SAGOETV | BANDA ACEH – Suasana haru menyelimuti prosesi wisuda Universitas Syiah Kuala (USK) di Gedung AAC Dayan Dawood, Rabu (28/5/2025), saat seorang ibu naik ke atas panggung menggantikan anaknya yang telah meninggal dunia akibat kecelakaan. Dengan mata berkaca-kaca, sang ibu menerima ijazah sang buah hati yang seharusnya menjadi momen kebanggaan sang anak, namun berubah menjadi simbol cinta dan kehilangan yang mendalam.
Duduk di depan dengan jilbab besar berwarna hitam, Fitri Ermawati tak mampu menyembunyikan kesedihan di balik kacamatanya. Hari itu ia tiba di Banda Aceh dari Riau, untuk mengambil ijazah buah hatinya, Jodi Ramadhansyah, pada wisuda hari kedua di USK yang melepas sebanyak 738 lulusan.
Haru membuncah karena Jodi telah meninggal dunia. Sarjana Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK tersebut, mengalami kecelakaan kerja saat workshop di Tarumajaya, Bekasi, 25 Maret 2025. Menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 31 Maret 2025.
Saat nama Jodi diumumkan MC, Fitri menaiki panggung. Di depan Rektor, air matanya tumpah, itu bukan tangis pertama. Sejak menginjakkan kaki memasuki Gedung AAC, derai air mata sang ibu tak terbendung.
“Kecelakaan (kerja) mengakibatkan papa dan abang meninggal dunia. Cita-cita abang Jodi mau jadi pramugara,” ungkap M Dwi Fazri Syah.
Demikian kesaksian sang adik, mengenang abangnya yang terlebih dulu memenuhi janji-Nya. Jodi merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Kisah Haru Lainnya, Perjuangan Seorang Disabilitas
Kisah lain juga datang dari Tuanku Muhammad Farras, hari yang sama, ia sah menyandang gelar A.Md, Teknik Sipil. Capaiannya istimewa, karena satu-satunya wisudawan disabilitas di hari itu. Ekspresi bahagia merekah dari kursi rodanya.
“Saya ingin bermanfaat di bidang yang lebih luas untuk orang banyak, karena selama ini dibantu orang banyak. Jadi saya harus bisa membantu orang banyak,” kata Farras.
Keterbatasan fisik bukan halangan bagi anak dari pasangan Tuanku Edy Rinaldi – Leni Marlina, untuk aktif dan bermanfaat bagi sesama. Di sela-sela kuliah, Farras mengajar siswa SD hingga SMP. Ia juga menjadi guru ngaji bagi anak-anak PAUD. Selain itu, Farras juga punya usaha kue.
“Kedepan saya juga terpikir untuk melanjutkan pendidikan,” ungkapnya.
Rektor USK, Prof Marwan mengungkapkan, rasa salut dan bangga atas capaian segenap wisudawan, terlebih disabilitas. Menurutnya, pendidikan merupakan hak bagi segenap anak bangsa.
“USK sejak lama berada di garda terdepan sebagai kampus yang inklusif, menjadi rumah yang nyaman bagi pendidikan saudara kami yang disabilitas. Kelulusan Farras menjadi salah satu bukti akan itu,” kata Rektor.
“Dari perjalanan Jodi kita belajar, bahwa kesungguhan belajar hingga menjadi sarjana layak dijadikan motivasi bersama, untuk tidak lelah berjuang dan menggapai cita-cita. Kami mendoakan almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ujar Prof Marwan. []