• Tentang Kami
Sunday, October 26, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Revolusi Nasabah: Dari Ketergantungan ke Kesadaran Finansial Syariah

Musthafa Kamal Emje by Musthafa Kamal Emje
June 3, 2025
in Opini
Reading Time: 5 mins read
A A
0
Revolusi Nasabah Dari Ketergantungan ke Kesadaran Finansial Syariah

Ilustrasi pilihan bank syariah. (AI)

Share on FacebookShare on Twitter

Hari ini, Senin (2/6/2025), saya mengalami kendala yang bisa dibilang cukup menjengkelkan: aplikasi Byond milik Bank Syariah Indonesia (BSI) kembali mengalami gangguan. Saya pun mencoba beralih ke Bank Aceh, berharap bisa menyelesaikan transaksi dengan lancar, tapi sayangnya gagal juga. Pada akhirnya, saya menggunakan BCA Syariah untuk membayar belanjaan di sebuah toko.

Kejadian ini bukan yang pertama. Banyak masyarakat yang mengeluhkan betapa seringnya layanan perbankan syariah dari BSI, mengalami gangguan. Bagi sebagian besar masyarakat, terutama yang hidup di kota-kota besar, keterlambatan atau kegagalan transaksi digital bisa berdampak besar. Dari transaksi bisnis yang tertunda hingga kebutuhan pribadi yang tidak terpenuhi, semuanya berawal dari satu hal: layanan bank yang tidak maksimal.

BACA JUGA

Mewujudkan Kemandirian Listrik Aceh, Antara Potensi dan Tantangan

PLN, Monopoli Listrik, dan Keadilan Energi: Perspektif Maqashid Syariah

Masalah ini mengingatkan saya pada satu hal penting: jangan menaruh telur di waktu yang bersamaan dalam satu keranjang yang sama. Kita hidup di era digital yang seharusnya memberikan keleluasaan dan pilihan. Tetapi ironisnya, sebagian dari kita masih bersikap seolah-olah hanya ada satu bank di dunia ini. Mirisnya lagi, hujatan juga dilontarkan kepada sistem “syariah” yang dianut oleh bank.

Bank Harusnya Melayani Nasabah, Bukan Sebaliknya

Ada fenomena menarik dalam relasi antara bank dan nasabah di Indonesia: sering kali, posisi kita sebagai pengguna layanan justru terasa seperti bawahan. Ketika bank mengalami migrasi sistem, kita yang disuruh antri panjang-panjang. Saat aplikasi error, kita yang disarankan “bersabar” tanpa kepastian. Saat kartu harus diganti, kita yang disuruh datang ke kantor cabang, meski harus berpanas-panasan dan menunggu lama.

Lalu siapa yang sebenarnya membutuhkan siapa?

Bank tanpa nasabah adalah bangunan kosong. Dana yang mereka kelola, keuntungan yang mereka raih, dan keberlangsungan bisnis mereka—semuanya bersumber dari kita, para pengguna. Jadi sudah seharusnya bank melayani nasabah, bukan memperalat atau mempermainkan kesetiaan nasabah.

Coba bayangkan skenario ini: ribuan, bahkan jutaan nasabah serentak menarik dana dari satu bank, lalu memindahkannya ke bank lain yang lebih siap secara digital dan layanan. Apa yang akan terjadi? Tentu saja bank tersebut akan kelabakan. Dalam industri yang sangat bergantung pada kepercayaan, kehilangan basis nasabah adalah kerugian besar, bisa berujung pada krisis keuangan internal.

Baca Juga:  Ketika Suara Alam Terkena Royalti

Loyalitas Itu Perlu, Tapi Jangan Buta

Saya tidak sedang mengajak siapa pun untuk membenci BSI. Hanya berharap BSI kuat dan makin professional. Tapi saya juga tidak bisa menutup mata bahwa terlalu banyak “loyalitas buta” yang terjadi di tengah masyarakat. Ketika satu bank sering mengalami gangguan, pertanyaannya bukan hanya mengapa hal itu bisa terjadi, tapi juga mengapa kita masih tetap ngotot hanya mau menggunakan bank tersebut saja?

BSI dibentuk dengan harapan besar. Sebagai hasil merger tiga bank syariah milik negara—BRI Syariah, BNI Syariah, dan Mandiri Syariah—BSI diproyeksikan menjadi tulang punggung perbankan syariah nasional. Namun realitas di lapangan tidak selalu seindah narasi yang disampaikan. Gangguan layanan yang berulang, minimnya perbaikan signifikan, dan respon lambat terhadap keluhan nasabah membuat banyak pengguna merasa jenuh.

Khusus di Aceh, di mana sistem keuangan syariah diterapkan secara menyeluruh melalui Qanun LKS, BSI telah menjadi pemain dominan. Dominasi ini membuat banyak masyarakat berpikir bahwa tak ada pilihan lain. Padahal, itu keliru. Kita punya pilihan, dan sudah saatnya pilihan itu digunakan.

Di Aceh sendiri, sudah banyak pilihan bank syariah. Sebut saja Bank Aceh Syariah, BCA Syariah, Permata Syariah, Bank Muamalat, dan lainnya. Bahkan, di era digital saat ini, ada layanan seperti Bank Jago Syariah yang bisa diakses dari mana saja, dengan proses registrasi yang mudah, tanpa harus mengantri di kantor cabang. Bahkan kartu ATM bisa dikirim ke rumah Anda.

Jadi, alasan seperti “tidak ada kantor cabang di daerah saya” sudah tidak lagi relevan. Kini, kantor cabang terbesar justru ada di genggaman kita: smartphone. Selama ada jaringan internet, kita bisa membuka rekening, mentransfer uang, membayar tagihan, bahkan berinvestasi syariah—semuanya dari satu aplikasi.

Solusi: Gunakan Hak Kita Sebagai Nasabah

Nasabah adalah konsumen, daripada terus-menerus mengeluh tentang error-nya aplikasi bank BSI, mengapa tidak mulai mengambil tindakan nyata? Alih-alih pasrah dan marah-marah di media sosial, mari mulai menggunakan hak kita sebagai konsumen, seperti:

Diversifikasi rekening – Jangan menaruh seluruh dana di satu bank. Bukalah rekening di dua atau tiga bank yang berbeda. Gunakan sesuai kebutuhan: satu untuk transaksi harian, satu untuk tabungan, dan satu lagi untuk investasi atau simpanan jangka panjang. Dan pikirkan kembali untuk apa simpan uang banyak-banyak di bank, siapa yang akan pakai, kemana dipakai, bukannya uang banyak lebih baik dialihkan ke aset yang bernilai tambah seperti bangunan, tanah, emas, atau lainnya?

Baca Juga:  Masa Depan Industri Aceh: Peluang, Tantangan dan Jalan Menuju Kemandirian Ekonomi

Coba layanan bank digital lain – Jangan takut mencoba bank lain yang lebih modern dan adaptif. Pengalaman membuka rekening di BCA Syariah, Permata Syariah, atau Bank Jago Syariah sangat mudah dan cepat. Anda bahkan tidak perlu keluar rumah.

Ajak orang lain ikut serta – Ketika banyak orang mulai beralih, bank-bank akan terdorong untuk meningkatkan kualitas layanan mereka. Dengan begitu, tidak hanya satu bank yang menjadi “raja”, tapi ada kompetisi sehat demi kepuasan nasabah.

Jangan Hujat Syariah, Kritisi Layanannya

Dalam polemik seperti ini, ada pula sebagian orang yang justru menyalahkan konsep “perbankan syariah”. Ini adalah kekeliruan besar. Yang bermasalah bukan sistem syariahnya, tapi implementasinya yang kurang maksimal.

Perbankan syariah, jika dijalankan dengan benar, justru membawa manfaat besar bagi umat: tidak ada bunga, lebih transparan, lebih adil secara prinsip ekonomi, dan yang paling penting, uang kita tidak diinvestasikan ke tempat-tempat yang melanggar Syariat Islam. Tapi jika dijalankan tanpa profesionalisme dan pelayanan yang baik, maka hasilnya akan seperti sekarang ini: nasabah kecewa, kepercayaan menurun.

Jadi, mari kita pisahkan antara nilai syariah dan kinerja lembaga syariah. Jangan sampai kekecewaan pada satu bank membuat kita menutup mata terhadap seluruh sistem yang sebenarnya bertujuan baik.

Sering kali, kita hanya mengeluh: “Kenapa BSI lagi-lagi bermasalah?” Tapi setelah itu, kita tetap menggunakan layanan yang sama. Ini adalah siklus yang harus diputus. Jika kita tidak puas, tinggalkan. Buka rekening lain. Gunakan bank yang benar-benar melayani. Kita bukan hanya pengguna, kita adalah pemilik dana, penopang sistem. Jangan sampai kita menjadi konsumen pasif yang hanya bisa mengeluh tapi tak mengambil keputusan.

Ketika kita ramai-ramai membuka rekening di bank syariah lain, maka:

  1. Kita mengurangi dominasi tunggal BSI di Aceh.
  2. Kita memberi sinyal kepada pasar bahwa kompetisi sehat dibutuhkan.
  3. Kita memberi peluang bagi bank lain untuk tumbuh dan membuka cabang lebih banyak di Aceh.

Jangan takut beralih. Proses pembukaan rekening kini semakin mudah. Banyak bank memungkinkan pembukaan secara online. Bahkan tanpa harus datang ke kantor cabang, kita bisa memiliki akun aktif, siap digunakan. Jikapun tak beralih, milikilah lebih dari satu rekening di bank selain BSI.

Baca Juga:  Pengkhianatan Kaum Intelektual

Seperti pengalaman saya bermigrasi aplikasi BCA Syariah, cukup download aplikasi, verifikasi, dihubungi melalui video call, rekening langsung aktif. Begitu juga ketika mendaftar bank Jago Syariah. Mudah.

Peran pemerintah Aceh.

Langkah berikutnya, tentu bukan hanya dari masyarakat. Pemerintah Aceh dan regulator keuangan juga punya peran penting. Jika BSI tak kunjung berbenah dan dominasi justru menciptakan ketergantungan yang merugikan, maka sudah saatnya Pemerintah Aceh mengundang lebih banyak bank syariah berkualitas untuk masuk ke Aceh.

Mengapa tidak membuka ruang bagi bank-bank syariah dari luar negeri seperti:

  • Al Rajhi Bank (Arab Saudi),
  • Dubai Islamic Bank (UAE),
  • Kuwait Finance House,
  • atau bank-bank dari Malaysia dan Brunei?

Kehadiran mereka bisa menjadi pemantik standar baru dalam pelayanan perbankan syariah di Aceh. Kita ingin syariah yang bukan hanya label, tapi juga sistem layanan yang unggul, profesional, dan memuliakan nasabah. Jangan pernah berfikir mengembalikan bank konvensional ke Aceh, cukup perkuat yang sudah ada dan undang lebih banyak bank syariah masuk Aceh.

Nasabah Juga Punya Kuasa

Sudah saatnya masyarakat menyadari bahwa nasabah bukan objek yang bisa disuruh-suruh. Kita bukan hanya pengguna, tapi juga pemilik dana yang menggerakkan roda keuangan bank. Jadi, kita berhak atas pelayanan yang baik, aplikasi yang stabil, dan sikap profesional dari setiap pegawai maupun manajemen bank.

Jika satu bank tidak memberikan itu semua, maka jangan ragu untuk berpindah. Jangan hanya mengutuk dalam hati atau marah di media sosial. Gunakan kuasa Anda sebagai nasabah. Karena pada akhirnya, bank akan berubah bukan karena tekanan regulator saja, tapi karena tuntutan dan langkah konkret dari para penggunanya.

Sebagaimana konsumen di bidang lain punya pilihan dan kuasa, kita pun sebagai nasabah harus melek hak dan tanggung jawab. Dunia perbankan berubah, kita pun harus berubah. Tidak perlu ngotot setia pada satu lembaga yang tidak memberi rasa aman. Karena kesetiaan tanpa perbaikan hanya akan membuat kita terus menjadi korban dari sistem yang buruk. []

Tags: BankBank Syariah
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Musthafa Kamal Emje

Musthafa Kamal Emje

Seorang manusia fakir ilmu yang selalu berusaha belajar dan menjadi lebih baik agar bisa berbuat sebanyak-banyaknya untuk orang banyak. Menyukai dunia Desain Grafis, Blogging, Traveling, Online Marketing, Bisnis dan Ekonomi Islam

Related Posts

Mewujudkan Kemandirian Listrik Aceh, Antara Potensi dan Tantangan
Opini

Mewujudkan Kemandirian Listrik Aceh, Antara Potensi dan Tantangan

by SAGOE TV
October 5, 2025
Rp2,6 Triliun Dana Bank Aceh Syariah: Simpanan Aman atau Peluang Terlewatkan?
Opini

PLN, Monopoli Listrik, dan Keadilan Energi: Perspektif Maqashid Syariah

by SAGOE TV
October 1, 2025
Rp2,6 Triliun Dana Bank Aceh Syariah: Simpanan Aman atau Peluang Terlewatkan?
Opini

Ketergantungan Ekonomi Aceh Terhadap Sumut: Razia Plat BL, Luka Lama, dan Jalan Menuju Kemandirian

by SAGOE TV
October 1, 2025
100 Tahun Hasan Tiro
Opini

100 Tahun Hasan Tiro

by SAGOE TV
September 26, 2025
Rp2,6 Triliun Dana Bank Aceh Syariah: Simpanan Aman atau Peluang Terlewatkan?
Opini

Rp2,6 Triliun Dana Bank Aceh Syariah: Simpanan Aman atau Peluang Terlewatkan?

by SAGOE TV
September 15, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Ini Bakal Calon Rektor USK Periode 2026-2031

Ini Bakal Calon Rektor USK Periode 2026-2031

October 22, 2025
Dodaidi yang Kian Sunyi: Mencari Suara Ibu di Tengah Tidur Anak Zaman Kini

Aceh Negerinya Seribu Satu Warung Kopi

October 22, 2025
Kabar Duka: Dr Syamsulrizal, Dekan FKIP dan Bakal Calon Rektor USK, Meninggal Dunia

Kabar Duka: Dr Syamsulrizal, Dekan FKIP dan Bakal Calon Rektor USK, Meninggal Dunia

October 26, 2025
Batu Giok Raksasa 5.000 Ton Ditemukan di Beutong, Nagan Raya

Batu Giok Raksasa 5.000 Ton Ditemukan di Beutong, Nagan Raya

October 26, 2025
Simeulue Bersiap Jadi Kekuatan Ekonomi Kelas Dunia, Perlu Bandara Kargo untuk Dorong Ekonomi Maritim dan Pariwisata

Simeulue Bersiap Jadi Kekuatan Ekonomi Kelas Dunia, Perlu Bandara Kargo untuk Dorong Ekonomi Maritim dan Pariwisata

October 22, 2025
Kisah Prof Juwaini, Anak Nelayan Asal Bireuen yang Kini Jadi Guru Besar Filsafat Islam Klasik UIN Ar-Raniry

Kisah Prof Juwaini, Anak Nelayan Asal Bireuen yang Kini Jadi Guru Besar Filsafat Islam Klasik UIN Ar-Raniry

October 26, 2025
Membaca Ulang Arah Pendidikan Tinggi di Aceh

Harmoni Sebagai Jalan Pulang Aceh

October 22, 2025
Meutya Hafid: 60 Juta Penduduk Indonesia Belum Terkoneksi Internet, Pemerintah Akselerasi Konektivitas Desa

Meutya Hafid: 60 Juta Penduduk Indonesia Belum Terkoneksi Internet, Pemerintah Akselerasi Konektivitas Desa

October 26, 2025
Komdigi: Terbuka 90 Juta Pelung Kerja Melalui Kecerdasan Artifisial

Komdigi: Terbuka 90 Juta Pelung Kerja Melalui Kecerdasan Artifisial

October 26, 2025

EDITOR'S PICK

Gubernur Aceh Tegaskan Penataan Tambang Ilegal demi Kelestarian Lingkungan dan Peningkatan PAA

Gubernur Aceh Tegaskan Penataan Tambang Ilegal demi Kelestarian Lingkungan dan Peningkatan PAA

October 1, 2025
Benteng Gunung Biram, Saksi Sejarah Perjuangan Aceh yang Terlupakan

Benteng Gunung Biram, Saksi Sejarah Perjuangan Aceh yang Terlupakan

March 26, 2025
Menjaga Keistiqamahan Ibadah Pasca Ramadhan

Menjaga Keistiqamahan Ibadah Pasca Ramadhan

April 2, 2025
Diskusi Sastra: Novel Paya Nie Tampilkan Ketangguhan Perempuan Aceh di Masa Konflik

Diskusi Sastra: Novel Paya Nie Tampilkan Ketangguhan Perempuan Aceh di Masa Konflik

September 15, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.