SAGOETV | BANDA ACEH – Badan Pangan Nasional (Bapanas) merilis data terbaru mengenai Indeks Ketahanan Pangan (IKP) di provinsi Aceh. Berdasarkan hasil pemeringkatan tahun 2023, lima kabupaten di Aceh tercatat memiliki tingkat ketahanan pangan terbaik.
Kabupaten Aceh Besar menduduki peringkat pertama dengan nilai IKP sebesar 85,62%, disusul oleh Aceh Tamiang di posisi kedua dengan 81,41%. Selanjutnya, Kabupaten Bireuen berada di peringkat ketiga dengan nilai 81,34%, kemudian Kabupaten Aceh Jaya menempati posisi keempat dengan 80,22%. Sementara itu, Kabupaten Aceh Barat melengkapi daftar lima besar dengan pencapaian yang juga signifikan.
Capaian ini menunjukkan keberhasilan masing-masing daerah dalam menjaga stabilitas pangan melalui berbagai program, termasuk peningkatan produksi pertanian, operasi pasar murah, serta penguatan ketahanan pangan berbasis masyarakat.
Kepala Dinas Pangan Aceh Besar, Alyadi menyampaikan bahwa pencapaian tersebut tidak lepas dari koordinasi yang erat antara pemerintah daerah dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dukungan penuh dari Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto. “Kami terus berupaya menjaga stabilitas pangan melalui berbagai strategi, termasuk penanganan stunting dan pengentasan kemiskinan,” ujarnya, Kamis (6/2/2025).
Selain kabupaten, Kota Banda Aceh juga mencatatkan prestasi sebagai kota dengan ketahanan pangan terbaik di Provinsi Aceh, menduduki peringkat ke-35 secara nasional.
Keberhasilan lima kabupaten ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Aceh dalam mengoptimalkan program ketahanan pangan, sehingga kesejahteraan masyarakat semakin meningkat dan ketahanan pangan tetap terjaga secara berkelanjutan.
Aceh Besar peringkat I
Menurut Alyadi, rilis Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) untuk Tahun 2023, Aceh Besar menjadi daerah dengan peringkat tertinggi di Aceh dalam hal Indeks Ketahanan Pangan (IKP). Secara nasional, Aceh Besar berada di peringkat 43 dari 416 kabupaten di Indonesia.
Sementara, Provinsi Aceh menduduki peringkat 23 Nasional dari 34 total provinsi yang ada di Indonesia dengan nilai 70,16 persen. Kabupaten Aceh Besar menduduki peringkat 43 nasional dengan nilai 85,62 %.
Menurutnya, banyak konsideran dalam penetapan IKP tersebut, mulai dari tingkat ketersediaan pangan, penurunan penduduk miskin, hingga penanganan stunting. “Juga tak lepas dari operasi pangan murah serta pasar murah yang kita adakan secara intensif dalam tiga tahun terakhir,” kata Alyadi.
Ditambahkan, capaian tersebut juga tak lepas dari koordinasi tegak lurus dengan pimpinan daerah, dalam hal ini pemerintah dan para stakeholder di Aceh Besar, memberikan sejumlah masukan dan arahan berkelanjutan tentang langkah-langkah yang dilakukan untuk memperkuat ketahanan pangan di Aceh Besar. “Pak Pj Bupati juga melakukan koordinasi dengan lintas stakeholder untuk mewujudkan Pangan Murah secara kontinyu di Aceh Besar, tentu saja sesuai dengan kemampuan daerah,” tutur Alyadi.
Bagi Aceh Besar, capaian ini adalah lompatan besar dari tahun 2022 yang menduduki peringkat 100 nasional dengan nilai 81,49 %, artinya mengalami peningkatan yang begitu signifikan secara nasional yakni naik sebanyak 53 peringkat. Pencapaian tersebut tentu menjadikan Kabupaten Aceh Besar berada pada peringkat pertama di Provinsi Aceh.
Berikut lima kabupaten di Aceh dengan tingkat ketahanan pangan paling baik menurut Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Provinsi Aceh:
- Kabupaten Aceh Besar dengan nilai 85,62 %
- Kabupaten Aceh Tamiang dengan nilai 81,41 %
- Kabupaten Bireuen dengan nilai 81,34 %
- Kabupaten Aceh Jaya dengan nilai 80,22 %
- Kabupaten Aceh Barat
Berbeda halnya dengan wilayah perkotaan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mempunyai metode dan indikator lain terhadap penilaian Indeks Ketahanan Pangan wilayah perkotaan.
Menurut Bapanas, Kota Banda Aceh berada pada peringkat 35 nasional. Kota Banda Aceh yang juga Ibukota Provinsi Aceh berada pada peringkat pertama di Provinsi Aceh sebagai Kota dengan IKP paling baik dari 4 kota lainnya seperti Kota Lhokseumawe, Kota Langsa, Kota Sabang, dan Subulussalam.
Sementara ukuran indeks ketahanan pangan di kabupaten-kabupaten Indonesia berdasarkan 3 aspek, yaitu aspek ketersediaan pangan, aspek keterjangkauan, dan aspek pemanfaatan pangan [CEM]