• Tentang Kami
Sunday, October 26, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Cina Versus Amerika Serikat dalam Geo-Political System

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad by Kamaruzzaman Bustamam Ahmad
March 24, 2025
in Artikel
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Kultur Kebencian dan Media Sosial Sebagai Senjata
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad.
Dosen UIN Ar-Raniry, Kopelma Darussalam, Banda Aceh.

DALAM konteks GPS (Geo-Political System), berbagai isu muncul di dalam berbagai studi. Salah satunya adalah persoalan kebangkitan Cina sebagai pesaing utama negara Amerika Serikat. Saat ini, berbagai kajian dibuat untuk memahami dan mempersiapkan diri menghadapi Cina sebagai pelaku utama dalam tatanan dunia (world order). Bagi Amerika Serikat, kehadiran Cina tentu memberikan dampak sebagai kompetitor utama bagi negara tersebut. Karena itu, Cina menjadi salah satu ancaman utama bagi pengaruh global Amerika Serikat. Keadaan ini tentu memberikan dampak yang cukup signifikan bagi tatanan dunia, dimana pengaruhnya dapat saja berimbas pada negara-negara ketiga. Untuk itu, studi tentang masa depan tatanan dunia sangat perlu dilakukan, supaya diketahui bagaimana arah masa depan dunia.

BACA JUGA

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Ketika Uni Sovyet runtuh paska perang dingin, ada dua ideologi yang menjadi ancaman dunia, menurut versi Amerika Serikat, yaitu Islam dan Komunis. Negara komunis yang dapat dilihat dari pengalaman Uni Sovyet tumbang. Begitu juga, paskaperang dingin, negara-negara Muslim di Timur Tengah porak-poranda, satu persatu, mulai dari Irak hingga Syria. Akan tetapi, negara Cina yang berideologi komunis malah mengalami kebangkitan yang amat pesat.  Negara ini sama sekali tidak dipermasalahkan ideologi yang dianutnya, akan tetapi yang dikhawatirkan adalah ekspansi kekuatan ekonomi, yang sudah menjadi begitu menguat dalam satu dekade terakhir. Keadaan ini pada gilirannya perlu mendapat perhatian dari sisi ancaman global, khususnya bagaimana memahami ideologi komunis tidak dipermasalahkan, ketika sudah menjadi kekuatan raksasa perekonomian global.

Di sisi lain, pemerintah Amerika Serikat disibukkan oleh persoalan dalam dan luar negeri. Sebagai ‘polisi dunia’, negara ini ingin menstabilkan keadaan dunia ini, melalui kekuatan militernya. Peran sebagai ‘polisi dunia’ ini tentu tidak sebanding dengan kekuatan ekonomi yang sudah mulai menurun dalam beberapa tahun terakhir. Adapun persoalan dalam negeri yang cukup rumit juga ikut memberikan warna pengaruh Amerika Serikat di arena global. Persoalan yang dimaksud adalah mengenai sosok dan perangai presiden Donald Trump, yang semakin memberikan dinamika baik di dalam maupun di luar negara Amerika.

Baca Juga:  Bagaimana Pengguna Perpustakaan?

Dengan kata lain, Cina sedang berupaya menggantikan posisi Amerika Serikat. Sementara itu, Amerika Serikat sedang dalam keadaan kalang kabut, mempertahankan posisinya sebagai aktor utama global. Pertarungan ini tentu saja bukan harus diselesaikan melalui konflik atau perang, sebagaimana dilakukan oleh Amerika Serikat di Vietnam atau negara-negara Timur Tengah. Dalam hal ini, pemerintah Amerika Serikat telah memiliki pengalaman di dalam setiap menangani krisis global. Aliansi atau sekutu Amerika Serikat tentu akan bahu membahu untuk mempertahankan posisi strategis bangsa ini. Namun, upaya yang dilakukan untuk menghadapi Cina tentu bukan melalui penyerangan langsung ke negara tersebut, sebagaimana dilakukan terhadap negara-negara Muslim di Timur Tengah.

Untuk menghadapi Cina, Amerika Serikat harus memikirkan berbagai aspek yang harus dipersiapkan adalah: ekonomi, politik, keamanan, dan teknologi. Jika keempat hal tersebut dapat dikuasai secara massif oleh Amerika Serikat, maka kehadiran Cina sebagai rival utama dapat ditaklukkan. Namun, kekuatan Cina dalam empat hal tersebut pun sudah mendekati kata ‘sempurna’ untuk menghadang Amerika Serikat. Pada saat yang sama, ketika Amerika Serikat mengirimkan tentaranya untuk berperang di Timur Tengah, negara Cina malah mengirimkan tentaranya untuk membuat jalan-jalan di berbagai negara di Timur Tengah dan Afrika. Ketika Amerika Serikat sibuk melakukan sanksi terhadap negara-negara yang dimusuhinya, Cina malah mengucurkan dana untuk membantu keterpurukan perekonomian di beberapa negara. Perbedaan pendekatan di dalam memainkan peran utama di pentas global, tampak telah memperlihatkan bagaimana sikap dan respon internasional terhadap kedua negara tersebut. Dengan kata lain, Amerika Serikat terlebih dahulu menghancurkan baru kemudian membantu memperbaikinya. Sementara itu, Cina membantu terlebih dahulu, baru kemudian mengontrol negara yang telah disapihnya.

Dalam konteks ini, pengkajian tentang bagaimana wajah tatanan dunia di masa yang akan datang perlu dikaji secara mendalam. Sebab, tatanan dunia yang akan berlaku di masa depan, akan lebih komplikatit, dibandingkan dengan pembentukan tatanan dunia sebelumnya. Pola untuk mengatur bagaimana sebaiknya dunia berjalan, selalu dimulai dengan suatu peperangan antara sesama manusia. Sejauh ini, Perang Dingin, Perang Dunia II, dan Perang Dunia I merupakan suatu penggalan sejarah dunia yang mengeluarkan para pemenang untuk dapat menjalankan kepentingannya di pentas global. Namun demikian, setelah Perang Dingin, kebangkitan Cina tidak pernah direncanakan sebelumnya. Hal ini disebabkan keruntuhan Uni Sovyet dan kekacauan di Timur Tengah adalah kenyataan sejarah yang tidak dapat dipungkiri. Akan tetapi, kehadiran Cina sebagai raksasa baru di dunia, sama sekali belum mendapatkan perhatian serius sejak tahun 1990-an awal. Karena itu, proses penemuan arah baru tatanan dunia dewasa ini mulai tidak lagi hanya dikuasai oleh Amerika Serikat, melainkan sudah hadir Cina di dalamnya.

Baca Juga:  Hambatan Investasi di Aceh?

Studi pada gilirannya berupaya untuk memahami bagaimana proses kebangkitan Cina dan respon yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Saya bukanlah ilmuwan yang menstudi tentang hubungan internasional atau geo-politik. Oleh sebab itu, tidak ada perangkat teori khusus untuk memahami fenomena kekinian yang berlaku antara Cina dan Amerika Serikat. Adapun yang dilakukan selama ini adalah mengumpulkan bahan sebanyak mungkin untuk mendalami apa yang dilakukan oleh kedua negara tersebut untuk memuluskan kepentingan nasional masing-masing.

Dari bahan-bahan tersebut, lantas dilakukan suatu analisa mendalam untuk mengetahui pesan-pesan dibalik narasi teks yang mengupas tentang Cina dan Amerika Serikat. Dengan demikian, studi ini bukanlah kajian teoritik, melainkan hanya deskripsi pemahaman saya tentang apa yang akan terjadi di dunia ini, ketika melihat persaingan antara Cina dan Amerika Serikat. Oriana Skylar Mastro menuturkan bahwa: “China is trying to displace, rather than replace, the United States.”

Ada hal yang menarik ketika memahami persaingan antara Cina dan Amerika Serikat. Pada satu sisi, Amerika Serikat menganut sistem tatanan liberal (liberal order), di sisi lain Cina mengedepankan tatanan yang tidak liberal (illiberal order). Di sini Cina lebih mementingkan stabilitas domestik melalui pola otoritarianisme. Keberhasilan Cina menjadi negara adi kuasa dalam perekonomian, rupanya telah mengubah tatanan global. Di sini, karya Martin Jacques menjelaskan secara detail dalam When China Rules the World.

Adapun mengenai order, Henry Kissinger dalam bukunya World Order, membagi ke dalam tiga tingkatan:

World order describes the concept held by a region or civilization about the nature of just arrangements and the distribution of power thought to be applicable to the entire world. An international order is the practical application of these concepts to substantial part of the globe – large enough to affect the global balance of power. Regional orders involve the same principles applied to a defined geographic area.

Kehadiran Cina tentu saja akan mengganggu, untuk tidak mengatakan mengancam, tatanan dunia, tatanan internasional, dan tatanan regional. Cina mempersiapkan diri untuk menghadapi Amerika Serikat dan sekutunya. Negara ini juga melakukan berbagai ekspansi di beberapa kawasan dan memengaruhi berbagai lembaga internasional. Tidak dapat disangkal pula, pengaruh Cina juga sudah mulai dirasakan dalam konflik di Laut Cina Selatan. Hal ini memperlihatkan bahwa Cina benar-benar ingin menguasai tatanan dunia dengan berbagai strategi yang dijalankan saat ini. Sebagaimana dipaparkan di atas, cangkang pengaruh Cina tidak hanya lagi di kawasan Asia Timur, melainkan juga sudah ke benua lainnya, tidak terkecuali benua Amerika.

Baca Juga:  Konektivitas Aceh-Malaysia, Mualem Tinjau Pelabuhan Krueng Geukueh untuk Jalur Pelayaran ke Penang

Karena itu, studi tentang Cina menjadi studi yang paling banyak dilakukan, setelah studi-studi tentang Islam dan Timur Tengah. Hal ini menyiratkan bahwa para sarjana, baik yang bekerja independen atau bagian dari pemerintah, akan terus menerus mengkaji tentang Cina. Dalam konteks inilah, buku ini hadir untuk memberikan sedikit gambaran kepada pembaca di Indonesia, tentang bagaimana masa depan dunia, ketika Cina sudah benar-benar berada di garda terdepan dalam tatanan global. []

Tags: acehCina Versus Amerika SerikatGeo-Political System
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad adalah Antropolog. Berdomisili di Aceh.

Related Posts

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?
Artikel

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

by SAGOE TV
July 19, 2025
Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Artikel

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

by SAGOE TV
July 5, 2025
Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh Fakta yang Jarang Diketahui!
Artikel

Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh: Fakta yang Jarang Diketahui!

by SAGOE TV
July 3, 2025
Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh
Artikel

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
July 1, 2025
Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Ini Bakal Calon Rektor USK Periode 2026-2031

Ini Bakal Calon Rektor USK Periode 2026-2031

October 22, 2025
Dodaidi yang Kian Sunyi: Mencari Suara Ibu di Tengah Tidur Anak Zaman Kini

Aceh Negerinya Seribu Satu Warung Kopi

October 22, 2025
Kabar Duka: Dr Syamsulrizal, Dekan FKIP dan Bakal Calon Rektor USK, Meninggal Dunia

Kabar Duka: Dr Syamsulrizal, Dekan FKIP dan Bakal Calon Rektor USK, Meninggal Dunia

October 25, 2025
Batu Giok Raksasa 5.000 Ton Ditemukan di Beutong, Nagan Raya

Batu Giok Raksasa 5.000 Ton Ditemukan di Beutong, Nagan Raya

October 24, 2025
Simeulue Bersiap Jadi Kekuatan Ekonomi Kelas Dunia, Perlu Bandara Kargo untuk Dorong Ekonomi Maritim dan Pariwisata

Simeulue Bersiap Jadi Kekuatan Ekonomi Kelas Dunia, Perlu Bandara Kargo untuk Dorong Ekonomi Maritim dan Pariwisata

October 22, 2025
Kisah Prof Juwaini, Anak Nelayan Asal Bireuen yang Kini Jadi Guru Besar Filsafat Islam Klasik UIN Ar-Raniry

Kisah Prof Juwaini, Anak Nelayan Asal Bireuen yang Kini Jadi Guru Besar Filsafat Islam Klasik UIN Ar-Raniry

October 23, 2025
Membaca Ulang Arah Pendidikan Tinggi di Aceh

Harmoni Sebagai Jalan Pulang Aceh

October 22, 2025
Meutya Hafid: 60 Juta Penduduk Indonesia Belum Terkoneksi Internet, Pemerintah Akselerasi Konektivitas Desa

Meutya Hafid: 60 Juta Penduduk Indonesia Belum Terkoneksi Internet, Pemerintah Akselerasi Konektivitas Desa

October 24, 2025
Komdigi: Terbuka 90 Juta Pelung Kerja Melalui Kecerdasan Artifisial

Komdigi: Terbuka 90 Juta Pelung Kerja Melalui Kecerdasan Artifisial

October 25, 2025

EDITOR'S PICK

sulaiman tripa

Resiko Revisi Undang-Undang Pemerintah Aceh

August 24, 2024
Wali Nanggroe Gagas Museum Dirgantara di Aceh, Wujud Pelestarian Sejarah dan Edukasi Anak Bangsa

Wali Nanggroe Gagas Museum Dirgantara di Aceh: Wujud Pelestarian Sejarah dan Edukasi Anak Bangsa

June 27, 2025
Gubernur Aceh dan Sumut Bangun Komunikasi soal Kepemilikan 4 Pulau Perbatasan

Gubernur Aceh dan Sumut Bangun Komunikasi soal Kepemilikan 4 Pulau Perbatasan

June 4, 2025
5 Mahasiswa UIN Ar-Raniry Terpilih Ikuti Program iDegree Woosong University Korea Selatan

5 Mahasiswa UIN Ar-Raniry Terpilih Ikuti Program iDegree Woosong University Korea Selatan

September 11, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.