SAGOE TV | BANDA ACEH – Dua dosen Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh terpilih mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) yang diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (U.S. Department of State). Program tahun ini mengusung tema “Disaster Preparedness and Emergency Management”, yang berlangsung di berbagai negara bagian Amerika Serikat, selama bulan Juni 2025.
Kedua dosen USK tersebut adalah Haekal Azief Haridhi, S.Kel., M.Sc., Ph.D., Koordinator Program Studi S-1 Ilmu Kelautan sekaligus Ketua Pusat Riset Kelautan USK, dan Dr. Ir. Khairul Iqbal, S.T., M.T., IPM, Koordinator Program Studi Program Profesi Insinyur (PS PPI) Fakultas Teknik USK yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pusat Riset Lingkungan Hidup.
Selain kedua dosen tersebut, ikut sebagai peserta Dr. Tursina, S.T., M.T yang merupakan salah satu peneliti di Tsunami Disaster and Mitigation Research USK.
Program IVLP merupakan inisiatif diplomasi budaya, yang bertujuan mempererat kerja sama dan pertukaran keilmuan antara Amerika Serikat dan berbagai negara mitra.
“Melalui tema Disaster Preparedness and Emergency Management, peserta diajak untuk mempelajari sistem penanggulangan bencana di Amerika, baik dari sisi kebijakan, manajemen risiko, hingga penerapan teknologi terkini,” jelas Haekal dalam keterangannya, Sabtu (14/6).
Selama program berlangsung, para peserta dijadwalkan bertemu dengan berbagai lembaga pemerintah, organisasi non-profit, dan institusi pendidikan di beberapa negara bagian, seperti Washington D.C., Salt Lake City, Pensacola dan Honolulu.
Beberapa lembaga yang menjadi tujuan kunjungan diantaranya Federal Emergency Management Agency (FEMA), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), American Red Cross, serta beberapa pusat penanggulangan bencana dan universitas yang memiliki reputasi dalam bidang kebencanaan dan manajemen darurat.
“Selain membangun jejaring internasional, program ini juga menjadi sarana pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik (best practices) antarnegara dalam menghadapi bencana alam maupun bencana buatan manusia,” kata Khairul.
Para peserta diharapkan dapat mengadopsi dan mengadaptasi pengetahuan yang diperoleh untuk memperkuat sistem mitigasi dan respons kebencanaan di daerah masing-masing, khususnya di Aceh dan Indonesia pada umumnya. []