SAGOETV | BANDA ACEH – Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry kembali membuka penerimaan mahasiswa baru gelombang II untuk program Magister (S2) dan Doktor (S3) pada Sabtu (8/2/2025).
Salah satu program studi yang paling diminati adalah Program Doktor (S3) Studi Islam yang baru dibuka tahun ini. Prodi ini resmi mendapat izin penyelenggaraan berdasarkan SK Menteri Agama RI Nomor 1314 Tahun 2024, yang diterbitkan pada 10 Desember 2024.
Pada penerimaan mahasiswa baru gelombang II ini jumlah pendaftar mencapai 17 orang, berasal dari berbagai latar belakang seperti akademisi, birokrat, pengajar Ma’had Aly, serta dosen dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Aceh.
Ketua Prodi S3 Studi Islam, Prof Syamsul Rijal mengatakan bahwa tingginya minat ini menunjukkan kebutuhan akan pendidikan Islam yang lebih integratif dan multidisipliner. “Banyak pendaftar yang ingin mendalami studi Islam dengan pendekatan yang lebih modern dan berorientasi global,” ujarnya, Ahad (9/2).
Libatkan Berbagai Pihak Matangkan Kurikulum
Sekretaris Prodi S3 Studi Islam Dr Zubaidah mengatakan, sehari sebelum pembukaan penerimaan mahasiswa baru, Pascasarjana UIN Ar-Raniry menggelar rapat review kurikulum untuk Prodi S3 Studi Islam.
Rapat ini menghadirkan sejumlah pemangku kepentingan, termasuk Rektor UIN Ar-Raniry, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Kepala Kantor Kemenag Aceh, serta perwakilan Mahkamah Syariah dan Dinas Pendidikan Dayah Aceh serta Ketua MPU dan para pimpinan Ma’had Aly..
Rektor UIN Ar-Raniry Prof Mujiburrahman menegaskan pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam penyusunan kurikulum agar relevan dengan kebutuhan akademik dan masyarakat.
“Kehadiran Prodi S3 Studi Islam ini harus mampu menjadi solusi bagi berbagai persoalan keagamaan dan sosial yang ada di masyarakat,” ujarnya.
Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Prof Eka Sri Mulyani menyampaikan bahwa masukan dari para stakeholder sangat penting untuk memastikan kurikulum yang disusun dapat beradaptasi dengan kebutuhan zaman.
“Kami ingin lulusan prodi ini tidak hanya memiliki pemahaman akademik yang kuat, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” katanya.
Dalam rapat tersebut, beberapa usulan muncul, di antaranya pembukaan konsentrasi Islamic Leadership dengan cakupan riset yang lebih luas, serta penguatan kajian Tasawuf wa Tariqat dan mata kuliah berbasis Turats.
Perwakilan Mahkamah Syariah Aceh juga mengapresiasi kehadiran prodi ini, mengingat selama ini banyak birokrat yang harus melanjutkan studi Islam ke luar Aceh.
Dengan tingginya animo pendaftar dan dukungan berbagai pihak, Prodi S3 Studi Islam UIN Ar-Raniry diharapkan mampu menjadi pusat kajian Islam yang adaptif dan berorientasi internasional. [AS]