• Tentang Kami
Sunday, October 26, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Revolusi Sains dan Teknologi Aceh: Menantang Arus Global?

Ir. Fakhrurrazi by Ir. Fakhrurrazi
March 15, 2025
in Artikel
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Revolusi Sains dan Teknologi Aceh: Menantang Arus Global?
Share on FacebookShare on Twitter

Bersama rekan-rekan manajemen Acheh School of Mining & Energy atau ASME, kami mendiskusikan terkait bagaimana menyukseskan percepatan pembangunan SDM Generasi Aceh bidang Pertambangan dan Energy dalam situasi globalisasi saat ini.

Kehadiran internet telah menjadi samudera bagi perenang untuk menjelajahi lautan informasi. Ada yang menyelam dengan kedalaman dan area tertentu, bahkan ada pula berselancar sampai sejauh garis batas horizon keinginan diri, sehingga semakin menambah kekayaan informasi, dan meningkatnya pengetahuan.

Teknologi adalah sebuah katalisator untuk membangun sebuah bangsa. Dengan teknologi, manusia berhasil menciptakan nilai tambah suatu produk. Ia lahir dari proses berfikir yang saintifik lalu menghasilkan suatu cara atau metodologi untuk membuat produk/jasa yang inovatif, kreatif, dan solusioner.

BACA JUGA

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Sejarah mencatat, bagaimana Copernicus dan Galileo Galilei memiliki peran penting dalam revolusi sains eropa abad pertengahan. Sebuah konsep berfikir yang ditawarkan yaitu heliosentris, yakni pusat tata surya adalah matahari. Pemikiran ini justru mendatangkan konflik besar dengan pemegang kekuasaan “Pemerintahan Gereja” yang cenderung dogmatis dan konservatif. Lebih pahitnya lagi, mereka mendapatkan hukuman. Namun, setelah kejadian tersebut, para ilmuwan bangkit melawan dan merebut kekuasaan politik gereja, kemudian menggantikannya dengan kepemimpinan sekuler. Sains mesti dipisahkan dari dogma agama, dan dibiarkan independen dengan beragam teori dan risetnya.

Situasi ini benar-benar membuat Eropa mengalami kemajuan pesat, dan menggugah semangat penelitian ke seluruh penjuru dunia. Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA yang dibarengi dengan Filsafat benar-benar merajai. Negara-negara adidaya di Eropa bahkan mengirim tentara yang beranggotakan Ilmuwan dan pedagang untuk menjelahi samudera, bahkan singgah ke Nusantara dan menjadikan objek yang sangat menarik untuk diteliti.

Baca Juga:  Di Lantik Tri Tito Karnavian, Istri Pj Gubernur Aceh Resmi Jadi Pj Ketua TP PKK Aceh dan Ketua Pembina Posyandu Aceh

Lantas apa yang terjadi berikutnya ? tidak lain dan tidak bukan, yaitu menguasai sumberdaya alam di bumi nusantara, mengeksploitasinya, dan menjualnya ke Eropa dan negara-negara lain. Rekomendasi ilmuwan menjadi bahan pertimbangan membuat keputusan bagi Pemerintahan Kolonial. Sumberdaya Alam dikeruk, dan konflik pun diciptakan sesama anak bangsa.

Baru 450 Tahun, Barat benar-benar menunjukkan kedigdayaannya di bidang Ilmu pengetahuan, lalu menjadikan teknologi sebagai tawaran untuk menaklukkan negara-negara dunia ketiga yang kaya akan sumberdaya alam. Teknologi berkembang berkat komersialisasi Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari perguruan tinggi, dan sekelompok perusahaan transnasional memainkan peran tersebut untuk infiltarasi dalam struktur politik, lalu mengubah kebijakan pemerintah supaya berpihak pada privatisasi.

Sebagai contoh, kenapa Google, Microsoft, Facebook, Twitter, Apple, dan Tesla, dan perusahaan energy lainnya dapat mempengaruhi kebijakan politik Amerika Serikat, lalu pemerintah menggaungkan jargon keamanan, pertahanan, dan perdamaian ke seluruh dunia, dan pada akhirnya ikut campur untuk menentukan arah pembangunan negara lain. Mau tidak mau, negara lain mesti memilih ikut satu Blok dengan Amerika-Eropa, atau bergabung dalam komplotan Rusia-China-Iran. Tidak lain dan tidak bukan untuk mendapatkan perlindungan atas penguasaan sumberdaya alam.

Timbul suatu pertanyaan, melihat kondisi Global seperti itu, apa semestinya yang dilakukan oleh Aceh ? Revolusi macam apa yang ingin dihadirkan ? Apakah Revolusi Sains dan Teknologi yang kemudian menantang arus Global ? Apakah Aceh sudah siap melangkah dengan segala problem internal yang dihadapi pasca perdamaian MoU Helsinki 2005 ? Sekumpulan pertanyaan yang perlu dijawab secara mendalam setiap individu Aceh.

Bila ditelusuri dalam sebuah peta, Aceh ibarat lingkaran kecil dalam sebuah peta dunia, yang mendatangkan 2 kemungkinan, yaitu terseret dalam arus globalisasi, atau ikut dalam pencaturan global, kemudian memainkan peran sebagai diplomator dan negosiator terkait kebijakan global dalam urusan Geopolitik, Geoekonomi, dan Geo-Teknologi. Karena letak geografis wilayah Aceh sangat strategis, termasuk potensi sumberdaya alam yang dikandung dalam perut buminya. Aceh dan Indonesia wajib saling melengkapi dalam urusan kolaborasi dalam menentukan arah pembangunan regional di kawasan Asia-Pacific.

Baca Juga:  Dua Panglima Luput Perhatian

Terkhusus untuk Aceh, kesadaran atas situasi global saat ini sangat penting bagi siapapun, baik individu, masyarakat, kaum akademis, praktisi bisnis, birokrat, dan politikus. “Science Approach” harus menjadi frame berfikir jika ingin melangkah lebih cepat. Jika situasi Aceh saat ini belum memiliki teknologi canggih, namun mesti ada “Kebijakan Politik yang radikal” untuk komitmen membangun SDM Aceh lebih baik, yang tidak hanya di level skill, namun juga mampu melakukan diplomasi dan negosiasi yang bertaraf Global.

Bila memungkinkan perlu evaluasi metode berfikir yang diterapkan Perguruan Tinggi Sains dan Teknik di Aceh, apakah desain pendidikan akan membuat peserta didik memiliki kepercayaan diri untuk tampil berdiplomasi dalam ranah global ? Atau masih terpaku pada dogma dan diktat yang cenderung Textbook yang melahirkan mentalitas pragmatis dan mudah terombang-ambing oleh kepentingan global ? Sebuah PR bagi para Ilmuwan dan Teknokrat Aceh untuk berembuk dan memikirkan bagaimana membangun SDM Aceh berstandar Internasional. Bila perlu, dapat mendatangkan Ilmuwan Internasional untuk mengajarkan Ilmu pengetahuan kepada generasi Aceh, agar generasi muda terbiasa menghadapi orang asing, kemudian beradu gagasan yang kreatif, inovatif, dan solusioner.

Kenapa hal tersebut mesti dilakukan ? Karena Aceh dengan potensi sumberdaya alamnya, harus siap menghadapi “Aliran Modal” yang biasanya cenderung berpihak pada kepentingan pemodal. Sementara Aceh, belum memiliki “Modal maupun teknologi canggih” untuk siap berhadapan dengan segala resiko investasi. Disinilah dibutuhkan peran SDM yang mampu bernegosiasi dengan Investor, lalu menghasilkan kerja kolektif dengan tujuan kepentingan dan kedaulatan Aceh.[]

Tags: acehaceh hebatAceh KayaAcheh School of Mining & Energy (ASME)IndonesiaLepas PantaiMigasOtsus
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Ir. Fakhrurrazi

Ir. Fakhrurrazi

Praktisi Eksplorasi Mineral dan Ketua/Executive Manager Acheh School of Mining & Energy (ASME)

Related Posts

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?
Artikel

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

by SAGOE TV
July 19, 2025
Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Artikel

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

by SAGOE TV
July 5, 2025
Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh Fakta yang Jarang Diketahui!
Artikel

Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh: Fakta yang Jarang Diketahui!

by SAGOE TV
July 3, 2025
Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh
Artikel

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
July 1, 2025
Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Ini Bakal Calon Rektor USK Periode 2026-2031

Ini Bakal Calon Rektor USK Periode 2026-2031

October 22, 2025
Dodaidi yang Kian Sunyi: Mencari Suara Ibu di Tengah Tidur Anak Zaman Kini

Aceh Negerinya Seribu Satu Warung Kopi

October 22, 2025
Kabar Duka: Dr Syamsulrizal, Dekan FKIP dan Bakal Calon Rektor USK, Meninggal Dunia

Kabar Duka: Dr Syamsulrizal, Dekan FKIP dan Bakal Calon Rektor USK, Meninggal Dunia

October 25, 2025
Batu Giok Raksasa 5.000 Ton Ditemukan di Beutong, Nagan Raya

Batu Giok Raksasa 5.000 Ton Ditemukan di Beutong, Nagan Raya

October 24, 2025
Simeulue Bersiap Jadi Kekuatan Ekonomi Kelas Dunia, Perlu Bandara Kargo untuk Dorong Ekonomi Maritim dan Pariwisata

Simeulue Bersiap Jadi Kekuatan Ekonomi Kelas Dunia, Perlu Bandara Kargo untuk Dorong Ekonomi Maritim dan Pariwisata

October 22, 2025
Kisah Prof Juwaini, Anak Nelayan Asal Bireuen yang Kini Jadi Guru Besar Filsafat Islam Klasik UIN Ar-Raniry

Kisah Prof Juwaini, Anak Nelayan Asal Bireuen yang Kini Jadi Guru Besar Filsafat Islam Klasik UIN Ar-Raniry

October 23, 2025
Membaca Ulang Arah Pendidikan Tinggi di Aceh

Harmoni Sebagai Jalan Pulang Aceh

October 22, 2025
Meutya Hafid: 60 Juta Penduduk Indonesia Belum Terkoneksi Internet, Pemerintah Akselerasi Konektivitas Desa

Meutya Hafid: 60 Juta Penduduk Indonesia Belum Terkoneksi Internet, Pemerintah Akselerasi Konektivitas Desa

October 24, 2025
Komdigi: Terbuka 90 Juta Pelung Kerja Melalui Kecerdasan Artifisial

Komdigi: Terbuka 90 Juta Pelung Kerja Melalui Kecerdasan Artifisial

October 25, 2025

EDITOR'S PICK

Rencana Pembangunan Venue PORA 2026 di Aceh Jaya, Pj Gubernur Cek Lokasi

Rencana Pembangunan Venue PORA 2026 di Aceh Jaya, Pj Gubernur Cek Lokasi

January 20, 2025
Para Pemimpin Aceh Dituntut Mainkan Peran Strategis dalam Ekonomi Migas

Para Pemimpin Aceh Dituntut Mainkan Peran Strategis dalam Ekonomi Migas

March 6, 2025
Australia-Indonesia Dukung Wirausaha Perempuan di Bidang Ekonomi Hijau

Australia-Indonesia Dukung Wirausaha Perempuan di Bidang Ekonomi Hijau

March 18, 2025
Peringatan HUT ke-79 TNI di Banda Aceh Meriah

Peringatan HUT ke-79 TNI di Banda Aceh Meriah

October 5, 2024
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.