Oleh: Zikrayanti, M.LIS
Membaca nyaring adalah proses kegiatan sederhana membacakan cerita dengan bersuara, menggunakan mata, telinga, dan otak agar anak dapat menerima rangkaian cerita, mendengarkan suara narator, dan memahami apa yang anak lihat serta apa yang mereka dengar. Pada dasarnya tujuan membaca nyaring untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, daya nalar, merangsang imajinasi anak, serta dapat memperkuat emosional anak dengan pembaca.
Di samping itu, manfaat membaca nyaring bersama anak juga dapat meningkatkan kelancaran membaca, menambah kosakata, sebagai alat bantu mengembangkan kemampuan berbahasa, memahami teks bacaan, membuat anak mau membaca dan dapat meningkatkan kegemaran membaca anak.
Dalam hidup anak-anak memiliki tiga tempat utama dalam pengembangan pendidikan dan pergaulannya, yaitu keluarga, sekolah dan lingkungan sekitarnya. Keluarga, dalam hal ini orang tua tentu saja berperan penting dalam meningkatkan minat membaca anak, hal ini dapat dimulai dengan membaca nyaring bersama anak di rumah.
Membaca nyaring bersama anak sangat disarankan pada masa golden age, yaitu pada masa pertumbuhan otak anak mencapai tahap paling penting. Salah satunya penuhi otak anak dengan makanan dari buku, dengan membaca nyaring.
Ada beberapa hal yang patut menjadi poin penting, kenapa orang tua diharuskan membaca nyaring bersama anak di rumah. Pertama, rumah adalah tempat pendidikan awal bagi anak sebelum berinteraksi dan belajar dengan lingkungan sekitarnya. Orang tua yang membaca nyaring untuk anaknya di rumah sedari kecil, dapat dipastikan berkontribusi sangat besar terhadap prestasi akademik dan minat membaca anak di kemudian hari.
Kedua, penumbuhan kosakata sebenarnya dimulai dari rumah, dengan membaca nyaring tentunya dapat menstimulasi penambahan kosakata baru bagi anak. Ketika anak mendengar kata-kata baru, walaupun anak belum bisa berbicara maka otak anak akan merangsang anak untuk mengucapkan kosakata yang baru didengar sehingga penumbuhan kosakata mulai bertumbuh. Dan ketika anak sudah mulai bisa berbicara, maka anak akan bertanya tentang makna kosakata tersebut, hal ini tentu saja dapat membantu anak untuk memahami dengan pasti tentang kata yang baru didengarnya. Peningkatan dan penumbuhan kosakata dapat dipastikan membantu anak untuk terampil berbahasa dan berkomunikasi dengan baik nantinya.
Ketiga, pengalaman membaca nyaring bersama anak akan menjadi memori berharga dalam hidupnya, membangun kedekatan emosional bersama anak tentu saja bisa dilakukan dengan berkegiatan membaca nyaring, ketika anak mulai tumbuh, tentu akan ada banyak yang bisa didiskusikan dari buku cerita yang dibacakan oleh orang tua, sebab dalam membaca nyaring yang paling ditekankan adalah proses interaksi antara narator dan pendengar. Hal ini tentu saja dapat membangun komunikasi yang baik antara anak dan orang tua ketika berdiskusi tentang isi buku atau cerita yang didengar.
Tidak diperlukan keahlian atau alat khusus untuk melakukan kegiatan membaca nyaring bersama anak di rumah. Orang tua hanya memerlukan buku cerita, buku pun tidak harus yang harganya mahal, apabila orang tua memiliki kesulitan ekonomi tentu bisa meminjam buku cerita yang ada di perpustakaan secara gratis.
Yang paling penting ketika melakukan kegiatan membaca nyaring, orang tua harus membaca buku yang akan dibacakan terlebih dahulu untuk mengetahui elemen-elemen cerita, ilustrasi dan tanda baca yang ada dalam buku. Seperti, pahami alur cerita, kenali tanda baca agar intonasi dan tempo membaca sesuai, dan apabila anak sudah bisa berbicara siapkan pertanyaan pemantik untuk membantu pemahaman cerita.
Namun, dalam membaca nyaring diperlukan persiapan agar proses membaca nyaring benar-benar berkesan pada anak. Persiapan ini dibagi pada tiga tahapan yaitu: sebelum, selama, dan setelah.
Sebelum membacakan cerita tunjukkan sampul buku, bacakan judul, nama penulis dan ilustrator. Membaca gambar dalam sampul depan dan mengajak anak memprediksi apa yang akan ada dalam buku tersebut merupakan poin penting agar anak tertarik dengan buku yang akan dibacakan oleh orang tua.
Selanjutnya, selama membaca nyaring bacalah dengan ekspresi, naikkan atau turunkan suara jika diperlukan, atau gunakan suara yang berbeda untuk tokoh yang berbeda. Posisi buku menghadap ke anak, menunjuk gambar dan teks, bahkan berulang-ulang. Jangan lupa untuk membaca gambarnya. Ilustrasi dapat membantu anak-anak membangun kosakata mereka dan mulai memahami emosi ketika peristiwa sedih, gembira, marah atau mengejutkan terjadi, berhentilah sejenak untuk melihat ekspresi wajah para karakter.
Kemudian, jeda di beberapa halaman/teks/ilustrasi untuk berdialog dengan bayi/anak secara nonverbal dan verbal dengan mengajukan pertanyaan atau menunjuk gambar untuk pemantik, perhatikan respons bayi/anak, menghubungkan (koneksi) dengan kehidupan anak dan dengan teks yang pernah dibacakan atau dengan pengetahuan umum, mengajak bayi/anak untuk memprediksi. Dan tentu saja tidak harus menyelesaikan seluruh buku, namun fokuslah pada halaman yang bayi/anak sukai, walaupun alangkah baiknya untuk menyelesaikan cerita seisi buku.
Setelah kegiatan membaca nyaring jangan lupa untuk mengajukan beberapa pertanyaan tentang buku yang dibacakan apabila anak sudah bisa berbicara dan merespon, ajak anak untuk menceritakan kembali, kemudian ijinkan anak memegang buku sendiri, membalik-balikkan halaman buku. Jadikan buku sebagai media mainan anak, lalu meletakkan buku ditempat yang mudah dijangkau bayi/anak, dan ajak anak mencari buku yang akan dibacakan, atau telah dibacakan.
Membaca nyaring adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kegemaran membaca di kalangan anak. Kegemaran membaca tentu saja harus dimulai dari dalam rumah, orang tua sebagai madrasah pertama bagi anak diharapkan terlibat aktif untuk melakukan kegiatan membaca nyaring bersama anak dirumah agar indeks literasi anak bangsa semakin meningkat.[]
Penulis adalah Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan & Informasi, FAH, UIN AR-Raniry.