SAGOETV | BANDA ACEH – Seorang dosen dari Walailak University, Thailand, Abdul Razak Panaemalae, melakukan kunjungan ke Banda Aceh. Dalam kunjungan tersebut, ia menyempatkan diri singgah ke Sagoe TV , Sabtu (20/4/2025). Ia didampingi oleh Pemimpin Umum Sagoe TV, Dr Mukhlisuddin Ilyas, bersama Dr Sulaiman Tripa, penulis produktif Aceh yang juga Akademisi Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh.
Abdul Razak datang untuk melihat langsung buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit Bandar Publishing. Kunjungan tersebut kemudian berkembang menjadi diskusi santai bersama pegiat literasi di Aceh, membahas perkembangan sastra Melayu di Thailand dan Aceh, serta kaitannya dengan politik dan pembangunan manusia.
Abdul Razak merupakan dosen di Fakultas Ilmu Politik, Walailak University, Thailand Selatan. Namun, ia mengaku bahwa minat utamanya justru berada pada dunia sastra. “Saya ini sebenarnya petani, tapi sekarang bertugas sebagai dosen. Walaupun bidang saya ilmu politik, saya sangat meminati novel, cerpen, puisi, dan karya sastra lainnya,” ujarnya.
Ia menceritakan bahwa kecintaannya pada sastra sudah tumbuh sejak duduk di bangku SMP, saat itu ia mulai membaca karya-karya sastra Indonesia, terutama novel-novel Hamka yang diperkenalkan oleh guru-gurunya dari Yogyakarta.
Selama hampir 30 tahun, Abdul Razak aktif menulis fiksi, termasuk novel remaja dan cerpen. Beberapa karyanya telah diterbitkan di Malaysia dan Indonesia. Di Thailand, ia menulis dalam dua bahasa: bahasa kebangsaan (Thai) dan bahasa ibunda, yakni Melayu Patani.
Selain menulis, ia juga menerjemahkan karya-karya sastra dari bahasa Melayu ke bahasa Thai. “Saya memilih karya-karya yang baik dan layak dibaca oleh khalayak Thailand, agar mereka bisa lebih memahami bahasa dan budaya Melayu, termasuk dari Indonesia,” jelasnya.
Saat ini, Abdul Razak sedang mengupayakan penerbitan sebuah novel berbahasa Thai ke dalam bahasa Melayu. Menurutnya, novel tersebut penting karena mengandung gagasan politik dan sejarah yang relevan bagi pembaca di kawasan Asia Tenggara.
Selain menjadi dosen dan penulis, ia juga aktif sebagai penerbit dan pegiat budaya. Kunjungannya ke Aceh diharapkan dapat mempererat hubungan kebudayaan antara masyarakat Melayu di Thailand Selatan dan Aceh, khususnya dalam bidang sastra dan pendidikan. []