SAGOETV | ACEH BESAR — Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) terus mendorong pertumbuhan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dan Badan Usaha Milik Gampong Bersama (BUMGBersama) sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Sejak pertama kali diperkenalkan pada 2018, perkembangan BUMG dan BUMGBersama di Aceh Besar menunjukkan hasil yang menggembirakan, dengan total mencapai 625 unit hingga 2024.
Kepala DPMG Aceh Besar, Carbaini, S.Ag, menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan berbagai langkah untuk mendorong pertumbuhan BUMG dan BUMGBersama. “Melalui Bidang Pemberdayaan Usaha dan Ekonomi Masyarakat, kami terus berupaya untuk mengembangkan BUMG dan BUMGBersama di seluruh gampong dan kecamatan di wilayah Aceh Besar,” ujarnya saat ditemui di Kota Jantho pada Rabu (05/02/2025).
Menurut Carbaini, BUMG dan BUMGBersama di Aceh Besar terbagi dalam tiga kategori status berdasarkan tingkat perkembangan dan kemajuan mereka. “Ada tiga kategori BUMG yang kami tentukan, yaitu BUMG dalam masa perintisan, BUMG yang sedang tumbuh, dan BUMG yang telah mendapatkan suntikan modal dengan status sebagai BUMG yang berkembang,” jelas Carbaini.
Setiap tahunnya, DPMG Aceh Besar melakukan penilaian terhadap BUMG yang ada. BUMG yang telah memenuhi standar yang ditetapkan akan beralih status, dari yang awalnya berada dalam kategori rintisan atau tumbuh, menjadi BUMG yang berkembang. Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa pengelolaan BUMG sesuai dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat.
Selain BUMG, BUMGBersama merupakan inisiatif terbaru yang diperkenalkan pada 2023. BUMGBersama adalah badan usaha yang melibatkan lebih dari satu gampong dalam pengelolaannya, dengan tujuan untuk memperkuat ekonomi desa melalui kerja sama antar gampong. Hingga saat ini, sebanyak 20 BUMGBersama telah terbentuk di Aceh Besar.
Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha dan Ekonomi Masyarakat DPMG Aceh Besar, Ikhsan, SE, menjelaskan bahwa konsep BUMGBersama sangat penting dalam mendorong kolaborasi antar desa. “BUMGBersama ini merupakan badan usaha yang pengelolaannya melibatkan lebih dari satu gampong secara bersama-sama. Ini menjadi wadah bagi gampong-gampong untuk berkolaborasi dalam mengelola usaha yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Ikhsan.
Lebih lanjut, Ikhsan menambahkan bahwa kerja sama antar gampong ini tidak hanya meningkatkan potensi ekonomi desa, tetapi juga memperkuat solidaritas dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya lokal. “Dengan prinsip kooperatif, partisipatif, transparan, akuntabel, dan berkelanjutan, BUMG dan BUMGBersama bisa berkembang menjadi lembaga yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga mendukung pembangunan desa secara menyeluruh,” tambahnya.
Solusi Ekonomi Gampong
Keberadaan BUMG dengan pengelolaan yang baik diyakini dapat menjadi solusi untuk menggerakkan ekonomi gampong. Selain itu, BUMG juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada. BUMG diharapkan dapat menjawab tantangan dalam mengelola sumber daya ekonomi yang ada di desa, seperti hasil pertanian, kerajinan, dan potensi alam lainnya.
Ikhsan menjelaskan bahwa untuk membangun BUMG yang sukses, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melalui musyawarah gampong. “Dalam musyawarah gampong, kita menentukan jenis usaha yang sesuai dengan potensi lokal masing-masing gampong. Selain itu, kami juga memastikan bahwa masyarakat terlibat aktif dalam setiap tahap pengelolaan usaha ini,” jelas Ikhsan.
Pentingnya keterlibatan aktif masyarakat ini menjadi faktor kunci dalam kesuksesan BUMG. Tanpa partisipasi masyarakat, keberlanjutan BUMG akan terancam. Oleh karena itu, pendekatan yang kooperatif dan partisipatif sangat diperlukan dalam setiap langkah pengembangan BUMG dan BUMGBersama.
Meski menunjukkan perkembangan yang signifikan, pengelolaan BUMG dan BUMGBersama tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satunya adalah kurangnya kapasitas sumber daya manusia dalam mengelola usaha yang ada. Oleh karena itu, DPMG Aceh Besar terus memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pengelola BUMG untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan pengelolaan usaha.
Selain itu, masalah pendanaan dan akses pasar juga menjadi tantangan yang perlu diatasi agar BUMG dan BUMGBersama dapat berkembang lebih optimal. DPMG Aceh Besar berharap dapat terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk membuka akses pendanaan dan memperluas pasar bagi produk-produk yang dihasilkan oleh BUMG dan BUMGBersama.
Dengan adanya dukungan pemerintah dan partisipasi masyarakat, diharapkan BUMG dan BUMGBersama di Aceh Besar dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian gampong dan kesejahteraan masyarakat. [CE]