SAGOETV | NAGAN RAYA – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Nagan Raya dalam beberapa hari terakhir menyebabkan banjir merendam sejumlah wilayah, termasuk fasilitas pendidikan. Salah satu sekolah yang terdampak adalah Sekolah Dasar (SD) di Desa Alue Bata, Kecamatan Tadu Raya. Akibat banjir yang terjadi pada Senin (3/3/2025) dini hari lalu, pihak sekolah terpaksa meliburkan kegiatan belajar mengajar untuk sementara waktu guna melakukan pembersihan fasilitas yang terdampak.
Banjir yang merendam sekolah tersebut menggenangi ruang kelas dengan ketinggian air mencapai satu meter. Akibatnya, sebanyak 315 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 untuk sementara tidak dapat mengikuti proses pembelajaran. Pihak sekolah dan para guru memutuskan untuk meliburkan siswa agar dapat membersihkan ruang kelas yang penuh lumpur serta material bawaan banjir lainnya.
“Sekolah kami memang sudah sering terkena dampak banjir, tetapi tahun ini yang terparah. Ketinggian air mencapai satu meter dan masuk ke dalam seluruh ruang kelas, sehingga tidak memungkinkan bagi siswa untuk belajar,” ujar Teuku Aulia, salah seorang guru di sekolah tersebut.
Selain merendam lantai sekolah, banjir juga mengakibatkan kerusakan pada sejumlah fasilitas pendidikan. Sejumlah meja dan kursi siswa mengalami kerusakan, serta beberapa perangkat pendukung kegiatan belajar mengajar, seperti buku pelajaran dan komputer, juga terdampak. Bahkan, seluruh data siswa yang tersimpan di ruang administrasi tidak sempat diselamatkan akibat derasnya arus air yang masuk ke dalam sekolah.
Saat ini, para guru bersama sejumlah warga setempat bahu-membahu membersihkan ruang kelas dan fasilitas lainnya agar dapat segera digunakan kembali. Lumpur yang mengendap di lantai serta perabotan yang terendam menjadi tantangan utama dalam proses pembersihan.
Pihak sekolah telah memberikan informasi kepada siswa dan wali murid bahwa kegiatan belajar mengajar akan kembali normal pada Senin (11/3/2025) mendatang. Meski demikian, proses pemulihan fasilitas sekolah masih terus dilakukan, dan pihak sekolah berharap adanya bantuan dari pemerintah daerah maupun pihak terkait untuk mempercepat proses pemulihan.
“Kami berharap ada perhatian dari pemerintah daerah dan instansi terkait untuk membantu pemulihan fasilitas sekolah. Tidak hanya membersihkan, tetapi juga mengganti peralatan yang rusak agar siswa dapat belajar dengan nyaman,” tambah Teuku Aulia.
Banjir yang melanda wilayah ini bukan kali pertama terjadi. Setiap musim penghujan, Desa Alue Bata kerap mengalami banjir akibat meluapnya sungai di sekitar permukiman warga. Namun, banjir kali ini disebut-sebut sebagai yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Warga berharap adanya langkah konkret dari pemerintah dalam mengatasi permasalahan banjir yang terus berulang setiap tahunnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagan Raya telah menurunkan tim ke lokasi terdampak untuk melakukan asesmen dan membantu proses penanganan pascabanjir. Selain itu, Dinas Pendidikan setempat juga telah berkoordinasi untuk memberikan bantuan kepada sekolah yang terdampak banjir.
Masyarakat sekitar juga turut bergotong royong membantu membersihkan sekolah agar anak-anak dapat segera kembali belajar. Keterlibatan berbagai pihak diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan sehingga kegiatan pendidikan tidak terganggu dalam waktu yang lama.
Banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Nagan Raya ini juga berdampak pada rumah-rumah warga serta infrastruktur lainnya. Sejumlah jalan penghubung antar desa dilaporkan tergenang, sehingga akses transportasi menjadi terhambat. Warga yang terdampak banjir berharap adanya solusi jangka panjang untuk mengatasi bencana ini agar tidak terus berulang setiap musim hujan tiba. [NST]