• Tentang Kami
Sunday, September 28, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Konsep Bisnis Cina: Guanxi

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad by Kamaruzzaman Bustamam Ahmad
March 24, 2025
in Artikel
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Relasi Pertahanan Semesta (Cosmic Defense) dengan ‘Gerobak Pengetahuan’ Lokal di Nusantara
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad.
Antropolog dan Dosen UIN Ar-Raniry, Kopelma Darussalam, Banda Aceh.

KETIKA melihat jejaring pebisnis Cina lebih banyak dipelajari sejarah mereka dari keluarga atau kongsi yang dibangun masing-masing. Kekuatan keluarga ini pun yang kemudian membentuk jaringan hampir lima generasi dalam masyarakat Cina. Di dalam masyarakat Cina digambarkan oleh Baker dalam salah satu karyanya: “The ideal family consisted of some five generations living together as one unit, sharing one common purse and one common stove, and under one family head. The Chinese called this the ‘five generation family’ or ‘five generations co-residing.” Melalui jaringan persaudaraan keluarga, orang Cina mampu membangun kerajaan bisnis, hingga sukses. Karena itu, mereka mampu membangun usaha melalui azas kepercayaan dan saling melindungi antara satu sama lain. Hal ini pula yang diterapkan dalam sistem kongsi.

Karena itu, tidak mengejutkan ketika melihat perkembangan bisnis orang Cina lebih banyak dikelola oleh keluarga dan orang-orang terpercaya. Dalam penelitian Yao Souchou ditemukan bagaimana berbagai aktifitas bisnis dari tingkat paling kecil. Di situ digambarkan orang Cina menjadikan toko sebagai rumah dan rumah sebagai tempat bisnis mereka. Gambaran ini menyiratkan betapa pentingnya keluarga inti di dalam membangun kerajaan bisnis. Suami dan istri ikut serta di dalam toko. Sementara anak-anak mereka juga dibiarkan bermain-main di dalam toko yang mereka jaga bersama-sama. Gambaran kehidupan Cina ini juga dapat ditemui di berbagai toko yang dimiliki oleh orang Cina.

BACA JUGA

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Misalnya, beberapa toko orang Cina yang ditemui di Kota Banda Aceh, cenderung memperlihatkan suami istri bekerja ditambah dengan pekerja dan juga anak-anak mereka sendiri. Istri sering duduk di kasir atau memberikan perintah kepada anak buah mereka. Sedangkan suami biasanya melakukan proses pengawasan secara keseluruhan atau bahkan terlibat langsung. Di sini, aktivitas bisnis yang dilakukan oleh orang Cina di dalam kehidupan sehari-hari mereka, menurut Souchou digambarkan sebagai konsep ‘socialisation of business.’ Adapun konsep ini dijelaskan sebagai berikut;

Baca Juga:  Resep Palsu Pengentasan Kemiskinan

Dalam tradisi bisnis Cina ada konsep yang dikenal sebagai guanxi. Istilah ini menggambarkan bagaimana hubungan sesama orang Cina ketika hendak dan sedang menjalani bisnis. Inilah kata kunci, dimana orang Cina membangun raya percaya pada sesama mereka sendiri.  Relasi ini dibangun atas dasar kepercayaan (xing yong), sentimen (gang qini), dan jaringan (lai wang). Disebutkan bahwa kemunculan kapitalisme orang Cina dalam era globalisasi dikarena ada jaringan khusus yang berdasarkan berbagai bentuk dari praktik guanxi. Ketiga hal tersebut yang membangun rasa persaudaraan di kalangan orang Cina, baik di dalam maupun di perantauan.

Dalam hal ini, hubungan gaunxi dapat berbentuk guoji (hubungan internasional), routi guanxi (hubungan persaudaraan), dan fuji guanxi (hubungan perkawinan). Bentuk-bentuk guanxi tersebut pada gilirannya menciptakan suasana-suasana dibalik layar yang dilakukan oleh orang Cina. Misalnya, hubungan-hubungan ini memberikan relasi yang saling menguntungkan, membantu sejawat yang sedang memerlukan bantuan, hingga praktik-praktik korupsi. Karena  itu, pada ujungnya, hubungan ini terus berkembang, sebagaimana dijelaskan berikut ini oleh (Jakob dan Lotte, 2004: 140): “As relations are constanly being expanded, they are gradually transformed into a complex network, which is not limited to the family and speech grup, but embrace strictly professional relations that are nevertheless still informal and based on trust.”

Keyakinan untuk mensukseskan diri mereka dalam dunia bisnis merupakan satu kemestian yang sejalan dengan agama yang dianut oleh orang Cina yaitu Konghucu. Pandangan ini menyiratkan bahwa mereka ingin mengagungkan keluarga dan leluhur. Inilah yang menjadi salah satu teori mengapa orang Cina memiliki spirit berbisnis sangat kuat, yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam dunia spiritual orang Cina menyembah atau berdoa kepada leluhur adalah suatu kelaziman. Mereka sangat menghormati leluhur. Karena itu, spirit yang telah pergi selalu didoakan. Bahkan, suatu perilaku yang amat buruk, jika ada yang memaki-maki para leluhur. Pemujaan terhadap leluhur ini menyiratkan bahwa keluarga orang Cina sama sekali tidak akan terputus hubungannya dengan mereka yang masih hidup.

Baca Juga:  Memaknai Ulang Islam sebagai 'Agama'

Selanjutnya, keuletan orang Cina terlihat dari tiga hal: pengaruh pimpinan negara, keluarga, dan religi. Selain Konghucu, masih ada lagi religi di Cina yaitu Tao, Buddha, dan agama pribumi. Untuk mengikat semua keyakinan tersebut dikenal sebagai jiao. Konsep jiao lebih dimaknai sebagai ajaran-ajaran. Jiao ini tidak boleh dibawa ke ranah politik, ilmu dan agama. Konsep ini lebih merupakan: “Jiao were closely intertwined with the various forms of practical technology, mathematics, and medicine now often called ‘traditional Chinese science’” (Andrew, 2001: 34).

Saya memandang bahwa ajaran-ajaran yang dipraktikkan oleh masyarakat Cina tidak dibawa ke ranah kenegaraan atau tata kelola pemerintah. Sebab, Mao merupakan penganut komunis, dimana agama tidak boleh berperan, seperti layaknya pada awal-awal gejala sekularisme di Barat. Semua agama yang muncul dianggap sebagai ilmu-ilmu orang Cina untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, di puncak kenegaraan, orang Cina berkiblat pada pemikiran Marx, di bawa masyarakat dibiarkan untuk menghidupkan tradisi leluhur mereka dalam bidang teknologi, matematik, dan pengobatan.

Dalam konteks ini, Andrew B. Kipnis malah menyebutkan Maoisme menganut sistem teokrasi. Kipnis menjelaskan sebagai berikut: Marxism, as institutionalised in Mao’s China, had its own form of teleological history   (beginning in ‘primitive communism’ passing through the stages of feudalism, capitalism, and socialism before ending in communism), its own imagination of heaven (communism), its own sacred texts (the heavily edited collected works of Marx, Engels, Lenin, Stalin, and Mao), its own  morality, and its own experience of the numinous (Mao worship).[]

Tags: ArtikelbisnisCinaDagangKongsi
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad adalah Antropolog. Berdomisili di Aceh.

Related Posts

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?
Artikel

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

by SAGOE TV
July 19, 2025
Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Artikel

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

by SAGOE TV
July 5, 2025
Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh Fakta yang Jarang Diketahui!
Artikel

Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh: Fakta yang Jarang Diketahui!

by SAGOE TV
July 3, 2025
Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh
Artikel

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
July 1, 2025
Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Cerita dari Konferensi Perdamaian Perempuan Internasional 2025

Cerita dari Konferensi Perdamaian Perempuan Internasional 2025

September 24, 2025
Lima Ilmuwan PTKIN Masuk Top 2% Scientist Stanford–Elsevier 2025, Dua dari UIN Ar-Raniry

Lima Ilmuwan PTKIN Masuk Top 2% Scientist Stanford–Elsevier 2025, Dua dari UIN Ar-Raniry

September 23, 2025
Obituari Adun Baha; Guru Inspirator Kami

Obituari Adun Baha; Guru Inspirator Kami

September 22, 2025
Akademisi dan Aktivis Aceh, Dr. Tgk Baharuddin AR, Berpulang ke Rahmatullah

Akademisi dan Aktivis Aceh, Dr. Tgk Baharuddin AR, Berpulang ke Rahmatullah

September 22, 2025
USK Buka Pendaftaran Calon Rektor

USK Buka Pendaftaran Calon Rektor

September 23, 2025
Pandai Merasa Bukan Merasa Pandai

Tantangan Berhukum dengan Cinta: dari MoU ke UUPA

September 27, 2025
100 Tahun Hasan Tiro

100 Tahun Hasan Tiro

September 26, 2025
Enam Dosen USK Masuk 2% Top Saintis Dunia

Enam Dosen USK Masuk 2% Top Saintis Dunia

September 23, 2025
Malaysia Rayakan Hari Kebangsaan dan Hari Malaysia 2025 di Medan

Malaysia Rayakan Hari Kebangsaan dan Hari Malaysia 2025 di Medan

September 25, 2025

EDITOR'S PICK

Wagub Aceh Fadhlullah Halalbihalal Idulfitri dengan Masyarakat di Kampung Halaman

Wagub Aceh Fadhlullah Halalbihalal Idulfitri dengan Masyarakat di Kampung Halaman

April 3, 2025
Persiraja Kalah di Kandang Sendiri dari PSPS pekanbaru

Persiraja Kalah di Kandang Sendiri dari PSPS Pekanbaru

January 20, 2025
Milad ke-57 YPI Darussa’adah, Gubernur Mualem Tegaskan Pentingnya Pendidikan Dayah bagi Masa Depan Aceh

Milad ke-57 YPI Darussa’adah, Mualem Tegaskan Pentingnya Pendidikan Dayah bagi Masa Depan Aceh

June 24, 2025
PKK Aceh Besar Dukung Pelaksanaan Posyandu Cempaka Rindam IX

PKK Aceh Besar Dukung Pelaksanaan Posyandu Cempaka Rindam IX

February 4, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.