• Tentang Kami
Thursday, November 6, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Degradasi Identitas Kaum Muda

Risnawati binti Ridwan by Risnawati binti Ridwan
March 24, 2025
in Artikel
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Degradasi Identitas Kaum Muda
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Risnawati binti Ridwan
Penulis adalah Alumnus STKS Bandung dan ASN Pemko Banda Aceh.

Menjadi warga negara bukan hanya bercerita tentang identitas. Tetapi juga berkaitan dengan pola perilaku, tindakan, pemikiran dan sumbangsih apa yang diberikan kepada negara. Banyaknya peristiwa yang dialami bangsa kita belakangan ini menunjukkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh warga negara telah berbanding terbalik jika dibandingkan dengan perilaku pendiri bangsa ini. Kedisiplinan, komitmen, tanggung jawab telah menurun dengan drastis. Pemuda sebagai tulang punggung bangsa ini lebih banyak ber tik tok ria daripada melakukan pemberdayaan bagi dirinya dan masyarakat.

BACA JUGA

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Banyaknya peristiwa besar yang belakangan terjadi membuat sebagian orang gerah akan potensi munculnya perpecahan dan disintegrasi bangsa Indonesia ini. Menjadi tanggung jawab seluruh warga negara untuk mengurangi dampak dari peristiwa-peristiwa tersebut, dan kewajiban pemudalah untuk menggerakkan alur pemikiran dan tindakan untuk memperbaikinya.

Bagaimana peristiwa prahara yang terjadi dalam tubuh lembaga negara Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) yang telah menonaktifkan 75 pegawainya karena tidak lulus dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) menimbulkan polemik yang memanas di kalangan orang-orang yang masih peduli terhadap pemberatasan korupsi. Belum tuntasnya permasalahan tersebut, muncul lagi tentang kebocoran data pribadi di forum internasional. Kebocoran data ini membuat kekhawatiran masyarakat semakin tinggi dan meyakinin bahwa tidak ada lagi yang benar-benar aman di negara ini.

Melihat permasalahan besar ini, tentunya membuat kita harus berpikir ekstra. Artinya kita sebagai warga negara yang menginginkan keamanan, kenyamanan, kesejahteraan sesuai dengan cita-cita bangsa ini dapat tercapai. Tentunya ada tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam mencapai keinginan tersebut.

Baca Juga:  Etnografi Kematian Selama Pandemi Covid-19

Disinilah perlunya turun tangan pemuda pemuda bangsa ini dalam menyelesaikan permasalahan negara. Pemuda yang di bahunya telah dibebankan untuk menyelesaikan permaslahan bangsa. Seperti ungkapan Presiden RI pertama , Bapak Ir. Soekarno, “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”.

Tetapi apa yang terjadi selama ini. Pemuda-pemuda harapan pendiri bangsa lebih banyak yang sibuk dengan dunianya. Tanpa peduli permasalahan yang  terjadi disekitarnya. Melihat banyaknya kasus-kasus yang dilakukan oleh pemuda yang  merusak dirinya sendiri bahkan lingkungannya membuat kita pesimis bagaimana nasib bangsa ini kedepannya.

Misalkan kejadian yang sedang viral, pemuda bugil yang sedang berkendaraan menunjukkan bagaimana perilaku pemuda didasari akan taruhan pertandingan bola.  Perilakunya yang meresahkan masyarakat sekitarnya tidak dapat ditolerir (Detiknews, 1 Juni 2021). Jangankan untuk memikirkan kasus KPK dan kebocoran data nasional, untuk berperilaku sewajarnya saja sulit untuk mereka lakukan.  Kemudian adanya  peristiwa seorang remaja berasal dari Provinsi NTB yang membuat konten Tiktok  yang berisi penghinaan kepada Palestina dan menimbulkan kemarahan warga sehingga pihak kepolisian mengambil langkah berupa restorative justice yang dilakukan penyidik Ditkrimsus Polda NTB dengan pertimbangan adanya permintaan maaf pelaku dan ketidakpahaman pelaku terhadap permasalahan yang terjadi (Detik, 20 Mei 2021).

Berdasarkan dua kejadian tersebut tidak membuat kita memutuskan bahwa  remaja Indonesia cenderung berperilaku negatif dan meresahkan masyarakat. Namun contoh tersebut membuat kita untuk dapat mengambil sikap sehingga remaja lainnya tidak meniru tindakan negatif tersebut.

Banyaknya peristiwa-peristiwa lain mengingatkan kita bahwa sensistivitas yang dirasakan kaum muda ini telah menurun tajam. Sensitivitas terhadap permasalahan negara tidak dapat disamakan lagi dengan rasa yang pernah dimiliki oleh pendiri bangsa ini saat mereka masih muda dulu. Padahal di pundak pemudalah berperan sebagai agen-agen yang seharusnya melakukan gebrakan untuk menangani permasalahan yang ada.

Baca Juga:  Profesor Abdi A Wahab; Disiplin dan Humoris

Selain menjadi agen perubahan, peran pemuda juga sebagai agent of development atau agen pembangunan sebagai penerus bangsa. Hal ini disebabkan karena para pemuda Indonesia wajib menjaga eksistensi bangsa Indonesia di kancah dunia, serta selalu dapat memberikan kesan yang baik di mata dunia.

Jika mengacu pada Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, ada batasan usia termuda hingga tertua untuk menyebut seseorang sebagai pemuda. Berdasarkan UU Kepemudaan, pemuda itu berusia antara 16-30 tahun. Tapi, banyak juga yang mengacu ke UU sebelumnya, di atas 40 tahun pun masih disebut pemuda.

Pemuda juga dituntut untuk memiliki rasa sensitivitas dalam bernegara. Bagaimana majunya sebuah negara tentunya sangat ditentukan oleh orang-orang yang berada dalam negara tersebut. Bentuk kepedulian yang dimiliki negara dilihat dari bentuk respon terhadap permasalahan yang sedang dihadapi.

Sebagai contoh untuk peristiwa besar yang sedang dialami bangsa ini. Salah satu bentuk respon pemuda yang dapat diberikan apresiasi adalah dukungan pemuda untuk memberikan pandangan dan tindakan agar lembaga sebesar KPK dapat berfungsi sesuai dengan tujuan pembentukan lembaga tersebut. Kaum muda dapat melakukan dengan menggunakan keahlian yang mereka miliki. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi canggih, internet dan gawai merupakan salah satu cara yang dengan mudah digunakan sebagai alat perubahan dan alat pergerakan dalam mewujudkan Indonesia bebas korupsi.

Melalui mekanisme teknologi, pemuda juga dapat membantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan kebocoran data di forum internasional. Tidak dipungkiri, bahwa teknologi internet adalah tata cara yang bisa digunakan dengan cepat dan tepat dalam menangani permasalahan-permasalahan yang dialami negara. []

Tags: degredasi identitasGenerasiIndonesiakaum muda
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Risnawati binti Ridwan

Risnawati binti Ridwan

Penulis adalah Alumnus STKS Bandung dan Penyuluh Sosial Ahli Muda di Dinas Sosial Kota Banda Aceh

Related Posts

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?
Artikel

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

by SAGOE TV
July 19, 2025
Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Artikel

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

by SAGOE TV
July 5, 2025
Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh Fakta yang Jarang Diketahui!
Artikel

Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh: Fakta yang Jarang Diketahui!

by SAGOE TV
July 3, 2025
Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh
Artikel

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
July 1, 2025
Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Kisah Haru di Panggung MTQ

Kisah Haru di Panggung MTQ

November 2, 2025
Agam Hana Raba Krèh

Agam Hana Raba Krèh

November 4, 2025
Paradoks Darussalam: Demokrasi yang Bising di Luar, tapi Bisu di Kampus

Paradoks Darussalam: Demokrasi yang Bising di Luar, tapi Bisu di Kampus

November 1, 2025
Persiraja Raih Kemenangan Perdana di Kandang, Gol Penalti Connor Tundukkan Persekat

Persiraja Raih Kemenangan Perdana di Kandang, Gol Penalti Connor Tundukkan Persekat

November 3, 2025
Mualem Tegaskan Identitas Serambi Makkah, Tes Baca Al-Qur’an Bakal Jadi Syarat Wajib di Aceh

Mualem Tegaskan Identitas Serambi Makkah, Tes Baca Al-Qur’an Bakal Jadi Syarat Wajib di Aceh

November 2, 2025
Aceh Negerinya Seribu Satu Warung Kopi

Aceh Negerinya Seribu Satu Warung Kopi

November 2, 2025
Wujudkan Ekonomi Sirkular, Tim FEB Unimal Edukasi Warga Lancang Garam Kelola Sampah Berkelanjutan

Wujudkan Ekonomi Sirkular, Tim FEB Unimal Edukasi Warga Lancang Garam Kelola Sampah Berkelanjutan

November 4, 2025
Harga Tiket Persiraja vs Garudayaksa FC Resmi Dirilis, Mulai Rp30 Ribu

Persiraja vs Persekat: Laskar Rencong Uji Ketangguhan di Kandang Sendiri

November 1, 2025
Membangun Generasi Cerdas Finansial, GI UIA dan Pemuda Bireuen Kolaborasi Gelar Edukasi Pasar Modal

Membangun Generasi Cerdas Finansial, GI UIA dan Pemuda Bireuen Kolaborasi Gelar Edukasi Pasar Modal

November 5, 2025

EDITOR'S PICK

Artis Cut Yanti Salurkan Hewan Kurban lewat LP2M UIN Ar-Raniry di Idul Adha 1446 H

Artis Cut Yanti Salurkan Hewan Kurban lewat LP2M UIN Ar-Raniry di Idul Adha 1446 H

June 7, 2025
Pabrik Karet Remah di Aceh Barat Resmi Beroperasi, Mualem: Bukti Aceh Aman untuk Investasi

Pabrik Karet Remah di Aceh Barat Resmi Beroperasi, Mualem: Bukti Aceh Aman untuk Investasi

July 8, 2025
Pengembangan Bandara SIM, Wagub Aceh Tekankan 3 Dimensi Penting

Pengembangan Bandara SIM, Wagub Aceh Tekankan 3 Dimensi Penting

September 11, 2025
Prof Arskal Salim: UIN Ar-Raniry Punya Modal Kuat Menuju World Class University

Prof Arskal Salim: UIN Ar-Raniry Punya Modal Kuat Menuju World Class University

May 7, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.