SAGOETV | BANDA ACEH – Di balik setiap pencapaian gemilang, selalu ada kisah perjuangan yang tak terhitung dan terbilang. Saprina Siregar adalah sosok yang membuktikan bahwa ketekunan, dedikasi, dan cinta terhadap ilmu pengetahuan mampu mengantarkan seseorang pada pencapaian luar biasa. Lahir di Takengon pada 7 April 1975, Saprina tumbuh dalam lingkungan yang menanamkan nilai-nilai pendidikan sebagai kunci perubahan.
Sejak usia belia, kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan sudah tampak jelas. Ia menempuh pendidikan dasarnya di SD Negeri Uning Bertih, Aceh Tengah (1980-1986), lalu melanjutkan ke SMP Negeri 1 Lhokseumawe (1987-1991) dan SMA Muhammadiyah 3 Lhokseumawe (1992-1994).
Hasratnya untuk memahami lebih dalam tentang agama dan sosial membawanya ke Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, di mana ia meraih gelar sarjana pada 1999.
Tak berhenti di situ, ia kembali menempuh pendidikan di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh (2000-2003), hingga akhirnya meraih gelar Magister Administrasi Pendidikan dari Universitas Syiah Kuala dengan predikat Cum Laude dan IPK 3,93.
Dunia pendidikan adalah medan juangnya. Kariernya dimulai sebagai Wakil Kepala Sekolah PAUD Inklusi Kasya Day Care Center and School Banda Aceh pada 2009, kemudian menjadi Kepala Sekolah hingga 2021. Dalam perjalanannya, Saprina menyadari betapa pentingnya pendekatan inklusif dalam dunia pendidikan.
Berangkat dari pengalaman berharga menghadapi anak-anak berkebutuhan khusus, ia mengembangkan strategi “Kayang”, sebuah metode pembelajaran yang memungkinkan setiap anak mendapatkan pendidikan sesuai dengan keunikan dan potensinya.
Perjalanan akademiknya yang gemilang tak terlepas dari kiprahnya sebagai praktisi dan aktivis pendidikan inklusi. Ia pernah menjadi dosen luar biasa di STKIP An-Nur Prodi PG PAUD (2018-2019) dan hingga kini aktif sebagai fasilitator penjagaan mutu pengelolaan PAUD di berbagai kabupaten di Aceh, serta menjadi konsultan pendidikan di TK IT Rabbani Babahrot, Aceh Barat Daya.
Pada 2021, bersama anak sulungnya, ia mendirikan Sekolah Inklusi Harsya Ceria di bawah naungan Yayasan Kayang Bangun Semesta, yang kini menaungi berbagai jenjang pendidikan anak usia dini hingga sekolah dasar.
Tak hanya seorang akademisi dan praktisi, Saprina juga seorang penulis yang aktif menyuarakan gagasan-gagasan cemerlangnya. Ia telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, di antaranya Juara I Lomba Apresiasi GTK PAUD DIKMAS tingkat Kota Banda Aceh dan tingkat Provinsi Aceh (2018), serta Juara III tingkat nasional di Pontianak.
Pada 2023, ia dinobatkan sebagai Penulis Terbaik dalam lomba menulis cerita anak oleh Sekolah Menulis Indonesia, serta meraih penghargaan serupa dari Dinas Arsip dan Perpustakaan Aceh.
Perannya sebagai narasumber pendidikan dan parenting sejak 2014 semakin mengukuhkan posisinya sebagai figur yang tak hanya menginspirasi, tetapi juga memberdayakan. Dengan filosofi hidupnya, “Rangkul Perbedaan dengan Kasih Sayang,” ia terus berjuang menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Atas segala dedikasinya, Saprina termasuk dalam 20 tokoh perempuan Aceh yang ditulis oleh Ihan Nurdin, seorang jurnalis yang mendokumentasikan perjuangan perempuan di akar rumput.
Di balik sosoknya yang gigih, Saprina tetaplah seorang ibu, seorang perempuan yang mencintai dunia literasi dan seni menanam bunga. Ia percaya bahwa setiap benih yang ditanam, baik dalam pendidikan maupun dalam kehidupan, suatu hari akan tumbuh menjadi pohon yang rindang dan memberi manfaat bagi banyak orang.
Dengan semangat yang tak pernah padam, Saprina Siregar terus melangkah, mengukir jejak dalam dunia pendidikan, dan menjadi mercusuar harapan bagi masa depan yang lebih inklusif dan berkeadilan. [NST]