SAGOETV – Masa kepengurusan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Aceh periode 2019-2024 telah berakhir. Sebagai tindak lanjut, PGRI Aceh akan menggelar Konferensi Provinsi ke-23 pada 24-25 Januari 2025 di Hotel Madinatul Zahara, Banda Aceh. Kegiatan ini menjadi forum organisasi lima tahunan yang krusial untuk keberlanjutan PGRI di Aceh.
Ketua PGRI Aceh, Almunzir SPdI MPd, atau akrab disapa Aduen Munjir, mengungkapkan bahwa konferensi ini memiliki tiga agenda utama. “Agenda pertama adalah memilih ketua dan pengurus baru. Kedua, menyusun program kerja organisasi, dan ketiga, merumuskan berbagai rekomendasi strategis baik untuk internal maupun eksternal,” ujarnya kepada media, Senin (13/1/2025).
Almunzir menegaskan bahwa konferensi ini juga menjadi momen evaluasi atas amanah kepengurusan selama lima tahun terakhir. “Forum ini adalah forum tertinggi tingkat provinsi yang akan dihadiri oleh delegasi dari 23 kabupaten/kota di Aceh. Setiap kabupaten/kota akan mengirimkan lima peserta delegasi, termasuk ketua-ketua cabang atau kecamatan,” tambahnya.
Menurut Almunzir, persiapan untuk konferensi ini terus dimatangkan meskipun pelaksanaannya masih beberapa pekan lagi. Ia juga mengungkapkan bahwa Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Prof Dr Unifah Rosyidi MPd, dijadwalkan hadir dalam kegiatan tersebut. “Kehadiran beliau akan menjadi motivasi besar bagi seluruh anggota PGRI Aceh untuk terus bergerak memajukan pendidikan di daerah ini,” jelasnya.
Selain sebagai ajang pemilihan kepengurusan baru, Almunzir menekankan bahwa konferensi ini menjadi momentum strategis untuk menyusun langkah-langkah penting dalam memperjuangkan hak-hak guru. Ia berharap, kepemimpinan baru yang terpilih dapat membawa organisasi ke arah yang lebih baik.
“Kami optimis teman-teman delegasi dari kabupaten/kota akan memberikan rekomendasi terbaik untuk pergerakan PGRI Aceh ke depan. Dengan semangat kebersamaan, kami yakin organisasi ini dapat terus berkembang dalam mendukung pendidikan di Aceh,” ungkap Almunzir.
Ia juga mengapresiasi potensi kader-kader muda PGRI Aceh yang dinilainya layak untuk memimpin organisasi. Menurutnya, regenerasi yang kuat dan inklusif akan menjadi modal penting bagi keberlanjutan PGRI di masa depan.
Konferensi ini akan melibatkan total 115 delegasi dari kabupaten/kota se-Aceh. Selain itu, ketua-ketua cabang atau kecamatan juga akan berpartisipasi aktif dalam menyampaikan usulan dan aspirasi terkait pengembangan organisasi.
“Persiapan teknis maupun administratif telah dilakukan secara maksimal untuk memastikan kelancaran acara. Kami berharap semua pihak dapat mendukung kesuksesan konferensi ini,” kata Almunzir.
Konferensi Provinsi ke-23 ini, lanjutnya, diharapkan dapat menjadi titik tolak baru bagi PGRI Aceh dalam memperkuat peranannya sebagai mitra strategis pemerintah, khususnya dalam bidang pendidikan. “Kami ingin memperjuangkan hak-hak guru sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh. Hal ini membutuhkan kolaborasi yang solid dari seluruh anggota PGRI,” tutup Almunzir.
Dengan agenda dan harapan besar yang dibawa, Konferensi Provinsi PGRI Aceh ke-23 tidak hanya menjadi forum organisasi rutin, tetapi juga momentum penting dalam membangun pendidikan yang lebih maju dan berdaya saing di Aceh. []