• Tentang Kami
Wednesday, November 26, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

SAGOE TV by SAGOE TV
October 9, 2025
in Analisis
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Zulfikar Akbar

Sherly Tjoanda jadi buah bibir di media sosial. Terkini, saat tampil di depan media selepas bertemu “menteri koboi” Purbaya Yudhi Sadewa. Kebetulan ia berdiri di sisi Muzakir Manaf, hingga jadi candaan publik. Bukan untuk mendiskreditkan atau menjatuhkan keduanya. Hanya sekadar bahan melepaskan penat di tengah keriuhan politik yang kerap kali terlalu panas melampaui cuaca Jakarta.

Publik tetap punya respek kepadanya. Bukan semata karena parasnya yang memang cantik, tetapi karena karakter dan pikiran-pikirannya tentang Maluku Utara yang dipimpinnya, tentang rakyat, dan pandangannya tentang kepemimpinan dan jabatan.

Perempuan kelahiran 8 Agustus 1982 ini pantas disebut sebagai perempuan berisi. Setiap kali tampil bicara di depan publik, ia selalu punya data dan ide. Ia bicara tentang nasib masyarakatnya, potensi daerahnya, dan apa saja yang ingin dikerjakannya sebagai gubernur.

BACA JUGA

Menghidupkan Dua Mesin Ekonomi Aceh: Saatnya Likuiditas Menjadi Strategi Pembangunan

Ancaman Ranjau di Aceh: Catatan 20 Tahun Damai Aceh

Bahkan, ibu tiga anak ini patut disebut sebagai seorang gubernur paling berisi dari sisi gagasan. Tidak pernah tampil kosong saat sebagian pemimpin hanya mengejar jabatan dan tidak tahu bisa membawa manfaat apa dari sebuah jabatan.

Tentang jabatan, ia melihatnya tak lebih dari sekadar titipan. Sebagai kesempatan melakukan apa yang bisa dilakukan untuk masyarakat luas, terutama di Maluku Utara. Ia cukup punya peta atas kondisi sosial dan masalah di daerah di bawah kekuasaannya.

Maka itu, saat matanya melirik ke arah Mualem, sapaan Gubernur Aceh, hampir dapat dipastikan ia hanya sedang menyelidiki apa gagasan gubernur eks kombatan GAM ini. Bukan tatapan terpesona karena kegagahan Mualem. Sebab, untuk perempuan sekelas gubernur perempuan ini, isi pikiran dan karakter seorang pemimpin lebih menarik perhatiannya alih-alih sekadar tampang.

Baca Juga:  Ruang Vacum OMS dalam Konfigurasi Politik Aceh

Setidaknya, dari melihat dan mencermati isi pikirannya sendiri selama ini, Sherly adalah pemimpin sekaligus perempuan yang lebih peduli hal-hal esensial daripada penampilan. Lebih meminati isi kepala daripada sekadar bentuk rambut. Lebih tertarik kepada kualitas daripada sekadar kuantitas dan popularitas.

Apalagi, meskipun ia memimpin satu daerah yang kaya sumber daya alam, namun juga “kaya masalah”, dan itu diakuinya secara terbuka di beberapa kesempatan. Di sana ada masalah sosial seperti kemiskinan hingga angka anak putus sekolah (sekitar 35 ribu anak). Ia juga melihat ada persoalan yang mengancam petani dan nelayan, dan inilah paling sering dibahasnya–jika menakar perhatiannya.

Jadi, dari balik mata indahnya, masih ada yang jauh lebih indah dan patut jadi perhatian. Itu adalah tentang bagaimana ia berusaha membangun tim, melakukan “belanja masalah” untuk mengetahui masalah riil yang jadi tanggung jawabnya, dan mempersiapkan langkah menuntaskannya.

Pengalamannya sendiri, untuk urusan kesehatan pun pernah mengalami kesulitan, jadi hal yang sangat menggugahnya. Perhatikan saja, matanya jadi berubah berkaca-kaca setiap kali bicara nasib orang-orang Maluku Utara. Kesulitan mereka. Menjadi indikasi, ada sisi emosi menggerakkannya, emosi atas kemiskinan mengadang masyarakatnya.

Namun ia juga menyeimbangkan itu dengan pola pikirnya yang runut, jelas, lugas, mengentalkan kelebihannya sebagai seorang perempuan yang meniti takdir sebagai pemimpin atas 1,3 juta masyarakatnya. Di samping, juga karakter tegasnya, yang diperlihatkan setiap kali ia melihat ketidakseriusan aparat dalam mengurus rakyat.

Pukulan hidup. Agaknya ini yang membuat siapa pun yang mencermati pikiran-pikirannya akan teryakinkan, ia belajar banyak dari pukulan hidup yang pernah dialaminya.

Sebelum ia sepenuhnya terjun ke politik, dirinya dan Benny Laos, suaminya, jadi korban ledakan kapal speedboat di Pelabuhan Bobong, 12 Oktober 2024. Ia selamat meskipun sempat terlempar hingga kakinya harus dirawat ketat. Suaminya sendiri tak terselamatkan.

Baca Juga:  Chelsea, Frank Lampard, dan Aceh

Bahkan dalam keadaan kakinya sendiri cedera, ia sempat berpikir untuk terjun ke air demi mencari sang suami. Namun dicegah oleh orang-orang di lokasi.

Berita menimpanya dan sang suami sempat jadi berita nasional, terlebih proses penyelidikan pun lumayan memakan waktu–dari Oktober 2024 hingga Maret 2025. Tak ayal, segala hal terkait musibah itu jadi sorotan, dari munculnya asumsi liar hingga dugaan sabotase, karena dikaitkan dengan pencalonan Benny sendiri sebagai gubernur.

Kepolisian pun harus memeriksa tak kurang dari 18 orang untuk memastikan apakah itu murni kecelakaan atau ada kemungkinan lain. Setelah berbulan-bulan, barulah bisa dipastikan, tragedi maut itu akibat kelalaian. Lantaran bahan bakar diisi ketika sistem listrik masih menyala.

Hanya berselang dua hari, ia masih dirawat di rumah sakit, Sherly justru ditunjuk jadi pengganti suaminya sebagai calon gubernur. Ia pun menang, meraih suara 51,68 persen, dan dilantik pada 20 Februari 2025, di Jakarta.

Di beberapa kesempatan, ia kerap menyebut satu kalimat yang lugas. Dirinya bukan superwoman, tapi ingin membentuk tim yang super. Mengindikasikan, ia punya sudut pandang bahwa urusan memimpin bukan pekerjaan solo atau sendirian. Butuh banyak tangan.

Di sini terlihat, ia lebih dulu meletakkan mindset yang tepat, alih-alih membanggakan jabatan. Walaupun, seandainya ia ingin membanggakan diri pun sangat layak. Sebelumnya nyaris tak dikenal kecuali oleh rekan bisnisnya, jauh dari dunia politik kecuali lewat mendiang suaminya, kini ia menjadi magnet yang kerap dipuji publik skala nasional. Terlebih, dari 38 provinsi, hanya Sherly dan Khofifah Indar Parawansa di Jawa Timur, sebagai gubernur dari kalangan perempuan.

Ia pun kerap menekankan satu prinsip yang juga diungkapkannya saat bicara dengan bawahannya. “Kita ingin menuntaskan masalah, bukan menambah masalah!” Galak, namun cukup menggambarkan, sekali lagi, tentang bagaimana ia membangun mindset-nya dalam memimpin.

Baca Juga:  Industri Kreatif Aceh: Panggung Kosong, Sistem Palsu

Sherly patut disebut melampaui kecantikan dimilikinya kala dunia kerap berhenti melihat sesuatu di atas sekadar kecantikan. Namun, ini pun masih perlu dibuktikan lebih jauh, mengingat Maluku Utara adalah daerah yang terkenal dengan nikel melimpah–salah satu penghasil nikel terbesar di Indonesia. Ia akan memiliki nama jauh lebih harum jika kelak bisa memastikan, masyarakat Maluku Utara pun mendapatkan manfaat terbesar.

Sejauh ini, ia sudah menunjukkan sikap tegas. Dirinya tak ingin Maluku Utara hanya dijadikan “sapi perah”, nikel dikeruk, tetapi hasilnya tak dirasakan oleh masyarakatnya. Ia masih bekerja, melawan tangan-tangan kuat yang sering mengatasnamakan negara tapi tak peduli nasib rakyat.

Bukan pekerjaan mudah, mengingat banyak mata tak hanya menatapnya, melainkan juga menatap tanah yang kini berada di bawah kendalinya. Karena nikelnya, hingga hasil lautnya. Semoga saja, ia bisa lebih kokoh dari Benteng Tahula dan Benteng Tolukko, untuk membentengi rakyat dan tanah Maluku Utara.

Lantas, apa hubungannya dengan Mualem? Ya, kesamaan dalam masalah serius. Sama-sama memiliki pekerjaan rumah, memastikan setiap jengkal tanah Aceh lebih banyak membawa manfaat bagi rakyat Aceh. Terlebih urusan tambang, jangan sampai mengusir masyarakat sendiri tetapi justru membuka jalan bagi perusahaan luar, dan kelak hanya menyisakan ampas.

Mengutip pandangan Sherly, “Hidup ini pun bukan milik kita sejak awal. Semua bisa hilang seketika.” Penegas agar jangan sampai jabatan yang sementara justru membawa petaka jangka panjang. Melainkan, bagaimana memastikan bisa membawa manfaat jangka panjang, membawa kebaikan yang terus hidup hingga kita sendiri kelak mati. []

Tags: acehAnalisisMalukuMualemMuzakir ManafSherly Tjoanda
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
SAGOE TV

SAGOE TV

SAGOETV.com adalah platform media digital yang memberi sudut pandang mencerahkan di Indonesia, berbasis di Banda Aceh. SAGOETV.com fokus pada berita, video, dan analisis dengan berbagai sudut pandang moderat.

Related Posts

Kepala Kanwil Bea dan Cukai Aceh, Safuadi, ST., M.Sc., Ph.D.
Analisis

Menghidupkan Dua Mesin Ekonomi Aceh: Saatnya Likuiditas Menjadi Strategi Pembangunan

by SAGOE TV
November 7, 2025
Ancaman Ranjau di Aceh: Catatan 20 Tahun Damai Aceh
Analisis

Ancaman Ranjau di Aceh: Catatan 20 Tahun Damai Aceh

by SAGOE TV
October 1, 2025
Pengalaman Meliput Perang dan Damai Aceh; Laku Lancung Pemilik Senjata, Kamu Jurnalis Apa?
Analisis

Pengalaman Meliput Perang dan Damai Aceh; Laku Lancung Pemilik Senjata, Kamu Jurnalis Apa?

by SAGOE TV
September 28, 2025
Pandai Merasa Bukan Merasa Pandai
Analisis

Tantangan Berhukum dengan Cinta: dari MoU ke UUPA

by SAGOE TV
September 27, 2025
Strategi Ekonomi Aceh: Optimalisasi Potensi Lokal dan Ekspansi ke Pasar Global (bagian 2)
Analisis

Jalan Baru Menuju Kebangkitan Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
September 22, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

SAM Airlines Matangkan Operasional Penerbangan Umrah Langsung dari Aceh ke Jeddah

SAM Airlines Matangkan Operasional Penerbangan Umrah Langsung dari Aceh ke Jeddah

November 22, 2025
Menjadi Pemimpin Rita Khathir

Menjadi Pemimpin

November 17, 2025
Musik, Syariat, dan Ruang Publik: Mengapa Aceh Perlu Menata, Bukan Menolak

Musik, Syariat, dan Ruang Publik: Mengapa Aceh Perlu Menata, Bukan Menolak

November 19, 2025
Kongres KMPAN XIII Tegaskan Pengawalan UUPA Sesuai MoU Helsinki dan Dorong KOMPAS III Digelar di Aceh

Kongres KMPAN XIII Tegaskan Pengawalan UUPA Sesuai MoU Helsinki dan Dorong KOMPAS III Digelar di Aceh

November 21, 2025
Maulid Raya Dirangkai dengan Festival GAYAIN Aceh: Kuah Beulangong hingga Parade Idang Meulapeh

Maulid Raya Dirangkai dengan Festival GAYAIN Aceh: Kuah Beulangong hingga Parade Idang Meulapeh

November 23, 2025
Persiraja vs Sriwijaya FC: Laga Kandang Pamungkas 2025, Tiket Mulai Rp 30 Ribu

Persiraja vs Sriwijaya FC: Laga Kandang Pamungkas 2025, Tiket Mulai Rp 30 Ribu

November 23, 2025
Aceh Youth Summit 2025: Menekraf Teuku Riefky Harsya Minta Pemuda Aceh Siap Hadapi Era Digital

Aceh Youth Summit 2025: Menekraf Teuku Riefky Harsya Minta Pemuda Aceh Siap Hadapi Era Digital

November 22, 2025
Mualem Start Distribusi Logistik, Aceh Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana

Gubernur Aceh Instruksikan Bupati/Wali Kota Siaga Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

November 21, 2025
Rp2,6 Triliun Dana Bank Aceh Syariah: Simpanan Aman atau Peluang Terlewatkan?

PLN, Monopoli Listrik, dan Keadilan Energi: Perspektif Maqashid Syariah

October 1, 2025

EDITOR'S PICK

Pilkada Aceh 2024: Bustami Hamzah Nomor Urut 1, Muzakir Manaf Nomor 2

Pilkada Aceh 2024: Bustami Hamzah Nomor Urut 1, Muzakir Manaf Nomor 2

September 24, 2024
Menko PMK akan Menutup PON XXI Aceh-Sumut 2024

Menko PMK akan Menutup PON XXI Aceh-Sumut 2024

September 20, 2024
Perencanaan Pembangunan Ekonomi Aceh Gagal

Perencanaan Pembangunan Ekonomi Aceh Gagal

March 24, 2025
Jemaah Haji Aceh di Makkah Mulai Terima 2.000 Riyal dari Wakaf Baitul Asyi

Jemaah Haji Aceh di Makkah Mulai Terima 2.000 Riyal dari Wakaf Baitul Asyi

June 2, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.