• Tentang Kami
Monday, October 13, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Dari Pembangunan Konvensional ke Pembangunan Berkelanjutan

Sulaiman Tripa by Sulaiman Tripa
April 14, 2025
in Artikel
Reading Time: 2 mins read
A A
0
sulaiman tripa

Dr Sulaiman Tripa

Share on FacebookShare on Twitter

Word Summit on Sustainable Development atau KTT Bumi dilaksanakan di Johannesburg, Afrika Selatan, pada tanggal 26 Agustus hingga 4 September 2002. Pertemuan ini dihadiri oleh delegasi dari 191 negara dan 109 kepada negara. Termasuk Presiden Republik Indonesia, Megawati, hadir pada waktu itu.

Dalam bukunya Emil Salim, Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi, turut menjelaskan apa pentingnya Presiden Megawati hadir dalam pertemuan tersebut. Ada sejumlah catatan Emil Salim terkait pertemuan tersebut (Salim, 2010). Pertama, pertemuan Johannesburg memusatkan diri pada pola pembangunan berkelanjutan (sustainable development) untuk menggantikan pembangunan konvensional. Jika dihitung pada 2002, sudah sampai 50 tahun pembangunan konvensional yang nyatanya hanya berhasil meningkatkan 20 persen dari jumlah penduduk bumi. Sedangkan 80 persen jumlah penduduk yang tersebar di negara berkembang berkubang dalam kemiskinan.

BACA JUGA

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Ada satu hal dikritisi terkait konsep pembangunan yang menekankan pada ekonomi semata disertai kemerosotan lingkungan hidup global, tercermin pada menciutnya hutan, erosi tanah, mencemarnya lautan, dan polusi udara. Masalah lingkungan sudah mengacaukan iklim bumi, dan menaikkan permukaan laut yang menenggelamkan pulau-pulau, termasuk pulau-pulau di Indonesia.

Kedua, pola pembangunan konvensional yang disepakati untuk dirombak menjadi pembangunan berkelanjutan dengan mengintegrasikan unsur ekonomi, sosial, dan lingkungan. Interaksi ketiga unsur ini secara sadar diperhitungkan dalam perencanaan, kebijakan, dan proses pembangunan. Kesadaran integrasi ini, dalam konteks pembangunan sosial ditujukan untuk memberantas kemiskinan struktural (ketiadaan akses pendapatan, masalah lapangan kerja, air minum, jasa energi, permukiman, fasilitas Kesehatan, pendidikan, dan lain-lain). Sisi pembangunan ekonomi harus mengubah pola produksi dan pola konsumsi yang tidak menopang pembangunan berkelanjutan, terutama penggunaan energi yang tidak efisien dan mencemarkan, penggunaan SDA secara boros, konsumsi yang perlu diarahkan untuk daur ulang bahan kemasan. Sedangkan sisi lingkungan, penyelamatan dan perlindungan ekosistem diarahkan agar mampu dalam menopang proses pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga:  AI, Kegelapan, dan Harapan

Ketiga, catatan pertemuan Johannesburg yang ingin melanjutkan semangat Bali yang menekankan rencana aksi. Apalagi setelah pertemuan para kepala pemerintahan di Rio de Janeiro tahun 1992, telah berlangsung sejumlah pertemuan tingkat tinggi yang membahas masalah perdagangan di Doha (Qatar), masalah keuangan di Monterey (Meksiko), masalah pangan di Roma (Italia), masalah anak-anak di New York (AS). Pertemuan Johannesburg dibayangkan sebagai penutup dari rangkaian pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan selama 10 tahun pasca Rio.

Presiden Megawati sendiri turut mendapat kesempatan berbicara pada waktu itu, dengan menegaskan pentingnya kesepakatan politik bagi pembangunan berkelanjutan. Dan sebagaimana tujuan pertemuan ini, untuk mengevaluasi pelaksanaan Agenda 21 dari hasil dari KTT Rio, pertemuan ini juga strategis dalam menyusun kepentingan pembangunan sesudahnya.

Ada tiga dokumen penting yang dihasilkan dari KTT Johannesburg, yakni: pertama, Johannesburg Declaration for Sustainable Development, yang dasarnya semacam deklarasi politik sekaligus kesepakatan para pemimpin negara dan pemerintahan terkait kesiapan bertanggung jawab dalam pembangunan berkelanjutan. Kedua, Johannesburg Plan of Implementation untuk menyukseskan Agenda 21 setelah 2002 hingga 10 tahun sesudahnya. Ketiga, Partnership Document, berisi Kerjasama para pemangku kepentingan internasional untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.

Pasca Johannesburg sendiri, kenyataannya tidak lantas semua masalah selesai dan tuntas. Kerusakan lingkungan tidak berhenti dan untuk kondisi perubahan iklim, malah semakin nyata dan menjadi-jadi. Gagasan membahas kondisi ini dilakukan, termasuk dalam Pertemuan Bali Tahun 2007. Kondisi ini menggambarkan bahwa setiap konsensus tentang lingkungan harus terus-menerus dievaluasi dalam rangka mendapatkan pemahaman bagi pembangunannya pada masa depan.

Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.

[es-te, Senin, 14 April 2025]

Tags: ArtikelDr Sulaiman TripaKonvensionalLingkungan HidupPembangunanPembangunan Berkelanjutan
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa

Sulaiman Tripa adalah analis sosial legal dan kebudayaan. Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.

Related Posts

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?
Artikel

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

by SAGOE TV
July 19, 2025
Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Artikel

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

by SAGOE TV
July 5, 2025
Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh Fakta yang Jarang Diketahui!
Artikel

Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh: Fakta yang Jarang Diketahui!

by SAGOE TV
July 3, 2025
Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh
Artikel

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
July 1, 2025
Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

Bicara Sherly, Maluku Utara, dan Mualem

October 9, 2025
Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

October 11, 2025
Gubernur Aceh Lantik Pejabat Struktural Baru, Berikut Daftar Kepala SKPA dan Pesan Mualem soal Anggaran

Gubernur Aceh Lantik Pejabat Struktural Baru, Berikut Daftar Kepala SKPA dan Pesan Mualem soal Anggaran

October 10, 2025
Saiful Bahri Resmi Terpilih jadi Ketua Umum KONI Aceh 2025-2029

Saiful Bahri Terpilih Jadi Ketua Umum KONI Aceh 2025-2029

October 9, 2025
Ummi Arongan Meninggal Dunia, Gubernur Aceh Mualem Sampaikan Duka Mendalam dan Kenang Jasa Besarnya

Ummi Arongan Meninggal Dunia, Gubernur Aceh Mualem Sampaikan Duka Mendalam dan Kenang Jasa Besarnya

October 7, 2025
Aceh di Persimpangan Energi dan Budaya: Cerita Tentang Martabat, Pembangunan, dan Harapan Baru

Aceh di Persimpangan Energi dan Budaya: Cerita Tentang Martabat, Pembangunan, dan Harapan Baru

October 7, 2025
Wakil Ketua DPRK Musriadi Sambut HUT PAN ke-27 dengan Aksi Sosial, Olahraga, dan Lomba Karya Ilmiah

Wakil Ketua DPRK Banda Aceh Dorong Pemerintah Tuntaskan Flyover Pango Raya

October 9, 2025
Harga Tiket Persiraja vs Garudayaksa FC Resmi Dirilis, Mulai Rp30 Ribu

Pelatih Akhyar Ilyas Harap Dukungan Suporter, Persiraja Siap Tampil All Out Lawan Bekasi City

October 11, 2025
Masyarakat Aceh Kini Tak Perlu ke Luar Daerah, RSUDZA Miliki MRI 1,5 Tesla

Masyarakat Aceh Kini Tak Perlu ke Luar Daerah, RSUDZA Miliki MRI 1,5 Tesla

October 8, 2025

EDITOR'S PICK

Mualem Minta Dukungan Fraksi Gerindra DPR RI: Revisi UUPA, Dana Otsus, dan Blang Padang

Mualem Minta Dukungan Fraksi Gerindra DPR RI: Revisi UUPA, Dana Otsus, dan Blang Padang

July 5, 2025
Ramainya Buka Puasa Bersama di Masjid Fathun Qarib UIN Ar-Raniry pada Ramadhan 1446 H

Ramainya Buka Puasa Bersama di Masjid Fathun Qarib UIN Ar-Raniry pada Ramadhan 1446 H

March 5, 2025
Kemenag Langsa Imbau Calon Jemaah Haji Segera Lunasi Biaya Haji

Kemenag Langsa Imbau Calon Jemaah Haji Segera Lunasi Biaya Haji

February 24, 2025
Demokrasi Mati Karena Mahasiswa?

Demokrasi Mati Karena Mahasiswa?

March 20, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.