Bencana hidrometeorologi banjir bandang hingga tanah longsor yang melanda Kabupaten Aceh Tengah sejak 25 hingga 28 November 2025 menimbulkan krisis kemanusiaan serius. Hingga Jumat (28/11/2025) pukul 17.00 WIB, tercatat 16 warga meninggal dunia, lebih dari 6.104 Kepala Keluarga (KK) mengungsi, serta 1.938 rumah rusak. Parahnya, seluruh akses darat terputus sehingga bantuan dari pemerintah provinsi maupun pusat belum bisa menjangkau wilayah tersebut.
Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah menghadapi situasi kritis di mana upaya penanganan terkendala parah oleh logistik dan akses. Laporan BPBD menyebutkan BBM habis, dan bantuan yang dibutuhkan sangat mendesak. Fakta paling mencemaskan adalah hingga hari ini belum ada bantuan kemanusiaan yang berhasil masuk dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat, mengingat semua akses darat terputus.
Kondisi darurat tersebut dikonfirmasi langsung oleh Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga. “Saat ini, kami benar-benar dalam kondisi darurat dan hanya jalur udara yang bisa menjangkau Kabupaten Aceh Tengah,” ujarnya dilansir laman resmi Pemkab Aceh Tengah, Jumat (28/11).
“Belum ada sentuhan bantuan dari pemerintah provinsi dan pusat yang bisa kami salurkan, sebab semua logistik dari luar belum bisa masuk. Kami hanya mengandalkan sumber daya lokal yang terbatas, bahkan stok BBM sudah habis. Wilayah terisolir butuh penanganan logistik secepatnya,” kata Bupati Haili Yoga, mendesak adanya jalur logistik udara segera untuk menjangkau wilayah-wilayah terisolir.
Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah telah berupaya maksimal dengan sumber daya yang ada, namun skala bencana telah melampaui kapasitas daerah. Bantuan yang sangat dibutuhkan saat ini, sebagaimana terlampir dalam data BPBD, meliputi logistik makanan, obat-obatan, tenda pengungsian, dan dukungan alat berat untuk membuka akses jalan yang terputus.
Pemerintah daerah berharap Pemerintah Pusat melalui BNPB segera menetapkan status tanggap darurat nasional dan mengirimkan bantuan via jalur udara untuk menghindari bertambahnya jumlah korban dan kerugian akibat keterlambatan penanganan.
Berdasarkan laporan BPBD Aceh Tengah, tercatat 14 kecamatan terdampak bencana, dengan 9 kecamatan di antaranya kini berstatus wilayah terisolir.
- Akses Transportasi: Terdapat 5 ruas jalan nasional menuju Kabupaten Aceh Tengah dari luar kabupaten terputus, dan akses jalan ke 9 kecamatan dari ibu kota kabupaten juga lumpuh. Ditambah lagi, puluhan ruas jalan menuju kecamatan dan desa ikut terputus.
- Infrastruktur Vital: Sebanyak 18 jembatan terputus total, melumpuhkan mobilitas warga. Selain itu, 14 unit akses listrik, air bersih, dan telekomunikasi/internet di 14 kecamatan juga mengalami kerusakan, membuat komunikasi dan pasokan dasar terganggu. Yang paling mengkhawatirkan, satu-satunya akses menuju Rumah Sakit Umum Datu Beru terputus total, menghambat penanganan medis darurat. []



















