āKalau saya bilang iya, nanti jadi wajib. Jadi, udah diem aja.ā
Kewajiban agama itu sedikit kok. Shalat lim waktu, puasa setahun sekali, zakat kalau cukup nisab, haji sekali seumur hidupākalau mampu. Selebihnya? Sunnah. Nggak dilaksanakan nggak dosa, dilaksanakan berpahala. Enak, kan?
Tapi herannya, yang haram cuma sedikit itu malah yang dicari. Padahal yang halal bejibun. Kayak orang ke supermarket, yang diambil justru barang kadaluarsa. Nggak masuk akal.
Agama, kata ustaz itu, adalah kasih sayang. Bahkan niat aja udah dapat pahala, meskipun belum sempat dikerjakan. Karena Allah tahu, kemampuan manusia terbatas.
Jadi ya gitu, jangan nyalahin agama kalau kita males. Jangan nuduh agama ribet kalau kita sendiri yang gak mau belajar. āJangan jatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan,ā kata Allah dalam Qurāan. Tapi kadang kita yang loncat sendiri ke jurang kebingungan, padahal Allah udah kasih jalan tol. []