• Tentang Kami
Sunday, October 26, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Elit, Rakyat dan Politik Peusakhöb

Sahlan Hanafiah by Sahlan Hanafiah
May 17, 2025
in Artikel
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Sahlan Hanafiah

Sahlan Hanafiah. Foto: dok. SagoeTV

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Sahlan Hanafiah
Staf Pengajar Program Studi Sosiologi Agama UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.

Lima tahun yang lalu, ketika Donald Trump dinyatakan sah mewakili Partai Republik untuk maju sebagai calon presiden, seorang warga Aceh yang lama menetap di Amerika Serikat, dalam pertemuan halal bil halal di rumah seorang kolega memprediksikan Trump bakal menang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2016.

Waktu itu, semua tamu yang hadir, terutama yang tidak pernah menetap di AS, tidak percaya dengan prediksi tersebut. Bagaimana mungkin, Trump yang tidak punya pengalaman politik praktis, tidak pernah menjadi senator, walikota atau gubernur bakal mampu mengalahkan Hillary Clinton.

BACA JUGA

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Tidak hanya itu, kapasitas intelektual Trump juga kalah jauh dari Hillary Clinton. Bukankah warga AS dikenal “smart” dan pasti memilih pemimpin yang mampu mewakili mereka di panggung internasional?

Secara serentak kami bertanya mengapa Trump dalam prediksinya bakal menang. Teman ini memberi jawaban singkat bahwa warga AS terutama kelas menengah ke bawah telah muak dengan tingkah laku elit politik dan mereka (warga AS) melihat Donald Trump sebaga sosok yang mewakili aspirasi rakyat.

Benar saja, Trump menang dan menjadi presiden AS ke 45. Tidak hanya kami yang menghadiri acara halal bil halal, seluruh dunia pun kaget, setengah tidak percaya. Pengamat politik sibuk mencari dalil baru setelah sebelumnya memprediksikan Hillary Clinton yang bakal menang.

Diplomat AS yang berkarir di luar negeri juga kelabakan menjawab pertanyaan seputar politik internal di negara mereka. Seiring dengan itu, teori konspirasi menguat.

Belakangan, para intelektual dan peneliti politik menjelaskan gejala kemenangan Donald  Trump dengan istilah kebangkitan populisme, sebuah ideologi yang bersandar pada moral dan peulitek asoe lhoek (native).

Seperti jawaban warga Aceh di atas yang kemudian dijelaskan oleh teori populisme, kemenangan Donald Trump akibat warga AS muak dengan tingkah laku elit politik. Elit dianggap korup, sibuk dengan urusan dan kepentingan pribadi, lebih mementingkan golongan sendiri dan melupakan rakyat.

Baca Juga:  Aceh Dua Dekade Damai: Seremoni Berlimpah, Substansi Terlupa

Disisi lain, asoe lhoek, warga AS kulit putih yang menganggap dirinya lebih Amerika dari yang lain merasa terpinggirkan, tersingkir di negara sendiri. Mereka menuduh elit terlalu menganakemaskan pendatang dan imigran.

Kebangkitan peulitek asoe lhoek dan rasa muak rakyat terhadap sikap elit politik tidak hanya terjadi di Amerika Serikat dan Amerika Latin saja, tapi juga melanda sebagian besar Eropa.

Sejak Eropa dikepung oleh gelombang pengungsi dan imigran, warga Eropa asoe lhoek secara politik dan ekonomi merasa tersingkir dan terpinggirkan. Akhirnya mereka menumpahkan kekesalannya terhadap elit politik dengan memilih sosok pemimpin populis.

Gejala ini bukan tidak mungkin akan terjadi di Indonesia dan  di tingkat lokal seperti Aceh jika perilaku elit politik tidak diubah dari sekarang. Kegaduhan politik antara DPR Aceh dan Plt Gubernur ditengah keadaan darurat pandemi Covid-19 menunjukkan tidak adanya rasa simpati dan empati terhadap rakyat.

Disisi lain tidak terbukanya pengelolaan dana, lemahnya koordinasi pencegahan dan penanganan Covid-19 menyebabkan kepercayaan rakyat terhadap elit pemimpin daerah berangsur-angsur hilang.

Disinilah biasanya peulitek peusakhob muncul, sebuah sikap politik menghukum elit pada saat pesta demokrasi. Jika selama ini rakyat memberi kesempatan kepada pemimpin dengan latar belakang insinyur, dokter, ekonom, birokrat menjadi gubernur, bupati, walikota atau anggota dewan yang mereka anggap berpendidikan, bukan tidak mungkin suatu saat nanti atau malah dalam waktu dekat mandat yang diberikan kepada mereka bakal dicabut melalui jalur demokrasi yang digelar setiap lima tahun sekali dan diserahkan kepada mereka yang dianggap dekat dengan rakyat tanpa mempedulikan pengalaman politik dan latarbelakang pendidikan.

Para demagog biasanya akan memanfaatkan situasi ini dengan mempertajam sentimen terhadap elit politik. Demagog atau mereka yang pandai mengaduk-aduk emosi dan mengadu domba rakyat berbasis sentimen politik, sosial-budaya dan agama selalu menunggu masa ketidakpuasan rakyat sebagai modal politik untuk dipilih secara demokratis.

Baca Juga:  Layak dan Patutkah Ulama Berpolitik?

Demagog seperti sosok Trump di AS, Viktor Orban di Hungaria, atau Jair Bolsonaro di Brazil dalam pandangan Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt dalam bukunya How Democracies Die merupakan sosok pemimpin yang dapat mengancam demokrasi dari dalam.

Kita tentu saja tidak ingin terjerumus terlalu jauh kesana, dengan memberi peluang kepada para penyebar kebencian (demagog) menjadi pemimpin melalui jalur resmi demokrasi.

Namun jika perilaku elit tidak berubah, tidak tertutup kemungkinan kekecewaan rakyat terhadap elit pemimpin Aceh semakin dalam. Dan pada saat pesta demokrasi digelar, rakyat akan menghukum elit dengan peulitek peusakhob, memilih pemimpin tanpa peduli kecakapan, pengalaman dan latarbelakang pendidikannya.

Tags: Amerika SerikatEropapolitikTrump
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Sahlan Hanafiah

Sahlan Hanafiah

Sahlan Hanafiah adalah Penggerak "Rumoh NekNyah" di Ulee Glee Pidie Jaya, Aceh.

Related Posts

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?
Artikel

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

by SAGOE TV
July 19, 2025
Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Artikel

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

by SAGOE TV
July 5, 2025
Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh Fakta yang Jarang Diketahui!
Artikel

Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh: Fakta yang Jarang Diketahui!

by SAGOE TV
July 3, 2025
Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh
Artikel

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
July 1, 2025
Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Ini Bakal Calon Rektor USK Periode 2026-2031

Ini Bakal Calon Rektor USK Periode 2026-2031

October 22, 2025
Dodaidi yang Kian Sunyi: Mencari Suara Ibu di Tengah Tidur Anak Zaman Kini

Aceh Negerinya Seribu Satu Warung Kopi

October 22, 2025
Kabar Duka: Dr Syamsulrizal, Dekan FKIP dan Bakal Calon Rektor USK, Meninggal Dunia

Kabar Duka: Dr Syamsulrizal, Dekan FKIP dan Bakal Calon Rektor USK, Meninggal Dunia

October 25, 2025
Batu Giok Raksasa 5.000 Ton Ditemukan di Beutong, Nagan Raya

Batu Giok Raksasa 5.000 Ton Ditemukan di Beutong, Nagan Raya

October 24, 2025
Simeulue Bersiap Jadi Kekuatan Ekonomi Kelas Dunia, Perlu Bandara Kargo untuk Dorong Ekonomi Maritim dan Pariwisata

Simeulue Bersiap Jadi Kekuatan Ekonomi Kelas Dunia, Perlu Bandara Kargo untuk Dorong Ekonomi Maritim dan Pariwisata

October 22, 2025
Kisah Prof Juwaini, Anak Nelayan Asal Bireuen yang Kini Jadi Guru Besar Filsafat Islam Klasik UIN Ar-Raniry

Kisah Prof Juwaini, Anak Nelayan Asal Bireuen yang Kini Jadi Guru Besar Filsafat Islam Klasik UIN Ar-Raniry

October 23, 2025
Membaca Ulang Arah Pendidikan Tinggi di Aceh

Harmoni Sebagai Jalan Pulang Aceh

October 22, 2025
Meutya Hafid: 60 Juta Penduduk Indonesia Belum Terkoneksi Internet, Pemerintah Akselerasi Konektivitas Desa

Meutya Hafid: 60 Juta Penduduk Indonesia Belum Terkoneksi Internet, Pemerintah Akselerasi Konektivitas Desa

October 24, 2025
Komdigi: Terbuka 90 Juta Pelung Kerja Melalui Kecerdasan Artifisial

Komdigi: Terbuka 90 Juta Pelung Kerja Melalui Kecerdasan Artifisial

October 25, 2025

EDITOR'S PICK

Waled Landeng Dukung Instruksi Mualem Tutup Toko saat Azan

Waled Landeng Dukung Instruksi Mualem Tutup Toko saat Azan

February 21, 2025
Wamenkeu Anggito Tegaskan Komitmen Kemenkeu Dukung Gerakan Wakaf

Wamenkeu Anggito Tegaskan Komitmen Kemenkeu Dukung Gerakan Wakaf

March 15, 2025
159 Lulusan PPG UIN Ar-Raniry Dikukuhkan Jadi Guru Profesional

159 Lulusan PPG UIN Ar-Raniry Dikukuhkan Jadi Guru Profesional

April 12, 2025
Plt Sekda Bahrul Jamil: Mari Kerja Keras dan Kerja Ikhlas

Plt Sekda Bahrul Jamil: Mari Kerja Keras dan Kerja Ikhlas

January 20, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.