Oleh Zulfitri
Penulis adalah Pelaku Wisata Aceh dan Owner Joel Bungalow Lampuuk, Lhoknga, Aceh Besar
Aceh secara rutin menyelenggarakan berbagai acara bertaraf internasional yang menarik perhatian wisatawan, antara lain: Aceh Culinary Festival: Memperkenalkan kekayaan kuliner khas Aceh kepada dunia, Aceh Surfing Championship: Ajang bergengsi yang menarik peselancar dari berbagai negara, serta Festival Saman: Sebagai bentuk pelestarian seni budaya Aceh yang telah diakui UNESCO.
Aceh memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia dengan beragam daya tarik alam, budaya, dan sejarah yang unik. Keindahan alam yang memesona, kekayaan budaya Islam, serta jejak sejarah yang mendalam menjadikan Aceh sebagai salah satu daerah unggulan dalam sektor pariwisata nasional. Dengan strategi yang tepat, Aceh bukan hanya mampu menarik wisatawan domestik, tetapi juga wisatawan mancanegara, khususnya dari negara-negara Muslim.
Keindahan Alam dan Warisan Sejarah
Potensi wisata alam Aceh tidak diragukan lagi. Berbagai destinasi eksotis tersebar di seluruh penjuru provinsi ini, menawarkan pengalaman tak terlupakan bagi para pelancong.
Allah SWT telah menganugerahkan pantai dan laut yang luar biasa kepada Aceh. Pantai Iboih, Pantai Lhoknga, dan Pantai Lampuuk terkenal dengan pasir putihnya yang lembut serta ombak yang ideal untuk berselancar. Keindahan pantai-pantai ini telah menarik perhatian wisatawan dari dalam dan luar negeri.
Selain itu, Aceh memiliki kepulauan seperti Pulau Weh, Pulau Rubiah, dan Kepulauan Banyak yang menyajikan panorama bawah laut yang luar biasa. Para penyelam dan pecinta snorkeling dapat menikmati kekayaan biota laut yang masih alami.
Gunung dan hutan Aceh, seperti Gunung Leuser dengan ekosistemnya yang khas, merupakan rumah bagi spesies langka seperti orangutan Sumatra. Destinasi ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencintai ekowisata dan peneliti lingkungan.
Sebagai daerah yang dikenal dengan julukan “Serambi Mekkah,” Aceh memiliki warisan sejarah dan budaya yang begitu kental. Beberapa daya tarik utama meliputi: Situs Sejarah: Masjid Raya Baiturrahman, Benteng Indra Patra, dan makam Sultan Iskandar Muda menjadi saksi bisu perjalanan sejarah panjang Aceh sebagai kerajaan Islam yang kuat. Budaya Islam yang Kuat: Aceh menawarkan pengalaman wisata halal yang autentik dengan penerapan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan kenyamanan bagi wisatawan Muslim, dan Seni Tradisional: Tari Saman, Tari Seudati, dan Rapai Geleng telah dikenal hingga ke tingkat internasional sebagai warisan budaya Aceh yang membanggakan.
Infrastruktur dan Aksesibilitas
Aceh telah menerapkan konsep wisata halal secara menyeluruh, mulai dari kuliner dengan jaminan kehalalan, hotel syariah, hingga aturan berbasis syariat yang memberikan kenyamanan bagi wisatawan Muslim. Dengan konsep ini, Aceh dapat menjadi destinasi wisata unggulan bagi wisatawan dari Timur Tengah dan negara-negara Muslim lainnya.
Pemerintah Aceh terus berbenah dalam meningkatkan infrastruktur pariwisata. Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda menjadi gerbang utama yang membuka akses ke Aceh bagi wisatawan asing. Peningkatan transportasi dan akomodasi yang terus dilakukan juga menjadi faktor pendukung berkembangnya industri pariwisata di daerah ini.
Aceh secara rutin menyelenggarakan berbagai acara bertaraf internasional yang menarik perhatian wisatawan, antara lain: Aceh Culinary Festival: Memperkenalkan kekayaan kuliner khas Aceh kepada dunia, Aceh Surfing Championship: Ajang bergengsi yang menarik peselancar dari berbagai negara, serta Festival Saman: Sebagai bentuk pelestarian seni budaya Aceh yang telah diakui UNESCO.
Tantangan dan Harapan
Meski memiliki potensi besar, tantangan dalam pengembangan sektor pariwisata Aceh masih cukup signifikan. Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Aceh, Safuadi, ST., M.Sc., Ph.D., menyoroti bahwa keterbatasan infrastruktur dan aksesibilitas masih menjadi hambatan utama. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam membangun konektivitas yang lebih baik.
Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri, juga telah menyatakan ketertarikannya terhadap sektor pariwisata Aceh. Ini merupakan peluang emas bagi Aceh untuk menarik investasi dari negara-negara Timur Tengah guna mempercepat pengembangan industri pariwisatanya.
Saat ini, sektor ekonomi Aceh masih didominasi oleh pertanian (30 persen), perdagangan besar (14 persen), dan pertambangan (11 persen). Namun, jika dikelola dengan baik, sektor pariwisata berpotensi menjadi salah satu penyumbang utama PDRB Aceh.
Dengan tagline “Lestarikan Budaya, Majukan Pariwisata”, Aceh diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan dari berbagai negara. Keindahan alam yang dikombinasikan dengan nilai-nilai syariah menjadikan Aceh sebagai destinasi unik yang tidak hanya menawarkan pengalaman wisata, tetapi juga keberkahan.
Mengingat peluang besar ini, ada sepotong ayat yang menjadi renungan kita bersama yakni, ayat tentang doa Nabi Ibrahim AS untuk Negri Makkah yang tercatat dalam Al-Qur’an:
“Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Makkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu orang yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari Akhir.” (QS Al-Baqarah: 126).
Keamanan dan keberkahan dalam rezeki menjadi dua aspek utama dalam membangun industri pariwisata yang berkelanjutan. Sudah saatnya Aceh memperkuat infrastruktur, meningkatkan kerja sama lintas sektor, serta menarik lebih banyak investasi demi mewujudkan cita-cita menjadi destinasi wisata Islami kelas dunia. Aamin ya Rabb. []