• Tentang Kami
Sunday, June 8, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Wilayah Aceh

SAGOE TV by SAGOE TV
June 7, 2025
in Analisis
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Wilayah Aceh

Teungku Hasan M. di Tiro. Dokumen Kover Buku Penerbit Bandar Publishing

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Tengku Hasan M. di Tiro
Penulis Buku Atjeh Bak Mata Donja dan Pendiri Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Redaksi: Ditengah polemik 4 pulau Aceh kini menjadi milik Sumut. Redaksi Sagoetv.com berusaha menanyangkan salah satu chapter tulisan Tengku Hasan M. di Tiro, dalam kapasitasnya sebagai penulis buku Atjeh Bak Mata Donya, yang terbit cetakan pertama di New York tahun 1968, cetakan kedua di Gle Mampree tahun 1977, cetakan ketiga di Stockholm 1984. Tulisan dibawah ini adalah bagian salah satu bab buku “Aceh Di Mata Dunia” yang berjudul aslinya “Wilayah Kerajaan Aceh”, hasil terjemahan dari Bahasa Aceh ke Bahasa Indonesia, yang dilakukan oleh Haekal Afifa, dengan editor Murizal Hamzah, yang diterbitkan Bandar Publishing tahun 2013.

BACA JUGA

Masa Depan Industri Aceh: Peluang, Tantangan dan Jalan Menuju Kemandirian Ekonomi

Seni yang Menyapa Langit: Spiritualitas dalam Krisis Representasi

Berikut kutipannya sebagai bagian untuk memperkuat literasi generasi, silahkan dibaca:

Dalam hikayat Malèm Dagang yang menceritakan kisah Perang Aceh dan Portugis pada tahun 1626 dijelaskan batas Kerajaan Aceh meliputi setengah dari Pulau Sumatera; sebelah timur batasnya sampai Sungai Kampar, sebelah selatan batasnya sampai ke Bengkulu. Sedangkan di dataran Melayu kekuasaan Kerajaan Aceh meliputi Negeri Johor, Pahang, Perak, Kedah dan Perlis. Dalam catatan-catatan Aceh yang lain selain Hikayat Malèm Dagang tidak pernah ditemukan referensi yang menyebutkan batas Kerajaan Aceh. Alhamdulillah, apa yang sebenarnya kita sendiri telah melupakannya ternyata masih diabadikan di seluruh dunia melalui catatan-catatan dan bahasa-bahasa yang berbeda.

Batas yang disebutkan dalam Hikayat Malèm Dagang tersebut juga dijelaskan dalam catatan Jerman, Meyers Groszes Lexikons Jilid II Halaman. 63:

“Anfang. des 17 Jahrh., als das Anfang des 16 Jahrh. Begründete Reich Atschin auf seiner Höhe stand, erstreckte sich sein Gebiet längs der Wesküste Sumatra s bis Benkulen und längs der Osküste bis Kampar während ein Teil der angrenzenden Binnen länder und Halbinsel Malakka ihm Tribut zahlte”.

Artinya:
“Pada awal abad ke 17, ketika Kerajaan Aceh pada abad ke 16 mencapai masa kejayaannya yang luas kekuasaannya meliputi pantai barat Pulau Sumatera sampai ke Bengkulu dan di bagian timur Sumatera sampai ke Kampar dan satu bagian wilayah yang mendekati jajahan Aceh serta jajahan Aceh yang meliputi Semenanjung Malaka”.

Baca Juga:  Kopi, Sufi, dan Kontroversinya

Sejarawan Prancis C. De Magnin dalam bukunya Atchin ou Achem menyebutkan tentang Kerajaan Aceh dan juga dalam La Grande Encyclopedie Jilid IV. Halaman 402, tahun 1874 :

“En 1582, ils avaint étandu leur prépondérance sur les i`lesde la Sonde, sur une partie de la presqu’iie de Malacca, ils étaient en relation avec tous les pays que baigne l’océan Indien depuis Ie Japon jusqu’à l’Arabie. La lutte qu’il soutinrent contre les Portugais établis à Malacca depuis Ie commencement du XVIe siècle jusqu’au milieu du XVIIe siècle n’est pas une des pages les moins glorieuse de l’histoire des Atchinois. En 1586, un de leurs sultans attaque les Portugais avec une flotte d’environ 500 voiles montée par 60,000 marins.” C. de Magnin, “Atchin ou Achem”, La Grande Encyclopédie, Jilid IV. Halaman. 402. Paris. 1874.

Artinya:
“Pada tahun 1582 Bangsa Aceh sudah memperluas daerah kekuasaannya di Pulau Sunda dan di salah satu bagian Semenanjung Malaka. Dan juga Kerajaan Aceh sudah membangun hubungan diplomasi dengan negara-negara di sekeliling lautan Hindia dari Kerajaan Jepang sampai ke negara-negara Arab. Perjuangan yang dilakukan oleh Bangsa Aceh untuk melawan Portugis saat menduduki Malaka dari abad ke 16 sampai pertengahan abad ke 17 adalah sebagai bukti kebesaran dan kemegahan Kerajaan Aceh. Pada tahun 1586, seorang raja Aceh berperang dengan Portugis dengan membawa 500 Kapal Perang dan 60.000 armada laut.” C. de Magnin, “Atchin ou Achem”, La Grande Encyclopédie, Jilid IV. Halaman. 402. Paris. 1874.

Dalam buku Prancis lainnya yakni Larouse Grand Dictionnaire Universelle disebutkan: “Vers la fin du XVIe siècle et jusqu’ à la moitié du XVUe, les Achins etaient la nation dominante de l’archipel Indien.” Larouse Grand Dictionnaire Universelle, Jilid I, Halaman 70. Paris, 1866.

Artinya:
“Bangsa Aceh adalah sebuah bangsa yang paling besar kekuasaannya di pulau-pulau Asia Timur pada akhir Abad ke 16 sampai pertengahan abad ke 17”. Larouse Grand Dictionnaire Universelle, Jilid I, Halaman 70. Paris, 1866.

Baca Juga:  Paradoks Ketiadaan Bank Konvensional di Aceh

H.T. Damste dalam karangannya “Het Volk van Aceh” menyebutkan:

” …in het begin van de 17de eeuw reikte deze op Sumatra naar het Zuiden tot Palembang en Bengkulen, en op den Malakaanschen overwal tot over Pera’, Pahang en Kedah”. H. T. Damsté. “Het Volk van Aceh”, De Volken van Nederlandsch Indië, Prof. J. C. van Eerde, Jilid I, Halaman. 39.

”… pada awal abad ke 17, wilayah Kerajaan Aceh di Sumatera hingga ke Palembang dan Bengkulu, dan di Semenanjung Tanah Malaka wilayahnya sampai ke Kedah, Perak dan Pahang”. H. T. Damste. “Het Volk van Aceh”, De Volken van Nederlandsch Indië, disusun oleh Prof. J. C. van Eerde, Jilid I, Halaman. 39.

Baru-baru ini saya juga menemukan di New York dan Madrid beberapa peta tua benua Asia yang sangat penting untuk Bangsa Aceh karena dalam peta itu secara jelas batas dan luas wilayah Kerajaan Aceh dari abad ke 16 hingga abad ke 19 bahkan sampai Belanda memerangi Aceh. Salah satu dari peta itu dikeluarkan di Prancis pada tahun 1708 yang dibuat oleh Chatelain seorang Ahli Geografi Prancis.

Peta tersebut dinamakan Carte des Indea de la Chine, des iles de Sumatra, Java, ect. (Peta India, China, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan lainnya).

Di bawahnya ditulis; Dressee sur les Memoires les plus nouveaux et sur les meilleurs Observations, tirees des Relations les plus fideles. (Ditulis dengan penemuan yang sangat mutakhir, dan telah dilakukan penyelidikan dengan sangat hati-hati menurut ukuran yang benar seperti keadaan yang sebenarnya).

Dalam peta tersebut, Kerajaan Aceh dalam bahasa Prancis ditulis Roayaume d’Achem. Dalam peta tahun 1708 ditulis batas Kerajaan Aceh yakni sebelah selatan yang ada di dalamnya Negeri Padang (antara Padang dan Bengkulu); sebelah timur berbatasan dengan Sungai Kampar. Maka, benarlah apa yang disebutkan dalam Hikayat Malèm Dagang. Kerajaan Aceh dalam satu riwayat disebutkan wilayah kerajaannya lebih luas dari yang tersebut di atas. Peta itu merupakan dokumen yang sangat penting untuk sejarah Aceh. Di bawah sebelah kirinya (Lihat Gambar II) terdapat keterangan;

Baca Juga:  Pemerintah Aceh Peringati Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2024

“L’ile de Sumatra est une des plus considerables de I’Asie…Java, qui est la plus meridionale des iles de la Sonde apartient Presque toute aux Hollandois…Batavia est le sejour du Gouvernr. General des Indes. 1708.

Artinya:
“Pulau Sumatera adalah sebuah pulau yang sangat luas di Asia… Pulau Jawa, yang sangat jauh ke selatan hampir semua terdapat jajahan Belanda… Betawi, inilah tempat pusat pemerintahan Kolonial Belanda. 1708”.

Jadi, pada tahun 1708 Bangsa Aceh masih merdeka dan memiliki wilayah yang sangat luas dan berkuasa di Asia Timur. Sementara itu, Pulau Jawa sudah dijajah oleh Belanda.

Lebih dari 100 tahun sesudah itu, yakni tahun 1811, Pulau Jawa direbut oleh Kerajaan Inggris dari Belanda dan pulau Jawa menjadi jajahan kolonial Inggris dengan pusat pemerintah di India. Pada tahun 1816, pulau Jawa dikembalikan kepada Belanda. Begitulah, pulau Jawa sudah ratusan tahun menjadi budak bangsa lain, dan pulau Jawa berpindah jajahan dari satu jajahan kepada jajahan lain. Sebaliknya bangsa Aceh sudah menjadi bangsa yang merdeka dan diakui oleh dunia.

Dengan ditemukan peta-peta itu, jelaslah bukti kebesaran dan kemegahan Kerajaan Aceh pada masa lalu. Peta-peta itu merupakan bukti nyata tentang kemasyhuran Aceh yang disebutkan dalam berbagai bahasa dan menjadi sejarah dunia.[]

Tags: 4 pulau AcehacehIndonesiaLiterasiNKRIPengetahuansejarahSUMUTWilayah AcehWilayah Kerajaan Aceh
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
SAGOE TV

SAGOE TV

SAGOETV.com adalah platform media digital yang memberi sudut pandang mencerahkan di Indonesia, berbasis di Banda Aceh. SAGOETV.com fokus pada berita, video, dan analisis dengan berbagai sudut pandang moderat.

Related Posts

Masa Depan Industri Aceh Peluang, Tantangan dan Jalan Menuju Kemandirian Ekonomi
Analisis

Masa Depan Industri Aceh: Peluang, Tantangan dan Jalan Menuju Kemandirian Ekonomi

by SAGOE TV
June 3, 2025
Seni yang Menyapa Langit: Spiritualitas dalam Krisis Representasi (Tutup Polemik Industri Kreatif di Aceh)
Analisis

Seni yang Menyapa Langit: Spiritualitas dalam Krisis Representasi

by SAGOE TV
May 30, 2025
Seni sebagai Fondasi Peradaban Mengapa Pendidikan Seni Sama Pentingnya dengan Kedokteran dan Teknik
Analisis

Seni sebagai Fondasi Peradaban: Mengapa Pendidikan Seni Sama Pentingnya dengan Kedokteran dan Teknik

by SAGOE TV
May 28, 2025
Industri Kreatif Aceh Panggung Kosong, Sistem Palsu
Analisis

Industri Kreatif Aceh: Panggung Kosong, Sistem Palsu

by SAGOE TV
May 27, 2025
Saatnya Banyak Orang Bergerak: Refleksi atas Masalah Aceh yang Terlalu Banyak
Analisis

Saatnya Banyak Orang Bergerak: Refleksi atas Masalah Aceh yang Terlalu Banyak

by SAGOE TV
May 24, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Suhu Panas di Aceh Beberapa Hari Terakhir, BMKG Keluarkan Imbauan

Suhu Panas di Aceh Beberapa Hari Terakhir, BMKG Keluarkan Imbauan

May 30, 2025
Artis Cut Yanti Salurkan Hewan Kurban lewat LP2M UIN Ar-Raniry di Idul Adha 1446 H

Artis Cut Yanti Salurkan Hewan Kurban lewat LP2M UIN Ar-Raniry di Idul Adha 1446 H

June 7, 2025
53 CPNS UIN Ar-Raniry Terima SK, Rektor Ingatkan Tanggung Jawab ASN

53 CPNS UIN Ar-Raniry Terima SK, Rektor Ingatkan Tanggung Jawab ASN

June 5, 2025
Rektor Universitas Almuslim Jadi Ketua ISMAPI Aceh, Ini Visi dan Komitmennya

Rektor Universitas Almuslim Jadi Ketua ISMAPI Aceh, Ini Visi dan Komitmennya

June 5, 2025
Revolusi Nasabah Dari Ketergantungan ke Kesadaran Finansial Syariah

Revolusi Nasabah: Dari Ketergantungan ke Kesadaran Finansial Syariah

June 3, 2025
Gampong Lam Geu Eu Raih Juara Pawai Takbir Idul Fitri 1446 H Aceh Tahun 2025

Gampong Lam Geu Eu Raih Juara Pawai Takbir Idul Fitri 1446 H Aceh Tahun 2025

March 31, 2025
Masa Depan Industri Aceh Peluang, Tantangan dan Jalan Menuju Kemandirian Ekonomi

Masa Depan Industri Aceh: Peluang, Tantangan dan Jalan Menuju Kemandirian Ekonomi

June 3, 2025
Wilayah Aceh

Wilayah Aceh

June 7, 2025
Paradoks Ketiadaan Bank Konvensional di Aceh

Paradoks Ketiadaan Bank Konvensional di Aceh

May 21, 2025

EDITOR'S PICK

Viral Isu Visa Haji Furoda Dibuka 1 Juni 2025, Kemenag Tegaskan Belum Ada Informasi Resmi

Viral Isu Visa Haji Furoda Dibuka 1 Juni 2025, Kemenag Tegaskan Belum Ada Informasi Resmi

June 2, 2025
Ini Kadar Zakat Fitrah di Banda Aceh 2025, Beras 2,8 Kg atau Rp 65 Ribu per Jiwa

Ini Kadar Zakat Fitrah di Banda Aceh 2025, Beras 2,8 Kg atau Rp 65 Ribu per Jiwa

March 26, 2025
Seleksi Pemain Sepak Bola Pra PORA 2025 Aceh Besar Resmi Ditutup, 30 Pemain Terbaik Terpilih

Seleksi Pemain Sepak Bola Pra PORA 2025 Aceh Besar Resmi Ditutup, 30 Pemain Terbaik Terpilih

April 18, 2025
Kepala Bea Cukai Aceh Beri Kuliah Umum di UIN Ar-Raniry

Kepala Bea Cukai Aceh Beri Kuliah Umum di UIN Ar-Raniry

March 8, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.