• Tentang Kami
Monday, June 30, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Memahami Anatomi Konflik di Singkil

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad by Kamaruzzaman Bustamam Ahmad
March 24, 2025
in Artikel
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Memahami Anatomi Konflik di Singkil
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad
Antropolog UIN Ar-Raniry, Kopelma Darussalam, Banda Aceh.

Dalam esai ini, saya tertarik untuk mengupas tentang anatomi konflik di Singkil, secara singkat. Harus diakui bahwa saya sangat minim pengetahuan akan persoalan konflik, terlebih lagi persoalan Singkil. Konon, persoalan Singkil sudah menginternasional dan seolah-olah ada yang salah dalam penanganan kerukunan antar umat beragama di Aceh. Tampaknya manakala membicarakan persoalan sosial-keagamaan di Aceh, seakan-akan tidak ada yang menggembirakan. Terlebih lagi jika menulis sejarah panjang konflik atau kekerasan yang mengatasnamakan keagamaan.

Selanjutnya, masalah lainnya adalah, posisi saya menulis yang cenderung dilematis, sebab jika menelaah terlalu memihak pada satu kelompok atau komunitas, maka akan dicap sebagai yang anti keragaman dalam kehidupan beragaman. Demikian pula, jika saya terlalu membela nasib kelompok non-Muslim, maka saya akan sangat boleh jadi dianggap sebagai sekular atau liberal. Hanya dua kotak inilah, saya akan dimasukkan oleh pembaca, yang ingin cepat-cepat meraba arah dan gaya kepenulisan saya dalam menyajikan konflik di Singkil.

BACA JUGA

Dua Dekade Damai Aceh

Meninjau Kembali Wewenang Pemerintahan Daerah dalam Bingkai Otonomi dan Efektivitas Pelayanan Publik

Ini yang disebut dilema seorang penulis. Untaian kata dari penulis berbeda dengan orator. Seorang penulis akan diingat semua tulisannya, sementara orator, kalau pun direkaman, akan diingat suaranya. Kekuatan suara dan tulisan memang sangat berbeda.  Suara akan menggema sejauh mana dapat didengar. Walaupun ada suara yang didengar maupun yang tidak, suara memiliki daya ledak. Sedangkan tulisan berhubungan dengan kekuatan senyap. Dia hanya terletak di perpustakaan, jika dia berbentuk buku atau monograf. Orang harus diam untuk menikmati sebuah tulisan. Karena itu, pengaruh dari suatu tulisa lebih dahsyat, sebab tidak sedikit karya-karya yang mampu memengaruhi suatu peradaban.  Namun ketika suara dan tulisan menyatu, maka dia menjadi peluru peradaban.

Baca Juga:  Langkah Maju Revisi UUPA, DPR Aceh Serahkan Draf Final ke Badan Keahlian DPR RI

Akan tetapi, bagaimana jika kita mulai belajar memahami tentang teks-teks sosial yang tersusun tidak sangat rapi. Ini merupakan suatu akar masalah di dalam memahami fenomena sosial. Persoalan yang muncul di sini adalah siapa yang menulis teks-teks sosial, sehingga tidak mewujudkan situasi hamorni. Saya membayangkan ketidakharmonisan sangat boleh jadi dipicu pola penulis teks sosialnya yang saling berebut di atas secarik kertas. Akibatnya, dishamorni itu menjadi fakta, seolah-olah yang salah adalah penulis, tinta, atau kertasnya sudah rapuh. Untuk itu, memahami orkestra kehidupan umat beragama harus dilihat dari fakta teks-teks sosial yang sudah ditulis dalam lorong waktu yang amat panjang.

Singkil adalah satu fakta penyusunan teks-teks sosial yang rapuh. Punya kekuatan historis, tetapi hilang ke dalam tanah. Punya kekayaan alam yang amat dahsyat, sekarang malah menjadi hamparan Kelapa Sawit. Punya tradisi yang amat kuat, sekarang malah terjadi fragmentasi yang amat dalam. Sekian masalah Singkil, diperparah oleh keinginan penjajah menjadikannya sebagai daerah penyangga (buffer zone) yang memutuskan tali hubungan keislaman dari Aceh hingga ke Tanah Minangkabau. Konsep buffer zone ini adalah memasukkan keyakinan lain dari Eropa ke tengah-tengah masyarakat di kawasan Singkil. Di provinsi tetangga juga telah berkembang pandangan bahwa Singkil juga merupakan suku bangsa dari provinsi yang dimasukkan ke Aceh.

Secara sosiologis dan antropologis, daerah-daerah perbatasan yang memiliki kekuatan sosio-historis, terutama dalam etnisitas dan religi, kerap menjadi ladang konflik. Pattani, secara perasaan lebih  dekat ke kawasan Melayu, namun melalui kekuatan dipaksakan menjadi Siam. Mindanao secara politik dipaksakan tunduk ke Manila, secara historis memiliki ikatan sebagai suatu bangsa, yaitu Bangsa Moro. Namun tidak sedikit juga yang ingin mendapatkan pengakuan terhadap keberadaan etnik tertentu di negara baru, sebagai akibat dari peperangan. Kondisi ini menyiratkan bahwa konflik di beberapa tempat, kerap dipicu oleh alasan persoalan sejarah dan kebudayaan.

Baca Juga:  Iqbal Alfajri; Jejak Pemain Aceh di Paraguay dan Kiprah Baru di Dunia Bahasa

Konflik di Singkil memang memiliki latar belakangan persoalan yang amat rumit. Sebab, mereka yang memilih beragama non-Islam, menundukkan spiritual dan otoritas keagamaan ke provinsi tetangga. Sehingga, persoalan yang ingin diselesaikan oleh pemerintah Aceh, cenderung tidak sampai pada akhir persoalan. Sebab, akar masalahnya bukan dari provinsi Aceh. Demikian pula, setiap pemegang otoritas keagamaan yang non-Islam, memiliki jejaring untuk mendirikan rumah ibadah. Sehingga persoalan pendirian rumah ibadah, juga ikut memicu persoalan yang cukup pelik. Persoalan lainnya adalah adanya binatang yang dilarang dipelihara dalam ajaran Islam, menjadi hewan ternak pada komunitas tertentu.

Hal-hal di atas memang ada wilayah-wilayah yang tidak bisa didialogkan. Sebab, ada persoalan teologi dan budaya di situ. Sehingga terkadang persoalan-persoalan yang sulit diselesaikan menjadi api dalam sekam, tinggal menunggu waktu, untuk terbakar pada saat-saat tertentu. Tampaknya perlu ada narasi bagaimana persoalan Singkil dari masa ke masa. Perlu ada penjabaran dari aspek internal yang menyita perhatian kita selama ini. Tentu cara menguraikan akan berbeda dengan mereka yang tidak melihat secara langsung, tidak terkecuali bagi jurnalis. Para penduduk lokal adalah mereka yang mengetahui secara langsung apa yang mereka lihat dan rasakan. Ketika mereka menulis ‘apa adanya’ atau dikenal sebagai things as they are, tentu akan memanaskan kuping beberapa kalangan.

Persoalan keagamaan yang tidak mampu diakomodir dalam sistem sosial-kebudayaan yang ramah dan toleran akan membuat sekian persoalan bagi masyarakat tersebut. Beberapa daerah di Indonesia memiliki toleransi pada hal-hal yang tidak terjadi di Singkil.  Toleransi di dalam kehidupan sehari-hari, pada hakikatnya, terjadi dengan sangat di Singkil. Masyarakat tampaknya dapat hidup saling berdampingan dan sama sekali tidak memiliki persoalan yang cukup signifikan. Sajian tentang persoalan keharmonisan itu terwujud, kendati lebih banyak energi sosial keagamaannya diarahkan pada perjalanan konflik. Dalam beberapa kali perjalanan saya ke Singkil, tampak keharmisan masyarakat sesama masyarakat Singkil. Bahkan, mereka tidak memiliki persoalan dengan tetangga yang berbeda keyakinan. Hanya ketika sampai pada persoalan yang bersifat sosial-teologis, agaknya belum ada satu kesepakatan yang permanen.

Baca Juga:  Nasib Israel Setelah Berakhirnya Perang

Harus diakui bahwa Singkil telah banyak memiliki peran dalam sejarah Islam di Asia Tenggara. Konteks historis ini tentu menjadi spirit tersendiri di dalam menjaga tanah para ‘ulama. Kehadiran masalah tentu tidak dapat dianggap enteng, mengingat masalah sosial teologis memang tidak akan selesai dalam helaan nafas.  Namun begitu, upaya untuk menulis apa yang terjadi di Singkil harus dipandang sebagai pekerjaan akademis yang amat bijak.[]

Tags: acehkonflik singkilumat beragama
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad adalah Antropolog. Berdomisili di Aceh.

Related Posts

Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Meninjau Kembali Wewenang Pemerintahan Daerah dalam Bingkai Otonomi dan Efektivitas Pelayanan Publik
Artikel

Meninjau Kembali Wewenang Pemerintahan Daerah dalam Bingkai Otonomi dan Efektivitas Pelayanan Publik

by SAGOE TV
June 3, 2025
Rukok Linto Hari Tanpa Tembakau Sedunia
Artikel

Rukok Linto

by SAGOE TV
May 31, 2025
Sepi dan Terisolasi, Tantangan Psikososial Mendesak Bagi Lansia
Artikel

Sepi dan Terisolasi, Tantangan Psikososial Mendesak bagi Lansia

by SAGOE TV
May 30, 2025
Orang Tua Membaca Nyaring Bersama Anak, Untuk Apa
Artikel

Orang Tua Membaca Nyaring Bersama Anak, Untuk Apa?

by SAGOE TV
May 26, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Reuni Alumni Jeumala 2003 di Pantai Riting: Semangat Kekompakan Tak Pernah Luntur

Reuni Alumni Jeumala 2003 di Pantai Riting: Semangat Kekompakan Tak Pernah Luntur

June 28, 2025
Harga Mobil Terancam Naik, Pengusaha Otomotif Aceh Harap Pergub Opsen Pajak Kendaraan Diperpanjang

Harga Mobil Terancam Naik, Pengusaha Otomotif Aceh Harap Pergub Opsen Pajak Kendaraan Diperpanjang

June 25, 2025
Eks Panglima GAM Sabang Harap Tengku Jamaica Wakili Aceh di Kementerian

Eks Panglima GAM Sabang Harap Tengku Jamaica Wakili Aceh di Kementerian

June 27, 2025
Guru Besar UIN Ar-Raniry Dikukuhkan sebagai Ketua BWI Aceh, Ini Susunan Pengurusnya

Guru Besar UIN Ar-Raniry Dikukuhkan sebagai Ketua BWI Aceh, Ini Susunan Pengurusnya

June 26, 2025
Rubrik Seni Sagoe TV

Rubrik Seni Sagoe TV

June 26, 2025
5 Anggota Komisi Informasi Aceh Resmi Dilantik, Ini Nama-namanya

5 Anggota Komisi Informasi Aceh Resmi Dilantik, Ini Nama-namanya

June 24, 2025
Saat Aceh Bernyanyi: Musik, Luka, dan Harapan yang Menggema

Saat Aceh Bernyanyi: Musik, Luka, dan Harapan yang Menggema

June 26, 2025
Prof KBA Tekankan Pentingnya Rekayasa Sosial Islami Hadapi Tantangan Pendidikan di Era Digital

Prof KBA Tekankan Pentingnya Rekayasa Sosial Islami Hadapi Tantangan Pendidikan di Era Digital

June 23, 2025
Ngopi Bareng Tokoh GAM dan Intel, Kisah di Tengah Konflik Aceh

Ngopi Bareng Tokoh GAM dan Intel, Kisah di Tengah Konflik Aceh

June 29, 2025

EDITOR'S PICK

BMBPSDM Kemenag RI Mantapkan Sinergi TIK 2025 di Yogyakarta

BMBPSDM Kemenag RI Mantapkan Sinergi TIK 2025 di Yogyakarta

June 13, 2025

Bujang Salim: Jejak Pejuang Aceh Di Papua

November 6, 2021
Seleksi Calon Kafilah MTQ Banda Aceh Sukses, 329 Peserta Ikuti di Lima Lokasi

Seleksi Calon Kafilah MTQ Banda Aceh Sukses, 329 Peserta Ikuti di Lima Lokasi

January 22, 2025
Murizal Hamzah

Gergaji Informasi; Sebuah Introspeksi

March 20, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.