SAGOE TV | BANDA ACEH – Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Kodam IM) menyiapkan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) untuk menghadapi potensi bencana alam di wilayah Aceh. Kesiapan pasukan ini ditandai dengan Apel Gelar Batalyon Komposit PRCPB yang digelar sebagai langkah antisipasi dan peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi kondisi darurat maupun kontijensi.
Apel Gelar Batalyon Komposit Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) tersebut dipimpin langsung oleh Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr.(Han). Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Blang Padang, Kota Banda Aceh, pada Selasa (22/7/2025), melibatkan unsur TNI, Polri, pemerintah daerah, dan instansi terkait lainnya.
Apel gelar pasukan ini menjadi simbol kesiapan Kodam IM dalam menghadapi potensi bencana alam di wilayah Aceh, yang dikenal memiliki risiko tinggi terhadap berbagai jenis bencana seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, hingga kebakaran hutan. Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Tuha Peut Wali Nanggroe Aceh, Kepala Badan Kesbangpol Aceh, Dirpam Opvit Polda Aceh, Kasdam IM, Kabagops Binda Aceh, Irdam IM, Kapoksahli Pangdam IM, Danrem 011/Lilawangsa, Danrem 012/Teuku Umar, Danrindam IM, para Asisten Kasdam IM serta pejabat sipil dan militer lainnya.
Pangdam IM dalam amanatnya menyampaikan bahwa apel gelar pasukan ini memiliki tujuan utama sebagai bentuk pengecekan kesiapan satuan Batalyon Komposit PRCPB Kodam IM dalam menjalankan tugas penanggulangan bencana secara cepat, tepat, dan terkoordinasi. Batalyon ini dipersiapkan untuk selalu siaga setiap saat dalam menghadapi situasi darurat di seluruh wilayah Aceh.
Mayjen Niko Fahrizal mengatakan, pelibatan kekuatan TNI dalam penanggulangan bencana merupakan salah satu tugas pokok yang diamanatkan undang-undang, yaitu membantu pemerintah daerah dalam hal penanganan bencana alam. Mengingat wilayah Aceh memiliki kondisi geografis dan iklim yang sangat rentan terhadap bencana, maka kesiapsiagaan dan profesionalisme prajurit menjadi faktor yang sangat krusial.
Pangdam IM menegaskan bahwa setiap prajurit harus selalu memiliki kesiapan fisik, mental, dan keterampilan teknis dalam menghadapi berbagai situasi darurat. Peralatan dan materiil harus selalu dalam kondisi siap pakai dan perlu dilakukan pengecekan secara berkala. Kemampuan setiap individu juga perlu terus diasah melalui latihan rutin agar mampu memberikan respon cepat dan efektif saat terjadi bencana.
Selain itu, Pangdam mengingatkan bahwa penanggulangan bencana tidak dapat dilakukan sendiri oleh TNI, melainkan membutuhkan kerja sama yang solid dengan seluruh komponen bangsa, termasuk Polri, pemerintah daerah, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA)/BPBD, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), serta seluruh lapisan masyarakat. “Sinergi yang baik akan memberikan dampak besar dalam upaya meminimalkan korban jiwa dan kerugian harta benda,” ujarnya. []




















