Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang begitu masif di hampir seluruh dunia, juga di Indonesia dan bahkan sampai bagian pelosok. Hal tersebut mempengaruhi berbagai bidang kehidupan manusia, mulai dari segi ekonomi, politik, sosial, kebudayaan dan tidak terkecuali pada bidang pendidikan. Tidak hanya berpengaruh terhadap satu pihak saja, namun juga terhadap semuanya seperti guru, siswa, pihak administrasi, dan civitas akademika sekolah, bahkan skala pemerintah juga terkena imbasnya. Banyak perubahan harus dilakukan secara mendadak, seperti pemberlakuan PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh yang menggunakan metode pembelajaran secara online menggunakan perangkat yang memanfaatkan teknologi maju seperti internet, Handphone, dan perangkat lainnya, di mana mau tidak mau seluruh pihak sekolah harus beradaptasi dengan cepat untuk mengaplikasikan hal tersebut.
Dampak Pandemi Covid-19 pada pembelajaran
Perubahan metode pembelajaran tersebut dari luring atau luar jaringan menjadi daring atau dalam jaringan dilakukan dengan tujuan agar memutus tali penyebaran Covid-19, namun di lain sisi ada juga dampak positif yang muncul akibat pemberlakuan tersebut, misalnya mulai beradaptasinya seluruh civitas sekolah mulai dari guru, siswa, dan bidang lainnya terhadap teknologi yang memunculkan adanya sebuah kurikulum yang disebut Kurikulum Darurat, saat ini diperbaharui dan dikenal sebagai Kurikulum Merdeka (Merdeka Belajar) di mana pada salah satu kegiatan prioritasnya adalah Digitalisasi Sekolah yang menggaungkan “Penguatan Platform Digital”, selain itu pemberlakuan metode PJJ (Daring/Dalam Jaringan) memberikan keleluasaan baik dari sisi guru maupun siswa untuk lebih berkreatif dan berinovasi dalam proses belajar dan mengajar, sehingga dalam prosesnya tidak monoton dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Namun, di sisi lain guru dan siswa harus beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan tersebut.
Dampak Transisi Pandemi ke Endemi Covid-19 Terhadap Psikologi – Motivasi Belajar Siswa
Terhitung sudah dua tahun sejak Indonesia dinyatakan berstatus gawat Covid-19 yaitu pada bulan Maret 2020 memberikan berbagai macam suka dan duka dalam menjalaninya. Namun, pada Rabu 21 Desember 2022, Menko Perekonomian yang juga sebagai Koordinator PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ) Luar Jawa-Bali Airlangga Hartarto mengatakan bahwa, Indonesia sudah mengalami peralihan status dari Pandemi ke Endemi Covid-19.
“Sudah hampir satu tahun Indonesia landai, yang artinya berdasarkan kriteria WHO, Indonesia berada di level 1 dan sudah berjalan 12 bulan, maka secara negara di mana sebelum nya kita masuk ke status pandemi menjadi berstatus endemi dan ini sudah level 1,” ujar Airlangga.
Tentunya transisi pandemi ke endemi Covid-19 bagaikan kabar yang menyenangkan dan melegakan bagi hampir sebagian besar orang, namun ada juga dampak lain dari adanya transisi tersebut.
Dampak Psikologis Siswa Akibat Transisi Pandemi ke Endemi Covid-19
Berbagai dampak dari adanya transisi pandemi ke endemi terhadap siswa, salah satunya dari segi psikologi siswa tersebut, yang melahirkan berbagai asumsi tentang perasaan mereka terhadap motivasi belajar siswa akibat transisi tersebut, seperti perbedaan siswa masih belum dan sudah move-on dari pembelajaran daring, siswa lebih suka berinteraksi secara langsung dan tidak langsung, serta berpengaruh pada metode pembelajaran yang disukai oleh siswa seperti siswa lebih tertarik untuk belajar secara mandiri atau secara berkelompok. Hal tersebut memberikan keberagaman dan dapat kita sebut diferensiasi dalam proses belajar dan mengajar, yang secara pasti harus disikapi oleh guru sebagai pengayom di sekolah dengan metode-metode yang sesuai dan tepat agar ilmu yang diberikan tersampaikan dan dapat dimaknai siswa secara menyeluruh, tidak hanya pada salah satu karakteristik saja.
Berbagai keadaan psikologis atau karakteristik siswa terhadap motivasi dan minat tersebut tidak muncul begitu saja, namun terdapat beberapa penyebab baik secara internal dari dalam diri siswa tersebut, namun ada juga faktor eksternal dari luar diri siswa tersebut yang mempengaruhi keadaan psikologis dan karakteristik siswa. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
Internal :
- Keterbiasaan : siswa terbiasa dengan pembelajaran secara daring;
- Lebih tertarik melakukan dari pada memperhatikan;
- Ada kecenderungan tidak percaya dengan teman;
- Emosionalitas siswa itu sendiri;
- Kurang mampu bersosialisasi;
- Sifat egois.
Eksternal :
- Lingkungan keluarga: adanya siswa dengan orang tua yang broken home;
- Lingkungan kelas : kegaduhan teman sekelas yang membuat tidak nyaman;
- Latar belakang ekonomi keluarga.
Baik faktor internal maupun eksternal dari siswa tersebut sangat mempengaruhi psikologis siswa khususnya terhadap ketertarikan, minat, dan motivasi belajar.
Pembelajaran Berbasis Teknologi (Microsoft Teams) sebagai Bentuk Manajemen Penunjang dan Cara Menyikapi Karakteristik Psikologis Siswa
Seperti yang telah kita singgung di awal, pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka sangat mengedepankan aspek pemberlakuan teknologi untuk menunjang pembelajaran yang sejalan dengan persiapan pengadaptasian terhadap era society 5.0 di mana mengedepankan basis teknologi dalam segala bidang.
Sesuai dengan hasil penelitian dari Yung-Tin Chuang dalam tulisannya yang berjudul Increasing Learning Motivation and Student Engagement through the Technology-Supported Learning Environment dalam jurnal Scientific Research menyatakan bahwa pengembangan lingkungan yang didukung teknologi, akan meningkatkan motivasi belajar siswa, memberikan alternatif cara mengajar untuk guru dan mencapai pembelajaran yang kolaboratif, aktif sebab akan mensimulasi kebutuhan minat siswa.
Salah satu metode yang dapat diaplikasikan dan mencakup seluruh hal tersebut baik dari segi karakteristik siswa dan pemberdayaan teknologi adalah pembelajaran dengan memanfaatkan Microsoft. Seperti yang diterapkan pada salah satu sekolah di kota Semarang yaitu SMP Islam 1 Sultan Agung, di mana semua basis pembelajaran memanfaatkan Microsoft Teams untuk menyikapi adanya perbedaan karakteristik siswa secara psikologis sehingga mampu meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajar.
Pemanfaatan basis pembelajaran dengan menggunakan Microsoft Teams ini merupakan bagian dari manajemen penunjang atau khusus dalam melakukan aktivitas pembelajaran itu sendiri, sehingga diharapkan dapat mendukung untuk menciptakan suasana belajar yang kreatif, inovatif dan mampu mencapai tujuan pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Secara singkat penggunaan Microsoft Teams sebagai sarana penunjang, direncanakan dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan juga untuk memenuhi kebutuhan masing-masing karakteristik siswa. Pemanfaatan Microsoft tersebut diorganisasikan dengan selalu mendapatkan update secara berkala oleh operator sekolah sehingga mendapatkan izin dan dapat digunakan secara legal, terlebih lagi Kepala Sekolah SMP Islam 1 Sultan Agung yaitu bapak Asrul Sani, M.Pd., MIEE merupakan Microsoft Innovative Educator Expert.
Pemberlakuan inovasi pembelajaran dengan Microsoft ini dilakukan dengan memanfaatkan beberapa fitur yang ada di dalamnya, yaitu
Microsoft Teams merupakan bagian dan fitur pada Microsoft yang terbilang sangat kompleks, di mana dapat digunakan dalam pembelajaran secara kolaboratif. Beberapa bentuk pemanfaatan antara lain :
- Kemudahan akses untuk guru dan siswa. Guru dan siswa diberikan keleluasaan untuk akses, di mana mereka diharuskan memiliki akun Microsoft terlebih dahulu, terutama untuk guru di mana guru dapat membuat ruang kelas secara virtual.
- Terdapat fitur untuk membuat dan mendistribusikan tugas kepada siswa, serta siswa dapat secara langsung melakukan pengerjaan. Di dalam foto ini, guru dapat melakukan pengecekan seberapa banyak progres pengerjaan siswa dan setelah itu dapat langsung melakukan penilaian.
- Terdapat bagian di mana siswa dapat secara mandiri berselancar mengakses pembelajaran atau materi yang diunggah oleh guru. Fitur ini dapat memenuhi kebutuhan siswa yang lebih berminat untuk belajar secara mandiri.
- Terdapat fitur di mana dalam suatu kelas mengadakan pertemuan untuk pembelajaran secara daring. Di mana pada fitur ini, memanjakan peserta didik yang telah nyaman pembelajaran secara online.
- Ada juga mode bersama, di mana secara kolaboratif siswa dapat melakukan kegiatan secara berkelompok, dan kemudian dapat mempresentasikannya. Fitur ini diadaptasikan untuk siswa yang suka belajar secara berkelompok.
- Selain dari beberapa fitur bawaan dari Microsoft Teams di atas, ada juga pemanfaatan fitur permainan Minecraft yang dikolaborasikan dengan Microsoft Teams, dimana siswa secara kolaboratif dan langsung bekerja bersama dalam membuat sebuah proyek dalam beberapa hari secara penuh. Hal ini ditujukan agar siswa dengan ketertarikan pembelajaran secara langsung dapat terpenuhi.
Pemanfaatan Microsoft Teams tersebut akan selalu dievaluasi pada pertemuan-pertemuan di hari tertentu.
Dampak Pemanfaatan Microsoft Teams terhadap Psikologi – Minat/Motivasi Belajar Siswa
Menurut bapak Harmanta, S.Pd, yang merupakan salah satu guru matematika di SMP Islam 1 Sultan Agung berpendapat bahwa pembelajaran yang diterapkan dengan menggunakan Microsoft Teams sangat menunjang kebutuhan siswa yang berbeda-beda, yang juga disebabkan oleh perubahan kebiasaan akibat transisi pandemi ke endemi Covid-19 tersebut pada psikologis siswa yang cenderung mengarah pada minat, motivasi, dan ketertarikan siswa, akibatnya materi yang diberikan lebih mudah untuk tersampaikan.
Terlihat dari penjelasan sebelumnya, bahwa penerapan atau pemanfaatan Microsoft Teams dalam pembelajaran sangat berkaitan dengan berbagai kebutuhan siswa yang tentunya berbeda-beda, akibat adanya transisi Pandemi ke Endemi tersebut. Pemberlakuan pemanfaatan tersebut cenderung berdampak positif, sebab berbagai bentuk kebutuhan karakteristik psikologi siswa dapat terpenuhi dengan baik dan secara menyeluruh, tidak ada kesenjangan untuk seluruh siswa dalam memperoleh ilmu dan menyerapnya. Apabila seluruh kebutuhan terpenuhi dengan baik, maka minat dan motivasi siswa tentu saja akan meningkat.
Kesimpulan
Berbagai dampak adanya transisi pandemi ke endemi khususnya pada psikologi siswa yang berkaitan dengan minat serta motivasi belajar siswa sangat amat perlu untuk menjadi perhatian. Proses belajar dan mengajar tidak akan berjalan dengan baik, apabila komponen penyusunannya tidak terpenuhi dengan baik. Guru yang tidak bisa menyesuaikan dengan keadaan yang ada, pastilah tidak akan menunjang dalam siswa membangkitkan motivasi serta minat belajar mereka. Di sisi lain siswa yang kebutuhan psikologisnya tidak maka tidak akan menyerap ilmu dengan baik. Pemanfaatan media Microsoft Teams memberikan warna baru bagi dunia pendidikan, khususnya pada proses belajar mengajar dimana di dalamnya baik guru maupun siswa dapat mengeksplorasi berbagai hal baik dilakukan secara mandiri maupun kolaboratif secara berkelompok. Hal tersebut selain sebagai sarana pemenuhan kebutuhan keanekaragaman karakteristik psikologis siswa, juga sebagai bentuk dari adanya manajemen penunjang dalam pendidikan, yang tentu saja untuk menunjang proses pendidikan agar tercapainya tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Di sisi lain, penggunaan Microsoft Teams sebagai basis pembelajaran, juga mencerminkan kegiatan yang diterapkan pada kurikulum Merdeka Belajar.
Pendidik yang hebat adalah pendidik yang mau beradaptasi terhadap perubahan dan mampu memahami cara memenuhi kebutuhan siswanya. Siswa yang hebat adalah siswa yang mau dan mampu membangkitkan motivasi mereka untuk belajar di segala kondisi.
~jhr