• Tentang Kami
Tuesday, May 20, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • News
  • Podcast
  • Olahraga
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Nasional
  • Analisis
  • News
  • Podcast
  • Olahraga
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Nasional
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

1 Syawal 1446, Membangun Persaudaraan Paripurna

Sulaiman Tripa by Sulaiman Tripa
March 31, 2025
in Artikel
Reading Time: 3 mins read
A A
0
sulaiman tripa

Dr Sulaiman Tripa

Share on FacebookShare on Twitter

Puasa tahun ini, kita disuguhi dua kondisi. Pertama, keuangan negara yang sepertinya tidak stabil, akibat terlalu banyak pengeluaran yang dibutuhkan. Utang yang ditinggalkan, dan program pemerintahan baru yang membengkak. Kedua, pemerintah memilih efisiensi dalam rangka menanggulangi berbagai kebutuhan. Sejumlah institusi lalu mengurangi jam kerja. Banyak perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja akibat tidak mampu membiayai produksi.

Cuti tahun ini pun sebenarnya biasa-biasa saja. Idul fitri, lalu ada hari nyepi. Cuti untuk dua even ini, berlangsung hingga 7 April nanti. Termasuk kampus, yang memilih meliburkan aktivitasnya.

Tentu saja, soal pulang kampung menjadi sangat penting bagi mereka yang merayakan idul fitri. Pulang kampung memiliki makna penting dalam momentum hari raya, karena menyambung tali silaturrahim. Sayangnya maksud yang baik itu kadangkala dilalui dengan proses yang tidak baik. Pulang untuk silaturrahim, namun prosesnya mengorbankan puasa yang seharusnya dijaga sedemikian rupa.

BACA JUGA

Kelestarian Alam sebagai Jalan Kebahagiaan

Lingkungan Bersih sebagai Hak Asasi

Bagi Muslim, ada dua hari raya penting sepanjang tahun. Tanggal 1 Syawal sebagai hari raya idul fitri. Dan tanggal 10 Zulhijjah sebagai hari raya qurban atau hari raya haji. Sepanjang waktu, hari raya idul fitri terkesan lebih meriah. Berhari-hari disediakan cuti untuk hari yang fitrah ini, sesudah umat Islam melaksanakan ibadah puasa dalam bulan Ramadhan, selama sebulan penuh. Sedangkan pada hari raya haji, ada momentum lain, ketika jutaan umat berkumpul di Arafah, dalam rangka pelaksanaan ibadah haji ke Baitullah.

Dua waktu itu adalah momentum pelaksanaan rukun Islam. Ibadah puasa dan ibadah haji. Masing-masing memiliki hikmah tersendiri yang tidak bisa diukur oleh manusia. Tidak seperti mengkalkulasi dengan rumus matematika dari kedua ibadah tersebut.

Baca Juga:  Warisan Tradisi dalam Semangkuk Khanduri Kanji Rumbi

Khusus untuk idul fitri sering dirayakan secara khusus dan lebih meriah di banyak tempat. Untuk hari raya ini pula, gelombang orang yang pulang kampung sangat terasa di seantero Nusantara. Orang-orang yang pulang ke kampung pada even ini, untuk bersilaturrahim dengan keluarga besarnya.

Untuk momentum ini, orang-orang akan mempersiapkan secara khusus. Dibutuhkan berbagai kesiapan, selain materi, juga waktu dan tenaga yang dipersiapkan untuk pulang ke kampung pada even tersebut.

Fenomena pulang kampung ketika even inilah, mungkin tidak banyak dikenal pada banyak tempat di dunia ini. Paling terkenal adalah negara kita, dengan apa yang dinamakan mudik. Istilah ini, dalam Kamus Bahasa, secara sederhana diartikan dengan berlayar atau pulang. Wikipedia mengartikannya sebagai kegiatan tahunan dari para pekerja atau orang yang berada di perantauan atau buruh migran untuk pulang kampung pada even tertentu. Sifat kegiatan ini adalah tahunan. Orang yang ada di daerah atau negara lain, pada even tertentu pulang ke kampung halamannya.

Ada jutaan orang memilih jalan pulang kampung halaman pada even tertentu itu. Dengan berbagai cara mereka pulang. Letak daerah yang jauh, mereka rela antre tiket kereta api atau bus berhari-hari. Sedangkan yang bisa ditempuh dalam sehari perjalanan, tidak kurang jumlahnya yang memakai sepeda motor. Suatu keadaan yang kadang miris melihatnya, apalagi orang yang tidak memiliki kemampuan lebih, memilih mudik dengan sepeda motor dengan ditumpangi tiga hingga empat orang –tentu dua diantaranya anak yang masih di bawah umur –padahal pada saat yang sama sejumlah fasilitas gratis disediakan di banyak tempat. Jalan ini dipilih karena ingin merasakan kampung halaman tersebut.

Pulang kampung memiliki arti penting, baik mereka yang masih memiliki orang tua atau mereka yang sudah tiada lagi orang tuanya. Mereka yang meninggalkan kampung, pada akhirnya tidak benar-benar meninggalkan, karena pada even tertentu, mereka akan pulang –walau seluruh anggota keluarganya sudah tiada, mereka akan menjenguk kampung yang biasanya mengukir banyak cerita. Belum lagi kampung, biasanya menjadi ruang lain mengekspresikan keberhasilan seseorang –umumnya diukur secara material dan pendapatan.

Baca Juga:  Tol Sibanceh Seksi 1 Padang Tiji-Seulimuem Dibuka Fungsional saat Mudik Lebaran

Orang-orang yang berhasil menempuh pendidikan, umum atau agama, memiliki makna tersendiri. Mereka memiliki masyarakat sendiri yang menerima kesannya. Di luar itu, ada kesan pula orang-orang yang secara ekonomi sudah mapan, lebih gagah langkahnya. Padahal tidak demikian, karena masing-masing orang memiliki tempat tersendiri di kampung halamannya.

Begitulah kesan pulang kampung. Tidak sedikit orang, pulang kampung itu sebagai upaya untuk mengembalikan energi dalam dirinya. Dapat saja bermakna bahwa di kampung, bisa menyegarkan kembali semangat dan ingatan seseorang. Dengan semangat tersebut, seseorang akan dapat melakukan sesuatu yang lebih sesudahnya. Semangat yang secara langsung atau tidak, dapat menjadi pencemeti bagi seseorang untuk melahirkan sesuatu yang lebih luar biasa sesudahnya.

Pada dasarnya pulang kampung bisa dimaknai sebagai jalan berkarya –atau berkarya kembali secara lebih hebat. Dengan pilihan ini, maka bagaimana pun proses pulang kampung yang dijalani, tetap memiliki arti penting. Dengan berbagai bentuk perjuangan dari proses pulang kampung itu, akan tergantikan dengan semangat yang dilahirkan kemudian. Justru yang rugi adalah mereka yang pulang kampung dengan susah payah, namun itu semua tidak bisa membuatnya menambah semangat untuk berkarya yang lebih besar lagi, yang lebih hebat.

Pemaknaan demikian kadang-kadang dirasakan perusahaan tertentu, yang memfasilitasi karyawannya untuk mudik, dengan berharap bahwa ketika mereka kembali, akan tampil dengan semangat yang berlipat.

Jalan yang lebih dalam adalah orang-orang yang pulang kampung, setelah itu ketika kembali ke tempatnya masing-masing, selalu bisa merenungi dan berusaha sekuat tenaga untuk menghasilkan sesuatu yang lebih pada masa depan. Seseorang yang selalu bertekad untuk tidak mau rugi, dengan cara lebih kurang atau bahkan sama dari hari-hari sebelumnya.

Baca Juga:  Memahami Kalkulasi Nasib dan Nasab dalam Kehidupan Serdadu di Indonesia

Bukankah selalu banyak cara untuk pulang kampung? Tentu dengan berbagai pertimbangan dan tujuannya. Jangan pernah dilupakan bahwa pulang kampung adalah membangun persaudaraan, dengan tidak melupakan pentingnya membangun persaudaraan dengan tetangga. Orang-orang yang dekat dengan kehidupan kita adalah para tetangga itu.

Jangan sampai kita berkorban luar biasa untuk pergi ke tempat jauh, namun melupakan begitu saja mereka yang dekat dengan kehidupan kita. Makanya tidak boleh menyakiti tetangga, juga satu kewajiban dalam membangun persaudaraan itu secara paripurna.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

[es-te, Senin, 1 Syawal 1446, 31 Maret 2025]

Tags: ArtikelDr Sulaiman TripaIdulfitriPuasaRamadhanSyawal
ShareTweetPinSendShare
Seedbacklink
Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa adalah analis sosial legal dan kebudayaan. Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.

Related Posts

Kelestarian Alam sebagai Jalan Kebahagiaan
Artikel

Kelestarian Alam sebagai Jalan Kebahagiaan

by Sulaiman Tripa
May 12, 2025
sulaiman tripa
Artikel

Lingkungan Bersih sebagai Hak Asasi

by Sulaiman Tripa
May 5, 2025
sulaiman tripa
Artikel

Hukum Lingkungan Berkeindonesiaan

by Sulaiman Tripa
May 2, 2025
sulaiman tripa
Artikel

Hukum Lingkungan dan Kesadaran Dampak Perubahan Iklim bagi Indonesia

by Sulaiman Tripa
April 28, 2025
sulaiman tripa
Artikel

Jalan Pembangunan Hijau

by Sulaiman Tripa
April 25, 2025
Load More

POPULAR NEWS

Waled Landeng: Prioritaskan Non-ASN R2 dan R3 Jadi PPPK Penuh Waktu

Waled Landeng: Prioritaskan Non-ASN R2 dan R3 Jadi PPPK Penuh Waktu

February 21, 2025
Gampong Lam Geu Eu Raih Juara Pawai Takbir Idul Fitri 1446 H Aceh Tahun 2025

Gampong Lam Geu Eu Raih Juara Pawai Takbir Idul Fitri 1446 H Aceh Tahun 2025

March 31, 2025
UIN Ar-Raniry Buka Prodi Manajemen Industri Halal, Mulai Terima Mahasiswa Baru

UIN Ar-Raniry Buka Prodi Manajemen Industri Halal, Mulai Terima Mahasiswa Baru

April 18, 2025
Realitas di Aceh Lebih ‘Bid’ah’ dari Filmnya

Realitas di Aceh Lebih ‘Bid’ah’ dari Filmnya

April 18, 2025
Wali Nanggroe, Waled Landeng dan Cap Sikureung di Malaya

Wali Nanggroe, Waled Landeng dan Cap Sikureung di Malaya

February 21, 2025

EDITOR'S PICK

Motif Aneuk Mulieng Jadi Ikon Baru, Fitri Souvenir Bawa Kerajinan Khas Aceh Go Internasional

Motif Aneuk Mulieng Jadi Ikon Baru, Fitri Souvenir Bawa Kerajinan Khas Aceh Go Internasional

April 23, 2025
Jadikan Masjid Sumber Manfaat bagi Umat

Jadikan Masjid Sumber Manfaat bagi Umat

April 1, 2025
Pameran Kemitraan Tangguh USAID Dibuka Pj Gubernur Aceh

Pameran Kemitraan Tangguh USAID Dibuka Pj Gubernur Aceh

November 11, 2024
Restorasi Aceh; Menuju Kejayaan dan Kemakmuran

Restorasi Aceh; Menuju Kejayaan dan Kemakmuran

March 8, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.