• Tentang Kami
Thursday, November 13, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Ketika Orang Baik Mudah Diadu Domba, Kenapa?

SAGOE TV by SAGOE TV
March 20, 2025
in Resensi
Reading Time: 6 mins read
A A
0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Kamaruzzaman Bustamam Ahmad
Antropolog UIN Ar-Raniry.

Dalam artikel ini, saya tertarik untuk mengupas dua tema penting yaitu mengapa orang baik selalu muda diadu domba. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya mencoba menjelaskannya melalui alasan-alasan orang saleh/taat yang selalu dapat diadu domba. Di sini, juga menarik untuk dijelaskan tentang psikologi kebodohan ( the psychology of stupidity).

BACA JUGA

Lembaga Adat Laot, Visi Poros Maritim Dunia, dan Implementasi Tak Terbantahkan

Khanduri dan Pusaran Perubahan Sosial-Masyarakat di Pedesaan Aceh

Dalam hal ini, ada dua buku yang menarik perhatian saya, yaitu The Righteous Mind: Why Good People Are Divided by Politics and Religion, karya Jonathan Haidt dan The Psychology of Stupidity, diedit oleh Jean-Francois Marmion. Dua buku ini terbit pada tahun yang berbeda. Buku pertama berisi hasil riset mendalam Jonathan Haidt (2013). Sementara buku kedua merupakan kumpulan tulisan yang berasal dari bahasa Perancis, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris (2020).

Saya menemukan korelasi yang menarik antara kedua buku ini. Paling tidak, ketika ditemukan beberapa hal menarik dalam buku Psikologi Kebodohan. Misalnya, bagaimana seorang yang cukup pintar masih memercayai sesuatu yang tidak masuk akal. Demikian pula, bahwa internet rupanya lebih banyak menyebarkan kebodohan, daripada kepintaran. Sesuatu yang pasti akan menyebabbkan kebodohan, sementara ketidakpastian akan menyebabkan kegilaan. Lebih menarik lagi adalah ketika kebodohan berkoneksi dengan kepintaran atau kejeniusan, maka yang menang adalah stupidity.

Kebodohan

Tampaknya, kajian tentang kebodohan sama sekali tidak berhubungan dengan jenjang pendidikan, tetapi memang perilaku kebodohan itu sendiri dapat dihadapi oleh siapapun, tidak terkecuali mereka yang sudah memiliki pendidikan yang cukup tinggi. Patrick Moreau mengatakan bahwa:

Sometimes we do stupid things, but more often we say them. Most of the time, they are transmitted through language.

Karena itu, ketika ada peristiwa besar dalam kehidupan manusia, lebih banyak disebabkan karena kebodohan yang melanda mereka, bukan karena kepintaran atau kebijaksanaan.

Dari paparan di atas, ingin dikaitkan jika orang baik kemudian memilih kesalehan, kemudian dikerjai oleh orang jahat yang cerdas. Maka inilah sebenarnya petaka kehidupan yang terjadi selama ini. Mari kita jabarkan secara sederhana, bagaimana orang baik mudah diadu domba. Jonathan Haidt mengatakan bahwa ada tiga tema moral yang dikenal sebagai etika otonomi, komunias, dan divinitas.

Baca Juga:  Buku Terbaik Sepanjang 2020

Etika Otonomi, Komunias, dan Divinitas

Adapun penjelasan ketiga etika tersebut adalah :

The ethic of autonomy is based on the idea that people are, first and foremost, autonmous individuals with wants, needs, and preference.

The ethic of community is based on the idea that people are, first and foremost, member of larger entities such as families, teams, armies, companies, tribes, and nations.

The ethic of divinity is based on the idea that people are, first and foremost, temporary vessels within which a divine soul have been implanted.

Tiga etika di atas dimasukkan ke dalam diri manusia untuk menjalani kehidupan, sebagai individu, anggota sosial, dan memiliki keterhubungan dengan sesuatu yang bersifat keilahian.  Setiap individu akan menjalani kehidupan mereka untuk mempertahankan ketiga hal tersebut, bahkan sampai pada tahapan melakukan kekerasan sekalipun.

Orang yang mementingkan yang pertama, akan selalu membenarkan apa yang diyakininya benar dan memberikan ruang yang kecil pada tahapan negosiasi. Sementara yang kedua, akan melahirkan orang-orang yang hanya memikirkan kelompoknya sendiri. Sementara yang berada di ketiga, akan melahirkan kelompok-kelompok pejuang kebenaran atas apa yang mereka yakini secara kerohanian.

Strategi Iblis

Disinilah mereka kemudian dikelola melalui Strategi Iblis (Devil Strategy), sebagaimana dijelaskan dalam buku On Strategy karya Lawrence Freedman. Buku ini digambarkan bagaimana Iblis mengelola keinginan mereka ketika berdiskusi untuk menaklukkan Kerajaan Langit.  Dialog Iblis dalam buku ini mempertegas bahwa orang baik paling mudah dikelola atau dijahati, ketimbang orang bodoh atau orang jahat.

Hal ini disebabkan, orang jahat yang mengaku baik, akan mudah untuk memanipulasi ketiga etika di atas, untuk kepentingan tertentu. Misalnya, orang jahat yang mengaku akan berbuat kebaikan, akan mengatur strategi bagaimana mengelola orang-orang yang mengaku baik atau bahkan sama sekali orang saleh. Karena itu, ketika ada anggapan untuk mengeluarkan orang saleh dari kerumunan politik atau kegiatan ekonomi, dimana orang jahat yang mengaku baik, saling menjalankan strategi mereka, maka mau tidak mau, para orang saleh atau gerejawan, dipaksa masuk ke dalam gereja, untuk mendengar keluh kesah setiap individu yang bermasalah dengan ketiga etika di atas.

Baca Juga:  Khanduri dan Pusaran Perubahan Sosial-Masyarakat di Pedesaan Aceh

Orang baik lantas dianggap sebagai pendakwah atau pendoa, karena aspek etika keilahian, dapat mereka komunikasikan dengan alam ghaib. Begitu juga orang jahat yang mengaku sebagai orang baik, cenderung akan menggunakan strategi Iblis, supaya mereka dapat menaklukkan mereka yang orang yang mengakui baik.

Pengakuan terhadap jati diri bahwa dia seorang yang baik merupakan hal yang sering kita jumpai. Orang baik menggetarkan mimbar, namun ketika turun mimbar, etika otonomi individualnya terganggu, maka segala yang dia sampaikan di atas mimbar, mendadak menjadi amnesia. Pola amnesia terhadap kebaikan, memang menggejala, di kalangan siapapun yang belum terpuaskan kebutuhan mereka dalam etika otonomi, komunitas, dan divinitas.

Kesalehan, Kejahatan, dan Kemenderitaan Sosial

Dari uraian di atas, saya ingin memvisualisasikan beberapa hal yang unik ketika mengamati perilaku manusia dan persoalan politik. Pertama, semakin saleh seseorang dalam kancah politik, akan semakin banyak pula hal yang dia lakukan sebagai kesalahan.  Kedua, perilaku orang jahat yang mengakui baik, akan semakin terorganisir, jika mereka memiliki kekuasaan dan otoritas yang tidak terbatas. Ketiga, semakin orang memerlukan pengakuan di tiga domain (individu, sosial, dan keilahian), akan semakin banyak kejahatan yang mereka lakukan secara etika dan moral.

ALSO READ  What are the important lessons for Indonesian from the war in Ukraine?

Rakyat yang paling bawah akan dikelola rasionalitas dan emosionalitas mereka, oleh mereka yang mengaku orang baik padahal orang jahat. Orang jahat yang mengaku baik ini hanya memikirkan dua hal, yaitu kepuasan diri dan kelompok mereka. Sementara orang yang mengaku dirinya baik, akan dikelola oleh orang jahat yang mengaku baik sebagai alat untuk memasukkan keilahian atau relasi emosional kepada rakyat bawah.

Baca Juga:  Psikologi UIN Ar-Raniry dan ICAIOS Gelar Program Pemulihan Psikologis untuk Korban Konflik

Mereka memerlukan kitab suci untuk membenarkan apa yang menjadi kepentingan utama orang jahat yang mengaku baik. Saya banyak menemukan orang-orang seperti ini yang cenderung memperjuangkan kepentingan kelompok, kemudian berpura-pura memperjuangkan kemanusiaan. Ayat dan kutipan magik digunakan untuk mengikat kesadaran religi audien. Panggung mimbar bergoyang, seakan-akan pesan langit, sudah selesai dia sampaikan kepada ummat.

Karena itu, kelompok-kelompok orang saleh atau baik, yang belum menjadi orang jahat yang mengaku baik, cenderung akan musnah dalam satu kurun tertentu. Sebab, orang saleh tersebut telah digunakan kesalehan mereka untuk menjadi legitimasi sosial bagi kalangan yang berpura-pura baik, padahal mereka adalah orang jahat.

Akibatnya, kondisi sosial selalu rapuh, sebab kebaikan dan keburukan, akhirnya hanya menjadi fatamorgana sosial. Sebab, semakin diperjuangan kebaikan, maka dia akan terus bergeser dari orang yang mencarinya. Inilah kenapa partai-partai politik yang menjanjikan kebaikan dan perubahan dalam masyarakat, amat sulit dipercayai, jika bukan sebagai pengkhianat nilai-nilai kemanusiaan.

Drama politik itu ibarat satu panggung catur. Apapun kegiatan politik tentu sudah ada yang mengatur. Semua hasil yang diperjuangkan akan dilakukan secara teratur. Disinilah orang baik cenderung saling terbentur.  Sumber: https://kba13.com/mengapa-orang-baik-selalu-mudah-di-adu-domba/

Tags: adu dombaorang baikpsikologi
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
SAGOE TV

SAGOE TV

SAGOETV.com adalah platform media digital yang memberi sudut pandang mencerahkan di Indonesia, berbasis di Banda Aceh. SAGOETV.com fokus pada berita, video, dan analisis dengan berbagai sudut pandang moderat.

Related Posts

Resensi

Lembaga Adat Laot, Visi Poros Maritim Dunia, dan Implementasi Tak Terbantahkan

by SAGOE TV
January 12, 2023
Resensi

Khanduri dan Pusaran Perubahan Sosial-Masyarakat di Pedesaan Aceh

by SAGOE TV
January 12, 2023
Khanduri dan Pusaran Perubahan Sosial-Masyarakat di Pedesaan Aceh
Resensi

Khanduri dan Pusaran Perubahan Sosial-Masyarakat di Pedesaan Aceh

by SAGOE TV
November 29, 2022
Lembaga Adat Laot, Visi Poros Maritim Dunia, dan Implementasi Tak Terbantahkan
Resensi

Lembaga Adat Laot, Visi Poros Maritim Dunia, dan Implementasi Tak Terbantahkan

by SAGOE TV
November 29, 2022
Buku Terbaik Sepanjang 2020
Resensi

Buku Terbaik Sepanjang 2020

by SAGOE TV
March 24, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Tim Angkatan 2023 Juara Jeumala Cup XIV, Wagub Fadhlullah Tekankan Pentingnya Silaturahmi Alumni

Tim Angkatan 2023 Juara Jeumala Cup XIV, Wagub Fadhlullah Tekankan Pentingnya Silaturahmi Alumni

November 9, 2025
Gubernur Tetapkan Lima Anggota Baitul Mal Aceh Periode 2025-2030, Ini Nama-Namanya

Gubernur Tetapkan Lima Anggota Baitul Mal Aceh Periode 2025-2030, Ini Nama-Namanya

November 7, 2025
Teuku Hamid Azwar, Pahlawan Tanpa Mengharap Dikenal

Teuku Hamid Azwar, Pahlawan Tanpa Mengharap Dikenal

March 15, 2025
Indonesia Pamerkan Arah Baru Energi Nasional di ADIPEC 2025, BPMA Promosikan Potensi Migas Aceh

Indonesia Pamerkan Arah Baru Energi Nasional di ADIPEC 2025, BPMA Promosikan Potensi Migas Aceh

November 7, 2025
Kekuasaan yang Tenang, Intelektualitas yang Mati Catatan dari Dalam Darussalam

Kekuasaan yang Tenang, Intelektualitas yang Mati: Catatan dari Dalam Darussalam

November 10, 2025
Dari Cendol Janeng hingga Tas Anyaman, Kreativitas Perempuan Aceh Olah Hasil Hutan Bukan Kayu Bersinar di Uroe Peukan

Dari Cendol Janeng hingga Tas Anyaman, Kreativitas Perempuan Aceh Olah Hasil Hutan Bukan Kayu Bersinar di Uroe Peukan

November 7, 2025
Agam Hana Raba Krèh

Agam Hana Raba Krèh

November 4, 2025
Kepala Kanwil Bea dan Cukai Aceh, Safuadi, ST., M.Sc., Ph.D.

Menghidupkan Dua Mesin Ekonomi Aceh: Saatnya Likuiditas Menjadi Strategi Pembangunan

November 7, 2025
Ethnic Day FKG USK 2025 Rayakan Hari Pahlawan dengan Semangat Kepahlawanan dan Keberagaman Budaya Nusantara

Ethnic Day FKG USK 2025: Rayakan Hari Pahlawan dengan Semangat Kepahlawanan dan Keberagaman Budaya Nusantara

November 11, 2025

EDITOR'S PICK

Duek Pakat Perdamaian, Generasi Muda Aceh Perkuat Silaturahmi Lintas Iman

Duek Pakat Perdamaian, Generasi Muda Aceh Perkuat Silaturahmi Lintas Iman

April 28, 2025
Gubernur Aceh Muzakir Manaf Perdana Pimpin Upacara HUT RI, Ingatkan Pentingnya Persatuan

Gubernur Aceh Muzakir Manaf Perdana Pimpin Upacara HUT RI, Ingatkan Pentingnya Persatuan

August 17, 2025
sulaiman tripa

Malam Puasa 27, Connecting People dan Pentingnya Komunikasi

March 26, 2025
Persiraja Berharap 2 Pemain Asing Baru Bisa Cepat Beradaptasi

Persiraja Berharap 2 Pemain Asing Baru Bisa Cepat Beradaptasi

January 2, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.