• Tentang Kami
Sunday, October 19, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
  • Podcast
  • Bisnis
  • Biografi
  • Opini
  • Analisis
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Santri Dulu dan Santri Sekarang

Risnawati binti Ridwan by Risnawati binti Ridwan
September 2, 2022
in Artikel
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Teenage Boy and Girl Standing Near Windows Khoirur El-Roziqin

Teenage Boy and Girl Standing Near Windows Foto Oleh: Khoirur El-Roziqin

Share on FacebookShare on Twitter

Si bungsu saya bertanya, “Ma, apa bedanya sekolah mama pondok dulu dengan sekolah abang sekarang?”. Saya sempat terdiam dengan pertanyaannya. Pertanyaan itu muncul saat kami sedang mengunjungi abangnya di pondok pesantren. Setelah sekian lama ada larangan mudif atau kunjungan wali santri, sekarang diperbolehkan dengan tetap menerapkan prokes secara ketat.

Saya mantan santri tahun 90an awal. Walaupun hanya sekolah di pondok selama tiga tahun pada level tsanawiyah, tapi saya telah merasakan bagaimana menjadi anak santri. Perjalanan dari rumah yang harus ditempuh selama 12 jam saya alami bersama teman-teman.

BACA JUGA

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Orang tua saya hanya berkunjung saat mengantar pertama dan menjemput pulang. Selebihnya tidak dikunjungi karena jarak yang jauh dan adik-adik saya yang masih kecil. Tinggal di asrama, berteman dengan banyak orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda, mengikuti peraturan dan pendisiplinan yang ketat dibandingkan dengan di rumah, dan yang paling berkesan adalah belajar memutuskan segala sesuatu secara mandiri.

Memutuskan bersekolah di pondok pada saat itu bukanlah perkara yang mudah bagi siapa saja, baik bagi si anak atau orang tuanya. Saat itu tidak banyak anak-anak yang bersekolah di pondok dan tidak banyak sekolah pondok yang tersedia. Saya mengetahui bahwa pada awalnya orang tua saya keberatan dengan keinginan saya tersebut, tetapi almarhum kakek saya sangat mendukung sehingga orang tua saya menyetujui untuk memenuhi keinginan saya bersekolah yang jauh dari rumah.

Namun berbeda dengan masa sekarang. Jumlah sekolah pondok yang tersebar di semua wilayah memudahkan untuk memenuhi keinginan anak-anak yang memilih bersekolah di pondok dan juga membantu orang tua dalam memberikan alternatif pendidikan agama kepada anak-anaknya.

Baca Juga:  Mengurai Sinergi dalam Pengelolaan Pendidikan Aceh

Walaupun demikian, ada beberapa perbedaan antara pondok dulu dan sekarang, sehingga menimbulkan juga perbedaan santri dulu dan santri sekarang. Pertama, keinginan anak dulu dan sekarang. Dulu anak-anak yang bersekolah di pondok baik itu pondok tradisional atau modern merupakan keinginan anak-anak sendiri. Orang tua hanya memberi dukungan saja.
Sehingga jika orang tua tidak berkunjung dengan berbagai alasan maka tidak menjadi persoalan bagi si anak.

Berbeda rasanya dengan anak-anak sekarang. Anak saya saja yang sudah memasuki tahun ketiganya di pondok jika ada kesempatan berkunjung tetap menanyakan kepastian kapan kami orang tuanya berkunjung lagi. Dimana selama masa pandemi ini, peraturan di pondok melarang kunjungan terhadap anak-anak di pondok.

Pola pengasuhan dan penggemblengan yang diberikan di pondok bertujuan untuk memandirikan para santri, baik itu secara mental maupun intelektual. Kondisi pondok dulu yang masih terbatas, di tambah lagi dengan kurangnya fasilitas infrastruktur dari pondok membuat santri-santri belajar dengan fasilitas terbatas dan menjadikan mereka mampu serta kreatif dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan.

Sebagai contoh, dulu di pondok saya dan teman-teman harus mencuci baju dan menyetrika sendiri. Pada masa itu jenis setrikanya masih memakai arang. Kondisi tersebut tentunya tidak dipelajari di rumah. Walaupun di rumah orang tua masih menggunakan setrika arang, dipastikan sang ibu tidak mengijinkan anak-anaknya memakai peralatan yang beresiko tinggi seperti setrika arang tersebut.

Maka jika dibandingkan dengan anak-anak sekarang. Banyak pondok yang telah menyediakan jasa laundry bagi santri-santrinya, dengan alasan tidak cukup waktu untuk belajar jika harus melakukan pekerjaan lifeskill seperti mencuci dan menyetrika. Padahal belajar tentang ilmu pengetahuan sama pentingnya dengan belajar lifeskill, karena manfaat akan dirasakan saat santri-santri ini telah hidup dalam masyarakat sebenarnya.

Baca Juga:  Santri Dayah Ruhul Qurani Aceh Barat Lolos ke KSM Nasional 2024

Kedua, sistem lembaga pendidikan yang berbeda. Pondok pesantren dulu lebih memprioritaskan pendidikan ilmu agama. Walaupun ada beberapa pondok yang mengajarkan ilmu pengetahuan umum. Sistem sekolah yang diterapkan pada pondok dulu berbeda dengan sistem sekolah di pondok sekarang. Jika dulu setiap perpindahan sekolah dan kenaikan tingkat, maka santri perlu mengikuti ujian persamaan agar diakui pendidikan yang didapat sebelumnya.

Selain itu status lembaga pendidikan tidak atau belum diakui untuk dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya. Pengalaman saya saat itu harus mengikuti ujian nasional di sekolah umum yang mengadakan ujian tersebut. Karena di pondok tempat saya belajar tidak dapat menyelenggarakan ujian nasional. Tetapi pondok pada masa sekarang telah mendapatkan ijin pelaksanaan pendidikan sesuai yang ditentukan oleh pemerintah pusat.

Ketiga, santri alumni pondok telah diterima dalam dunia bisnis, militer dan internasional. Jika dulu, santri tamatan dari pondok hanya diterima sebagai guru atau ustadz yang mengajar pengajian di mesjid-mesjid kampung. Tetapi sekarang, santri sudah bergerak di segala lini kehidupan. Tidak sedikit santri yang berkecimpung di dunia enterpreneur, ada juga yang masuk dalam dunia politik dan militer, bahkan banyak juga yang melakukan dakwah dengan memanfaatkan teknologi digital sesuai dengan zaman 4.0 sekarang ini.

Jika dulu, pendidikan saintis dan agama dipisahkan di dalam lembaga pendidikan, namun sekarang agama dan saintis merupakan satu kesatuan, dimana agama yang diyakini memunculkan ilmu yang juga dapat dianalisis secara ilmiah. Pondok dan santri adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sehingga keduanya saling mengikat sebagai tujuan dari pribadi muslim.

Pondok adalah salah satu pintu untuk mencetak santri yang bermartabat, berilmu, berintegritas dan mempunyai keyakinan tentang ketuhanan. Bukan sekedar bersekolah tanpa tujuan kebermanfaatan bagi umat manusia. Karena salah satu keberhasilan pondok adalah melahirkan santri yang menyadari bahwa mentransfer ilmu itu bukan pekerjaan mudah namun dibutuhkan ilmu dan mekanismte tertentu. Dan pada akhirnya, harapan menjadi santri yang mumpuni adalah cita-cita seluruh guru-guru di pondok. (RbR).

Baca Juga:  Menjadi Guru di Finlandia
Tags: imtaqpondoksantri
ShareTweetPinSend
Seedbacklink
Risnawati binti Ridwan

Risnawati binti Ridwan

Penulis adalah Alumnus STKS Bandung dan Penyuluh Sosial Ahli Muda di Dinas Sosial Kota Banda Aceh

Related Posts

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?
Artikel

Apakah AI Dapat Disebut sebagai Revolusi Industri 5.0?

by SAGOE TV
July 19, 2025
Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Artikel

Lonjakan Kasus DBD di Banda Aceh, Apa yang Harus Kita Lakukan?

by SAGOE TV
July 5, 2025
Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh Fakta yang Jarang Diketahui!
Artikel

Misteri Lonjakan Kasus HIV di Banda Aceh: Fakta yang Jarang Diketahui!

by SAGOE TV
July 3, 2025
Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh
Artikel

Talenta Digital dari Dayah: Harapan Baru Ekonomi Aceh

by SAGOE TV
July 1, 2025
Dua Dekade Damai Aceh
Artikel

Dua Dekade Damai Aceh

by SAGOE TV
June 27, 2025
Load More

POPULAR PEKAN INI

Mualem Gagas Aceh Airlines, Investor Arab Saudi Siap Pasok Delapan Pesawat

Mualem Gagas Aceh Airlines, Investor Arab Saudi Siap Pasok Delapan Pesawat

October 17, 2025
Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

Gubernur Aceh Lantik Fajran Zain, Abdul Manan, dan Teuku Ardiansyah sebagai Deputi BPKS

October 11, 2025
USK Gelar ICSEAR, Konferensi Internasional Bahas Keberlanjutan Lingkungan dan Kesejahteraan Hewan

USK Gelar ICSEAR, Konferensi Internasional Bahas Keberlanjutan Lingkungan dan Kesejahteraan Hewan

October 15, 2025
Momen Haru Mualem di Depan Ka’bah, Doakan Rakyat Aceh Diberkahi dan Sejahtera

Momen Haru Mualem di Depan Ka’bah, Doakan Rakyat Aceh Diberkahi dan Sejahtera

October 17, 2025
Daftar 21 Pemain Persiraja untuk Lawan Persikad Depok: Tim Tetap Solid Meski Alami Insiden Penerbangan

Daftar 21 Pemain Persiraja untuk Lawan Persikad Depok: Tim Tetap Solid Meski Alami Insiden Penerbangan

October 18, 2025
Dari Tanah Suci, Mualem Gaet Investor Timur Tengah untuk Bangun Aceh Lebih Maju

Dari Tanah Suci, Mualem Gaet Investor Timur Tengah untuk Bangun Aceh Lebih Maju

October 17, 2025
Setelah 44 Tahun, Aceh Kembali Ajukan Diri Jadi Tuan Rumah MTQ Nasional 2028Setelah 44 Tahun, Aceh Kembali Ajukan Diri Jadi Tuan Rumah MTQ Nasional 2028

Setelah 44 Tahun, Aceh Kembali Ajukan Diri Jadi Tuan Rumah MTQ Nasional 2028

October 15, 2025
Komdis PSSI Jatuhkan Empat Sanksi ke Persiraja, Total Denda Tembus Rp110 Juta

Komdis PSSI Jatuhkan Empat Sanksi ke Persiraja, Total Denda Tembus Rp110 Juta

October 15, 2025
GenBI UIA Peringati Maulid Nabi, Apresiasi Anggota Berdedikasi dan Perkuat Kebersamaan

GenBI UIA Peringati Maulid Nabi, Apresiasi Anggota Berdedikasi dan Perkuat Kebersamaan

October 15, 2025

EDITOR'S PICK

Menag: Arab Saudi Siap Beri Perhatian Khusus Jemaah Haji Indonesia

Petugas Haji Diminta Fokus Melayani Jemaah, Menag: Berikan Layanan Terbaik Sejak Embarkasi

April 26, 2025
Fitra Ridwan Resmi Gabung Persiraja, Ini Alasannya Kembali ke Banda Aceh

Fitra Ridwan Resmi Gabung Persiraja, Ini Alasannya Kembali ke Banda Aceh

July 20, 2025
KUR Bank Aceh Tahun Ini Rp1,5 Triliun, Diharapkan Bermanfaat bagi UMKM

Bank Aceh Imbau Nasabah Aktif Transaksi, Dukung Kebijakan Nasional Soal Rekening Dormant

August 1, 2025
Menag Nasaruddin Sampaikan 3 Pesan Penting kepada Calon Jemaah Haji Indonesia

Menag Nasaruddin Sampaikan 3 Pesan Penting kepada Calon Jemaah Haji Indonesia

January 17, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.