• Tentang Kami
Monday, June 30, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Degradasi Identitas Kaum Muda

Risnawati binti Ridwan by Risnawati binti Ridwan
March 24, 2025
in Artikel
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Degradasi Identitas Kaum Muda
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Risnawati binti Ridwan
Penulis adalah Alumnus STKS Bandung dan ASN Pemko Banda Aceh.

Menjadi warga negara bukan hanya bercerita tentang identitas. Tetapi juga berkaitan dengan pola perilaku, tindakan, pemikiran dan sumbangsih apa yang diberikan kepada negara. Banyaknya peristiwa yang dialami bangsa kita belakangan ini menunjukkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh warga negara telah berbanding terbalik jika dibandingkan dengan perilaku pendiri bangsa ini. Kedisiplinan, komitmen, tanggung jawab telah menurun dengan drastis. Pemuda sebagai tulang punggung bangsa ini lebih banyak ber tik tok ria daripada melakukan pemberdayaan bagi dirinya dan masyarakat.

BACA JUGA

Dua Dekade Damai Aceh

Meninjau Kembali Wewenang Pemerintahan Daerah dalam Bingkai Otonomi dan Efektivitas Pelayanan Publik

Banyaknya peristiwa besar yang belakangan terjadi membuat sebagian orang gerah akan potensi munculnya perpecahan dan disintegrasi bangsa Indonesia ini. Menjadi tanggung jawab seluruh warga negara untuk mengurangi dampak dari peristiwa-peristiwa tersebut, dan kewajiban pemudalah untuk menggerakkan alur pemikiran dan tindakan untuk memperbaikinya.

Bagaimana peristiwa prahara yang terjadi dalam tubuh lembaga negara Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) yang telah menonaktifkan 75 pegawainya karena tidak lulus dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) menimbulkan polemik yang memanas di kalangan orang-orang yang masih peduli terhadap pemberatasan korupsi. Belum tuntasnya permasalahan tersebut, muncul lagi tentang kebocoran data pribadi di forum internasional. Kebocoran data ini membuat kekhawatiran masyarakat semakin tinggi dan meyakinin bahwa tidak ada lagi yang benar-benar aman di negara ini.

Melihat permasalahan besar ini, tentunya membuat kita harus berpikir ekstra. Artinya kita sebagai warga negara yang menginginkan keamanan, kenyamanan, kesejahteraan sesuai dengan cita-cita bangsa ini dapat tercapai. Tentunya ada tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam mencapai keinginan tersebut.

Baca Juga:  Anaku, GAM Sunda

Disinilah perlunya turun tangan pemuda pemuda bangsa ini dalam menyelesaikan permasalahan negara. Pemuda yang di bahunya telah dibebankan untuk menyelesaikan permaslahan bangsa. Seperti ungkapan Presiden RI pertama , Bapak Ir. Soekarno, “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”.

Tetapi apa yang terjadi selama ini. Pemuda-pemuda harapan pendiri bangsa lebih banyak yang sibuk dengan dunianya. Tanpa peduli permasalahan yang  terjadi disekitarnya. Melihat banyaknya kasus-kasus yang dilakukan oleh pemuda yang  merusak dirinya sendiri bahkan lingkungannya membuat kita pesimis bagaimana nasib bangsa ini kedepannya.

Misalkan kejadian yang sedang viral, pemuda bugil yang sedang berkendaraan menunjukkan bagaimana perilaku pemuda didasari akan taruhan pertandingan bola.  Perilakunya yang meresahkan masyarakat sekitarnya tidak dapat ditolerir (Detiknews, 1 Juni 2021). Jangankan untuk memikirkan kasus KPK dan kebocoran data nasional, untuk berperilaku sewajarnya saja sulit untuk mereka lakukan.  Kemudian adanya  peristiwa seorang remaja berasal dari Provinsi NTB yang membuat konten Tiktok  yang berisi penghinaan kepada Palestina dan menimbulkan kemarahan warga sehingga pihak kepolisian mengambil langkah berupa restorative justice yang dilakukan penyidik Ditkrimsus Polda NTB dengan pertimbangan adanya permintaan maaf pelaku dan ketidakpahaman pelaku terhadap permasalahan yang terjadi (Detik, 20 Mei 2021).

Berdasarkan dua kejadian tersebut tidak membuat kita memutuskan bahwa  remaja Indonesia cenderung berperilaku negatif dan meresahkan masyarakat. Namun contoh tersebut membuat kita untuk dapat mengambil sikap sehingga remaja lainnya tidak meniru tindakan negatif tersebut.

Banyaknya peristiwa-peristiwa lain mengingatkan kita bahwa sensistivitas yang dirasakan kaum muda ini telah menurun tajam. Sensitivitas terhadap permasalahan negara tidak dapat disamakan lagi dengan rasa yang pernah dimiliki oleh pendiri bangsa ini saat mereka masih muda dulu. Padahal di pundak pemudalah berperan sebagai agen-agen yang seharusnya melakukan gebrakan untuk menangani permasalahan yang ada.

Baca Juga:  Orkestra Republik Indonesia di Jalan Raya: Touring 3563 KM Bali-Banda Aceh (Bagian 3)

Selain menjadi agen perubahan, peran pemuda juga sebagai agent of development atau agen pembangunan sebagai penerus bangsa. Hal ini disebabkan karena para pemuda Indonesia wajib menjaga eksistensi bangsa Indonesia di kancah dunia, serta selalu dapat memberikan kesan yang baik di mata dunia.

Jika mengacu pada Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, ada batasan usia termuda hingga tertua untuk menyebut seseorang sebagai pemuda. Berdasarkan UU Kepemudaan, pemuda itu berusia antara 16-30 tahun. Tapi, banyak juga yang mengacu ke UU sebelumnya, di atas 40 tahun pun masih disebut pemuda.

Pemuda juga dituntut untuk memiliki rasa sensitivitas dalam bernegara. Bagaimana majunya sebuah negara tentunya sangat ditentukan oleh orang-orang yang berada dalam negara tersebut. Bentuk kepedulian yang dimiliki negara dilihat dari bentuk respon terhadap permasalahan yang sedang dihadapi.

Sebagai contoh untuk peristiwa besar yang sedang dialami bangsa ini. Salah satu bentuk respon pemuda yang dapat diberikan apresiasi adalah dukungan pemuda untuk memberikan pandangan dan tindakan agar lembaga sebesar KPK dapat berfungsi sesuai dengan tujuan pembentukan lembaga tersebut. Kaum muda dapat melakukan dengan menggunakan keahlian yang mereka miliki. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi canggih, internet dan gawai merupakan salah satu cara yang dengan mudah digunakan sebagai alat perubahan dan alat pergerakan dalam mewujudkan Indonesia bebas korupsi.

Melalui mekanisme teknologi, pemuda juga dapat membantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan kebocoran data di forum internasional. Tidak dipungkiri, bahwa teknologi internet adalah tata cara yang bisa digunakan dengan cepat dan tepat dalam menangani permasalahan-permasalahan yang dialami negara. []

Tags: degredasi identitasGenerasiIndonesiakaum muda
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Risnawati binti Ridwan

Risnawati binti Ridwan

Penulis adalah Alumnus STKS Bandung dan Penyuluh Sosial Ahli Muda di Dinas Sosial Kota Banda Aceh

Related Posts

Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Meninjau Kembali Wewenang Pemerintahan Daerah dalam Bingkai Otonomi dan Efektivitas Pelayanan Publik
Artikel

Meninjau Kembali Wewenang Pemerintahan Daerah dalam Bingkai Otonomi dan Efektivitas Pelayanan Publik

by SAGOE TV
June 3, 2025
Rukok Linto Hari Tanpa Tembakau Sedunia
Artikel

Rukok Linto

by SAGOE TV
May 31, 2025
Sepi dan Terisolasi, Tantangan Psikososial Mendesak Bagi Lansia
Artikel

Sepi dan Terisolasi, Tantangan Psikososial Mendesak bagi Lansia

by SAGOE TV
May 30, 2025
Orang Tua Membaca Nyaring Bersama Anak, Untuk Apa
Artikel

Orang Tua Membaca Nyaring Bersama Anak, Untuk Apa?

by SAGOE TV
May 26, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Reuni Alumni Jeumala 2003 di Pantai Riting: Semangat Kekompakan Tak Pernah Luntur

Reuni Alumni Jeumala 2003 di Pantai Riting: Semangat Kekompakan Tak Pernah Luntur

June 28, 2025
Harga Mobil Terancam Naik, Pengusaha Otomotif Aceh Harap Pergub Opsen Pajak Kendaraan Diperpanjang

Harga Mobil Terancam Naik, Pengusaha Otomotif Aceh Harap Pergub Opsen Pajak Kendaraan Diperpanjang

June 25, 2025
Eks Panglima GAM Sabang Harap Tengku Jamaica Wakili Aceh di Kementerian

Eks Panglima GAM Sabang Harap Tengku Jamaica Wakili Aceh di Kementerian

June 27, 2025
Guru Besar UIN Ar-Raniry Dikukuhkan sebagai Ketua BWI Aceh, Ini Susunan Pengurusnya

Guru Besar UIN Ar-Raniry Dikukuhkan sebagai Ketua BWI Aceh, Ini Susunan Pengurusnya

June 26, 2025
Rubrik Seni Sagoe TV

Rubrik Seni Sagoe TV

June 26, 2025
5 Anggota Komisi Informasi Aceh Resmi Dilantik, Ini Nama-namanya

5 Anggota Komisi Informasi Aceh Resmi Dilantik, Ini Nama-namanya

June 24, 2025
Saat Aceh Bernyanyi: Musik, Luka, dan Harapan yang Menggema

Saat Aceh Bernyanyi: Musik, Luka, dan Harapan yang Menggema

June 26, 2025
Prof KBA Tekankan Pentingnya Rekayasa Sosial Islami Hadapi Tantangan Pendidikan di Era Digital

Prof KBA Tekankan Pentingnya Rekayasa Sosial Islami Hadapi Tantangan Pendidikan di Era Digital

June 23, 2025
Ngopi Bareng Tokoh GAM dan Intel, Kisah di Tengah Konflik Aceh

Ngopi Bareng Tokoh GAM dan Intel, Kisah di Tengah Konflik Aceh

June 29, 2025

EDITOR'S PICK

Kapolresta Banda Aceh Silaturahmi ke UPTD Masjid Raya Baiturrahman

Kapolresta Banda Aceh Silaturahmi ke UPTD Masjid Raya Baiturrahman

April 11, 2025
Cara Jefri Nichol Menggugah Kepedulian Publik untuk Konservasi Gajah Sumatra

Cara Jefri Nichol Menggugah Kepedulian Publik untuk Konservasi Gajah Sumatra

March 5, 2025
Program 100 Hari Pemko Banda Aceh

Program 100 Hari Pemko Banda Aceh Fokus yang Berdampak Langsung bagi Masyarakat

March 15, 2025
gempa

Gempa 5,8 Magnitudo Guncang Banda Aceh, Getaran Terasa hingga Pidie

October 13, 2024
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.