• Tentang Kami
Thursday, November 13, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Spritualitas dan Imunitas

SAGOE TV by SAGOE TV
March 24, 2025
in Artikel
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Spritualitas dan Imunitas
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Saifuddin Bantasyam
Dosen Fakultas Hukum Unsyiah, Kopelma Darussalam, Banda Aceh.

Di luar dugaaan kita semua, jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di Aceh bertambah secara signifikan dalam masa waktu dua bulan belakangan ini. Pada kondisi hari Rabu 14 Oktober, sebanyak  5.893 dilaporkan positif (Harian Serambi Indonesia), dan jumlah yang meninggal sudah mencapai 214 orang. Memang ada banyak juga yang berhasil sembuh, dalam laporan harian tersebut pada tanggal yang sama berjumlah 3.851 orang,  namun laporan tentang pelonjakan jumlah yang positif terkena virus tersebut selalu  lebih mendapat perhatian publik.

Sampai saat ini, ada dua strategi yang dilaksanakan dalam menangani wabah yang sangat mematikan tersebut. Untuk sisi pemerintah, disebut dengan 3T (testing, tracing, dan treatment). Dalam bahasa lain, pemerintah melakukan pemeriksaan (rapid test dan swab), lalu melakukan penelusuran atas orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan orang yang positif Covid-19. Terakhir adalah melakukan tindakan medis kepada mereka yang diperlukan.  Kebijakan 3T ini terus dijalankan dengan penyempurnaan disana-sini.

BACA JUGA

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Lalu dari sisi masyarakat, ada istilah yang disebut dengan 3M. Pemerintah mengimbau agar masyarakat konsisten melakukan 3M ini, yang meliputi mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Ada yang menambah satu lagi M sehingga menjadi 4M yaitu menjauhi kerumunan. Berdasarkan kajian-kajian ilmiah, jika masyarakat melaksanakan secara konsisten keseluruhan M tersebut, maka angka keterinfeksian Covid-19 akan dapat diturunkan secara signifikan.

Di media sosial, ada berbagai saran dalam mencegah situasi menjadi semakin memburuk bagi mereka yang positif Covid-19.  Saran-saran tersebut umumnya belum dapat dibuktikan secara ilmiah sampai saat ini. Itu sebabnya, hingga sekarang, belum ada obat untuk melawan virus tersebut. Memang ada berbagai riset untuk menciptakan vaksin. Namun, karena sedang diuji-coba pada manusia maka  keterandalan vaksin dan kapan vaksin akan tersedia, belum diketahui dengan pasti.

Baca Juga:  Kerancuan Pikiran Jarang Disadari Pengajar Ilmu Logika

Spritual Vitality
Ketika dalam beberapa bulan,  sejak awal Maret jumlah yang positif corona di Aceh sangat minim, Jubir Satgas Covid-19 pernah memberi apresiasi melalui media massa. Saya cermati bahwa apreasiasi tersebut disikapi dengan berbagai sikap oleh sejumlah orang.

Diskusi pun kemudian mengarah kepada pertanyaan “mengapa Aceh minim kasus korona? (pada masa awal itu)” Jawaban yang muncul pun beragam.

Salah satunya adalah karena ketaatan beragama orang Aceh, yang antara lain ditunjukkan melalau doa qunut nazilah yang terus dibaca saat shalat dan berdoa dan berbagai bentuk lain yang berkait dengan aspek spritualitas.

Lalu, saat kini jumlahnya sudah 5000-an, apakah kemudian dapat disimpulkan bahwa ketaatan kita dalam menjalankan perintah agama, sudah menurut? Atau doa qunut nazilah tidak lagi kita lakukan dengan serius, tidak kita imani dengan baik, sehingga dia menjadi seperti doa-doa lain di luar situasi adanya pandemi, bala, atau wabah yang mendera kita? Hanya Allah SWT yang tahu jawaban pasti terhadap pertanyaan ini.

Tetapi dari cerita yang saya dengar dari beberapa kawan yang sembuh setelah menjalani perawatan di rumah sakit karena positif Covid-19 dan dari kawan-kawan yang sembuh setelah hanya menjalani isolasi di rumah, maka poin utama dan terpenting dari cerita mereka semua adalah ini: percaya bahwa Allah itu Maha Menyembuhkan. Artinya, dalam keadaan apa pun, atau bagaimana pun, kita wajib meyakini tentang kehendak Allah.

Adakah itu hal yang terasa asing? Tidak sama sekali, apalagi dalam kehidupan keseharian rakyat Aceh. Saat saya membezuk orang yangg dirawat di rumah sakit misalnya, saya sering melihat alquran di samping pasien, atau di atas meja dalam kamar rawat. Juga ketika seseorang dalam keadaan dying, sakratul maut, keluarga biasanya membaca yasin, atau saat sudah meninggal, keluarga juga membaca yasin.

Baca Juga:  Kuliah Umum IAN UIN Ar-Raniry Bahas Fenomena No Viral No Justice dalam Layanan Publik

Amatan lain, sejumlah penumpang pesawat, membawa alquran kecil yang selalu dalam genggaman, membacanya selama terbang, atau akan dibaca jika ada turbulensi (pesawat terguncang).  Saat menyaksikan kebakaran, ada yang mengumandangkan azan, atau berteriak Allahu Akbar. Ketika gempa, ada membaca lahaulawala quata illa billah.

Lalu, di televisi, kita dapat melihat terdakwa misalnya yang terlibat pembunuhan kejam atau pelaku korupsi miliaran rupiah, orang-orang yang diadili karena jual beli sabu, dan berbagai kejahatan berat lainnya (termasuk teroris), kebanyakan memakai peci hitam atau peci putih (peci haji) saat mengikuti persidangan.

Saya pikir, beberapa contoh di atas mungkin satu pertanda bahwa orang-orang merasa betapa aspek spiritual itu memegang peranan penting manakala berhadapan dengan suatu keadaan yang genting atau saat sakit. Sepertinya, seseorang menjadi lebih religius saat terbaring di rumah sakit atau saat menjadi pesakitan dalam suatu proses hukum. Para terdakwa tadi,  sebagai misal,  mungkin memperlakukan peci itu sebagai simbul atau “obat spiritual” yang memberi pengaruh kepada dirinya (untuk siap lahir batin) atau memengaruhi hakim yang mengadili mereka.

Tetapi dalam pengalaman saya saat menjalani perawatan di rumah sakit, atau mendampingi keluarga yang sakit, aspek spritualitas itu jarang menjadi perhatian dokter atau perawat. Saat pertama masuk, yang diperiksa biasanya adalah  denyut nadi, tekanan darah, pernafasan, dan suhu tubuh. Semua ini merupakan “virtual signs” karena keempat hal ini merupakan tanda-tanda vital (untuk hidup) kehidupan.  Dokter juga menanyakan di mana kita merasa sakit, atau seperti apa sakit yang kita rasakan utk menambah kepada keempat tanda vital tadi.

Lalu, dengan mendasarkan pada amatan saya di atas, maka jangan-jangan  spritualitas menjadi tanda keenam yang juga sangat penting. Saat berhadapan dengan wabah, orang-orang mungkin merasa perlu menambah ketaatannya sehingga dapat mengusir kegelisahan, merasa tenang, dan nyaman. Juga kemudian meningkatkan daya imunnya.  Tentu saja mungkin karena sulit mengukur  tingkat spritualitas itu, maka kebanyakan dokter kemudian tidak memberikan perhatian yang memadai kepada sisi spritualitas itu. Perawatan akhirnya fokus pada “caring” oleh dokter dan perawat.

Baca Juga:  Jalan Pembangunan Hijau

Tetapi jika diperhatikan dengan seksama, menurut sains, dalam “caring” (yang dilaksanakan oleh dokter) terdapat elemen yang bernuansa spiritual, misalnya ada rasa kasihan (compassion), berbagi, memberi dukungan, menunjukkan empati, honesty, dan truthworthiness.

Dalam “caring” dokter juga menunjukkan bahwa dirinya memiliki kompetensi dalam pemulihan. Pengetahuan pasien terhadap kompetensi dokter yang merawatnya dapat memotivasi pasien untuk menerima pengobatan dengan sungguh-sungguh.

Sepertinya, sangat menarik jika ada riset ilmiah yang dilakukan sejauh mana misalnya aspek spritualitas yang meningkat selama sakit, atau saat menjalani perawatan, berperan dalam proses penyembuhan. Sudah sama kita mahfum tentang adanya keadaan-keadaan yang berlevel “mukjizat” misalnya dalam kasus seseorang sudah divonis “mati” secara medis tapi kemudian berhasil sembuh sedemikian rupa.

Demikian juga, para pasien yang positif corona,  yang memiliki penyakit penyerta (comorbid), seperti jantung, hipertensi, diabetes, namun ternyata bisa pulang ke rumah, kembali dalam keadaan sehat,  terbebaskan dari virus corona. Allah adalah Maha Menentukan. []

Tags: acehArtikelSaifuddin BantasyamSpritual
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
SAGOE TV

SAGOE TV

SAGOETV.com adalah platform media digital yang memberi sudut pandang mencerahkan di Indonesia, berbasis di Banda Aceh. SAGOETV.com fokus pada berita, video, dan analisis dengan berbagai sudut pandang moderat.

Related Posts

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?
Artikel

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

by SAGOE TV
July 19, 2025
Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Artikel

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

by SAGOE TV
July 5, 2025
Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh Fakta yang Jarang Diketahui!
Artikel

Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh: Fakta yang Jarang Diketahui!

by SAGOE TV
July 3, 2025
Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh
Artikel

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
July 1, 2025
Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Tim Angkatan 2023 Juara Jeumala Cup XIV, Wagub Fadhlullah Tekankan Pentingnya Silaturahmi Alumni

Tim Angkatan 2023 Juara Jeumala Cup XIV, Wagub Fadhlullah Tekankan Pentingnya Silaturahmi Alumni

November 9, 2025
Gubernur Tetapkan Lima Anggota Baitul Mal Aceh Periode 2025-2030, Ini Nama-Namanya

Gubernur Tetapkan Lima Anggota Baitul Mal Aceh Periode 2025-2030, Ini Nama-Namanya

November 7, 2025
Teuku Hamid Azwar, Pahlawan Tanpa Mengharap Dikenal

Teuku Hamid Azwar, Pahlawan Tanpa Mengharap Dikenal

March 15, 2025
Indonesia Pamerkan Arah Baru Energi Nasional di ADIPEC 2025, BPMA Promosikan Potensi Migas Aceh

Indonesia Pamerkan Arah Baru Energi Nasional di ADIPEC 2025, BPMA Promosikan Potensi Migas Aceh

November 7, 2025
Kekuasaan yang Tenang, Intelektualitas yang Mati Catatan dari Dalam Darussalam

Kekuasaan yang Tenang, Intelektualitas yang Mati: Catatan dari Dalam Darussalam

November 10, 2025
Agam Hana Raba Krèh

Agam Hana Raba Krèh

November 4, 2025
Kepala Kanwil Bea dan Cukai Aceh, Safuadi, ST., M.Sc., Ph.D.

Menghidupkan Dua Mesin Ekonomi Aceh: Saatnya Likuiditas Menjadi Strategi Pembangunan

November 7, 2025
Kemenlu Libatkan Aceh dalam Diplomasi Perdamaian Myanmar, Belajar dari Keberhasilan MoU Helsinki

Kemenlu Libatkan Aceh dalam Diplomasi Perdamaian Myanmar, Belajar dari Keberhasilan MoU Helsinki

November 7, 2025
Dari Cendol Janeng hingga Tas Anyaman, Kreativitas Perempuan Aceh Olah Hasil Hutan Bukan Kayu Bersinar di Uroe Peukan

Dari Cendol Janeng hingga Tas Anyaman, Kreativitas Perempuan Aceh Olah Hasil Hutan Bukan Kayu Bersinar di Uroe Peukan

November 7, 2025

EDITOR'S PICK

Rumah Amal Masjid Jamik USK Gerak Cepat Bantu Mahasiswa Korban Kebakaran Asrama

Rumah Amal Masjid Jamik USK Gerak Cepat Bantu Mahasiswa Korban Kebakaran Asrama

September 12, 2025
Pendanaan USAID SEGAR Dihentikan, Penyusunan Roadmap Kakao Aceh Tetap Berjalan

Pendanaan USAID SEGAR Dihentikan, Penyusunan Roadmap Kakao Aceh Tetap Berjalan

February 4, 2025
Olimpiade Matematika dan Sains Dayah Jeumala Amal Diikuti 1.400 Pelajar

Olimpiade Matematika dan Sains Dayah Jeumala Amal Diikuti 1.400 Pelajar

October 26, 2024
Presiden Prabowo zakat sebagai instrumen kesejahteraan sosial

Presiden Prabowo: Zakat sebagai Instrumen Kesejahteraan Sosial

March 27, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.