• Tentang Kami
Thursday, November 13, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Cerita Suku Anak Aceh di Negeri Sembilan

SAGOE TV by SAGOE TV
March 15, 2025
in Reportase
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Cerita Suku Anak Aceh di Negeri Sembilan
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Teuku Muttaqin Mansur.
Dosen Fakultas Hukum, Universitas Syiah Kuala, Kopelma Darussalam, Banda Aceh.

Saat menyelesaikan kuliah pada program doktoral di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) tahun 2011 hingga 2015, suatu waktu saya berkesempan mengunjungi Negeri Sembilan Malaysia. Cerita yang agak mengejutkan saya, di Negeri Sembilan ternyata terdapat 12 suku, salah satunya adalah suku Anak Aceh.

Negeri Sembilan atau juga di kenal Negeri yang Sembilan merupakan salah satu negara bagian dalam federasi Malaysia. Sebutan Negeri di Malaysia sama dengan Provinsi di Indonesia. Secara historis asal mula penyebutan nama Negeri Sembilan dikarenakan negeri tersebut oleh gabungan  sembilan buah negeri,  yaitu, Johol, Jelebu, Klang, Sungai Ujong, Naning, Rembau, Jelei, Segamat, dan Pasir Besar.

BACA JUGA

63 Peneliti Bahas Masyarakat Hukum Adat di USK

Orkestra Republik Indonesia di Jalan Raya: Touring 3563 KM Bali-Banda Aceh (Bagian 4)

Di samping itu, pembentukan Negeri Sembilan juga tidak terlepas dari peran suku-suku pada masa itu  terutama yang datang  dari Minangkabau, Sumatera Barat pada abad ke 14. Suku-suku itu diberi nama mengikut kepada asal kedatangan mereka. Umpamanya, jika mereka yang datang dari Payakumbuh, Sumatera Barat maka suku itu  diberi namanya dengan suku Payakumbuh.  Jika mereka datang dari Tanah Datar, maka diberi nama suku Tanah Datar. Kemudian apabila datang dari  Melaka maka diberi nama suku Anak Melaka. Begitu pula mengenai Suku Anak Aceh di sana yang diyakini ada sangkut-pautnya dengan orang Aceh yang pernah datang ke negeri tersebut. Namun keberadaan Suku Anak Aceh sangat sedikit rujukan (paling tidak sejauh yang saya tahu).

Ada dua temuan yang saya dapatkan dalam menguak jejak Suku Anak Aceh di Negeri Sembilan. Temuan tersebut saya peroleh ketika saya sedang mendalami kajian disertasi  tentang peradilan adat di Aceh dan Malaysia. Pertama, bahwa Suku Anak Aceh berasal dari keturunan  Tun Seri Lanang dan kedua, nama Suku Anak Aceh berasal dari keturunan petapa Aceh di Keramat Sungai Udang, Negeri Sembilan.

Baca Juga:  Orkestra Republik Indonesia di Jalan Raya: Touring 3563 KM Bali-Banda Aceh (Bagian 3)

Keturunan Tun Seri Lanang
Pada bulan Juni 1613 Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636) telah menyerang dan mengalahkan kerajaan Johor di Batu Sawar. Tun Seri Lanang  beserta Sultan Johor, Sultan Alauddin Riat Shah (1597 – 1613) dan beberapa orang pembesar di sana telah tertawan dan di bawa ke Aceh.

Saat itu Tun Seri Lanang ikut membawa istrinya yakni seorang Gundek yang tidak disebut siapa namanya ke Aceh. Pada saat di bawa, Gundek tersebut diketahui sedang dalam keadaan  hamil. Tidak berapa lama berada di Aceh Gundek itu melahirkan dan anak itu diberi nama dengan Tun Rembau. Selain dilakapkan sebagai Tun Rembau, Ia juga disebut sebagai Seri Paduka Tuan di Aceh, Panglima Bandar Darul Salam.

Nama Rembau sendiri adalah nama salah satu negeri yang bergabung dalam Negeri Sembilan.  Di Rembau ternyata ada abangnya dari Isteri  lain Tun Seri Lanang yang menjadi Bendahara Paduka Raja Datuk Sekundai yakni Tun Jenal. Ibu Tun Jenal tersebut bernama Tun Aminah.  Tun Seri Lanang sendiri pernah diberi kuasa oleh sultan Aceh untuk memerintah  Samalanga dan setelah meninggal dunia beliau dimakamkan di sana.

Apabila cerita ini benar, maka  ada dua kemungkinan yang bias dianalisis. Pertama, Tun Rembau yang sudah bergelar Paduka Tuan di Aceh pernah pulang ke Negeri Sembilan dan beranak pinak di sana. Selanjutnya, karena ia lahir di Aceh,  maka ia merasa menjadi orang Aceh sehingga keturunan-keturunannya menamakan diri mereka menjadi Suku Anak Aceh.

Kedua, boleh jadi Tun Jenal-lah yang memberi nama suku Aceh sebagai penghormatan dan mengenang ayahanda dan adiknya yang dibuang ke Aceh. Apalagi saat itu Tun Jenal mempunyai kekuasaan penuh di Rembau. Tetapi analisa yang kedua ini agaknya bertentangan dengan teori asal, sebab Tun Jenal bukan berasal dari Aceh.

Baca Juga:  Semangat Filantropi dari Mesjid Kuta Baro Kembang Tanjong

Keturunan Keramat Sungai Udang
Keramat Sungai Udang adalah sebuah tempat pertapaan seorang Aceh. Ia  dipercayai sebagai seorang yang mempunyai ilmu tinggi dan mampu mengusir hantu. Saat itu dikabarkan hantu akan melewati kawasan Beranang, salah satu kawasan dalam Negeri Sembilan.

Dalam kawasan Beranang terdapat seorang anak sultan Johor yakni Bendahara Sekundai yang baru saja memper-istrikan Batin Sibu Jaya, penduduk Beranang. Bendahara Sekundai sendiri sebetulnya dalam perjalanan dari Johor menuju Melaka.

Karena mendapat kabar hantu akan melewati Beranang dan ada kepercayaan barang siapa yang di tegur oleh hantu tersebut  akan menjadi batu. Maka banyak masyarakat  yang ketakutan dan melarikan diri termasuk Bendahara Sekundai.

Manakala keadaan kalang kabut begitulah,  di ketahui ada seorang Aceh yang pandai membuat penangkal (jampi-jampi) untuk menangkal kutukan hantu itu. Ia tengah bertapa di Keramat Sungai Udang. Atas permintaan masyarakat maka kemudian orang Aceh ini menemui masyarakat di sana dan menunjukkan obatnya. Ia menyuruh masyarakat mengambil lilin untuk di jampi dan dijadikan lampu (dian) dan dibakar pada tiap-tiap sore. Ia pun kemudian disebut-sebut sebagai Keramat Sungai Udang namun tidak diketahui nama sebenarnya.

Apabila cerita ini benar, kemungkinan besar  ia sempat kawin di kawasan Negeri Sembilan dan kemudian beranak pinak di sana.  Maka boleh keberadaan Suku Anak Aceh adalah keturunan dari Keramat Sungai Udang ini.

Bagaimanapun, kita belum dapat menyimpulkan apakah Suku Anak Aceh tersebut berasal dari keturunan Tun Seri Lanang ataukah berasal dari keturunan Keramat Sungai Udang?. Atau mungkin saja masih ada cerita lain yang masih belum terungkap.

Yang pasti, sampai saat ini keberadaan Suku Anak Aceh di Negeri Sembilan masih terdeteksi di Malaysia. Saya sendiri secara tidak sengaja telah bertemu dengan salah seorang dari mereka. Ia saat ini bekerja pada Perpustakaan Tun Seri Lanang (PTSL), perpustakaan kampus Universiti Kebangsaan Malaysia di mana saat ini saya sedang melaksanakan studi..

Baca Juga:  Orkestra Republik Indonesia di Jalan Raya: Touring 3563 KM Bali-Banda Aceh (Bagian 4)

Dalam interview singkat yang saya lakukan dengannya.  Ia menyatakan  tidak tahu lagi bagaimana ia menjadi Suku Anak Aceh. Karena yang ia faham saat ini, Negeri Sembilan itu di bentuk oleh orang-orang yang datang dari Minangkabau. Kenyataan itu dapat kita perhatikan dari kuatnya  adat perpatih dengan sistem matrilineal yang masih diamalkan hingga sekarang di sana sebagaimana matrilineal di daerah Padang Pariaman, Sumatra Barat.

Cerita Suku Anak Aceh di Negeri yang Sembilan tersebut masih perlu ditelusuri oleh pengkaji-pengkaji selanjutnya. Dan dengan itu, dapat terungkap mengenai sejarah yang sebenarnya.. Mengenali asal usul Suku Anak Aceh sebagai salah satu kisah anak negeri berarti kita makin mengenal betul siapa diri kita dan sejauh apa peranan bangsa Aceh telah mempunyai peradaban tinggi di masa yang lalu. []

Tags: aceh malaysiasuku anak acehTun Sri Lanang
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
SAGOE TV

SAGOE TV

SAGOETV.com adalah platform media digital yang memberi sudut pandang mencerahkan di Indonesia, berbasis di Banda Aceh. SAGOETV.com fokus pada berita, video, dan analisis dengan berbagai sudut pandang moderat.

Related Posts

63 Peneliti Bahas Masyarakat Hukum Adat di USK
News

63 Peneliti Bahas Masyarakat Hukum Adat di USK

by SAGOE TV
August 24, 2022
Orkestra Republik Indonesia di Jalan Raya: Touring 3563 KM Bali-Banda Aceh (Bagian 1)
Reportase

Orkestra Republik Indonesia di Jalan Raya: Touring 3563 KM Bali-Banda Aceh (Bagian 4)

by Kamaruzzaman Bustamam Ahmad
March 20, 2025
Orkestra Republik Indonesia di Jalan Raya: Touring 3563 KM Bali-Banda Aceh (Bagian 1)
Reportase

Orkestra Republik Indonesia di Jalan Raya: Touring 3563 KM Bali-Banda Aceh (Bagian 3)

by Kamaruzzaman Bustamam Ahmad
March 24, 2025
Kegilaan Orang Waras
Reportase

Agar Kopi Menginspirasi

by Zarkasyi Yusuf
March 24, 2025
Orkestra Republik Indonesia di Jalan Raya: Touring 3563 KM Bali-Banda Aceh (Bagian 1)
Reportase

Orkestra Republik Indonesia di Jalan Raya: Touring 3563 KM Bali-Banda Aceh (Bagian 2)

by Kamaruzzaman Bustamam Ahmad
March 24, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Tim Angkatan 2023 Juara Jeumala Cup XIV, Wagub Fadhlullah Tekankan Pentingnya Silaturahmi Alumni

Tim Angkatan 2023 Juara Jeumala Cup XIV, Wagub Fadhlullah Tekankan Pentingnya Silaturahmi Alumni

November 9, 2025
Gubernur Tetapkan Lima Anggota Baitul Mal Aceh Periode 2025-2030, Ini Nama-Namanya

Gubernur Tetapkan Lima Anggota Baitul Mal Aceh Periode 2025-2030, Ini Nama-Namanya

November 7, 2025
Teuku Hamid Azwar, Pahlawan Tanpa Mengharap Dikenal

Teuku Hamid Azwar, Pahlawan Tanpa Mengharap Dikenal

March 15, 2025
Indonesia Pamerkan Arah Baru Energi Nasional di ADIPEC 2025, BPMA Promosikan Potensi Migas Aceh

Indonesia Pamerkan Arah Baru Energi Nasional di ADIPEC 2025, BPMA Promosikan Potensi Migas Aceh

November 7, 2025
Kekuasaan yang Tenang, Intelektualitas yang Mati Catatan dari Dalam Darussalam

Kekuasaan yang Tenang, Intelektualitas yang Mati: Catatan dari Dalam Darussalam

November 10, 2025
Dari Cendol Janeng hingga Tas Anyaman, Kreativitas Perempuan Aceh Olah Hasil Hutan Bukan Kayu Bersinar di Uroe Peukan

Dari Cendol Janeng hingga Tas Anyaman, Kreativitas Perempuan Aceh Olah Hasil Hutan Bukan Kayu Bersinar di Uroe Peukan

November 7, 2025
Agam Hana Raba Krèh

Agam Hana Raba Krèh

November 4, 2025
Kepala Kanwil Bea dan Cukai Aceh, Safuadi, ST., M.Sc., Ph.D.

Menghidupkan Dua Mesin Ekonomi Aceh: Saatnya Likuiditas Menjadi Strategi Pembangunan

November 7, 2025
Kemenlu Libatkan Aceh dalam Diplomasi Perdamaian Myanmar, Belajar dari Keberhasilan MoU Helsinki

Kemenlu Libatkan Aceh dalam Diplomasi Perdamaian Myanmar, Belajar dari Keberhasilan MoU Helsinki

November 7, 2025

EDITOR'S PICK

Warga Diminta Waspada Penipuan Berkedok Aktivasi Identitas Kependudukan Digital

Warga Diminta Waspada Penipuan Berkedok Aktivasi Identitas Kependudukan Digital

May 6, 2025
Bank Aceh Syariah Rayakan HUT ke-52 Aset Tembus Rp29,8 Triliun, Target Jadi Bank Devisa

Bank Aceh Syariah Rayakan HUT ke-52: Aset Tembus Rp29,8 Triliun, Target Jadi Bank Devisa

August 8, 2025
Aceh Besar Raih Juara Umum MTQ Aceh ke-37 di Pidie Jaya

Aceh Besar Raih Juara Umum MTQ Aceh ke-37 di Pidie Jaya

November 8, 2025
Kondisi Ekonomi Memburuk, Warga Soroti Kebijakan Pemerintah

Kondisi Ekonomi Memburuk, Warga Soroti Kebijakan Pemerintah

March 26, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.