SAGOETV | BANDA ACEH – Bulan suci Ramadhan kembali mengingatkan umat Islam akan berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi pada 17 Ramadhan. Dalam ceramah subuh di Masjid Raya Baiturrahman, Drs Tgk H Ameer Hamzah, M.Si menyampaikan lima alasan mengapa Ramadhan disebut sebagai Sayyidus Syuhur atau penghulu segala bulan.
Pertama, 17 Ramadhan merupakan hari lahirnya agama Islam. Rasulullah Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril di Gua Hira, yang menandai dimulainya ajaran Islam secara kaffah. Sebelum turunnya wahyu tersebut, belum ada agama Islam dalam bentuk syariat yang sempurna sebagaimana yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Kedua, di tanggal yang sama, Rasulullah SAW diangkat sebagai Rasul. Sebelumnya, beliau telah menjadi seorang Nabi, tetapi pada usia 40 tahun, tepat pada 17 Ramadhan, Allah SWT mengangkatnya sebagai Rasul untuk menyampaikan risalah Islam kepada seluruh umat manusia.
Ketiga, malam 17 Ramadhan juga menjadi saksi turunnya Al-Qur’an. Kitab suci umat Islam ini pertama kali diturunkan dari Lauhul Mahfuz ke langit dunia, sebelum kemudian diwahyukan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW dalam kurun waktu 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari.
Keempat, 17 Ramadhan dikaitkan dengan malam yang penuh kemuliaan, yakni Lailatul Qadar. Malam yang lebih baik dari seribu bulan ini diyakini terjadi pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan. Keistimewaan malam ini disebutkan dalam Al-Qur’an, di mana Allah SWT menurunkan rahmat dan ampunan-Nya bagi umat Islam yang beribadah dengan penuh keimanan dan keikhlasan.
Kelima, pada 17 Ramadhan juga terjadi Perang Badar, peperangan pertama dalam sejarah Islam yang menjadi titik balik bagi kaum Muslimin. Dalam perang ini, pasukan Islam yang hanya berjumlah sekitar 300 orang berhasil mengalahkan pasukan Quraisy Makkah yang jauh lebih besar, dengan bantuan 3.000 malaikat yang dikirim oleh Allah SWT. Kemenangan ini menjadi bukti pertolongan Allah bagi orang-orang yang berjuang di jalan-Nya.
Tgk Ameer Hamzar juga mengingatkan pentingnya menghidupkan Ramadhan dengan ibadah dan menjadikan momentum ini untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Ia berharap agar masyarakat dapat memperbanyak ibadah di masjid dan menasah, terutama di malam-malam terakhir Ramadhan, guna meraih keberkahan Lailatul Qadar.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyambut baik upaya Pemerintah Aceh yang mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam ibadah Ramadhan. Menurutnya, kebijakan untuk menutup usaha-usaha hiburan dan meningkatkan aktivitas keagamaan di masjid perlu didukung agar Ramadhan dapat dijalani dengan penuh kesungguhan dan kedekatan kepada Allah SWT.
“Semoga kita semua dapat memanfaatkan bulan suci ini dengan sebaik-baiknya dan meraih keberkahan serta ampunan Allah SWT,” tutupnya. [MM]