• Tentang Kami
Tuesday, May 20, 2025
SAGOE TV
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
KIRIM TULISAN
  • Beranda
  • News
    Pesawat Garuda Indonesia Terbangkan 392 Jemaah Haji Aceh Kloter 3 Menuju Tanah Suci

    Pesawat Garuda Indonesia Terbangkan 392 Jemaah Haji Aceh Kloter 3 Menuju Tanah Suci

    Skandal Ijazah di Panwaslih Aceh Barat, DKPP Resmi Copot Aidil Azhar dari Kursi Ketua

    Skandal Ijazah di Panwaslih Aceh Barat, DKPP Resmi Copot Aidil Azhar dari Kursi Ketua

    Pemko Banda Aceh Diminta Evaluasi Total Implementasi Qanun Pendidikan Agama

    Pemko Banda Aceh Diminta Evaluasi Total Implementasi Qanun Pendidikan Agama

    Dekranasda Aceh Miliki Kepengurusan Baru, Marlina: Saatnya Majukan Kerajinan Daerah

    Dekranasda Aceh Miliki Kepengurusan Baru, Marlina: Saatnya Majukan Kerajinan Daerah

    Jemaah Haji Aceh Kloter 2 Tiba di Makkah

    Jemaah Haji Aceh Kloter 2 Tiba di Makkah

    74 Pejabat Dilantik Gubernur Mualem, ASN Didorong Lebih Profesional dan Amanah

    74 Pejabat Dilantik Gubernur Mualem, ASN Didorong Lebih Profesional dan Amanah

    Mualem dan DPR Aceh Kompak Kawal Revisi UUPA, Optimis Diterima Presiden Prabowo

    Mualem dan DPR Aceh Kompak Kawal Revisi UUPA, Optimis Diterima Presiden Prabowo

    Universitas Almuslim Resmi Kantongi Izin Buka Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

    Universitas Almuslim Resmi Kantongi Izin Buka Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

    Keteladanan Kepemimpinan Nabi Ibrahim AS

    Keteladanan Kepemimpinan Nabi Ibrahim AS

    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
      Liga 2 Siap Pakai VAR, PSSI dan LIB Latih 73 Wasit dan Asisten Wasit

      Liga 2 Siap Pakai VAR, PSSI dan LIB Latih 73 Wasit dan Asisten Wasit

      Logo Persiraja Banda Aceh

      Persiraja Dukung Penerapan VAR di Liga 2 2025/26

      Proliga 2025 Resmi Ditutup Menpora Dito, Bhayangkara Presisi dan Pertamina Enduro Raih Juara

      Proliga 2025 Resmi Ditutup Menpora Dito, Bhayangkara Presisi dan Pertamina Enduro Raih Juara

      PSIS Jadi Tim Pertama yang Degradasi dari Liga 1 Setelah 12 Laga Tanpa Kemenangan

      PSIS Jadi Tim Pertama yang Degradasi dari Liga 1 Setelah 12 Laga Tanpa Kemenangan

      Persib Bandung Juara Liga 1, Bojan Hodak Langsung Beri ‘Bonus’ untuk Pemain

      Persib Bandung Juara Liga 1, Bojan Hodak Langsung Beri ‘Bonus’ untuk Pemain

      Ramadansyah Hasan Ditunjuk sebagai Perwakilan Persiraja di Eropa

      Ramadansyah Hasan Ditunjuk sebagai Perwakilan Persiraja di Eropa

      Buka Turnamen Sepak Bola, Bupati Aceh Besar Minta Pemain Tutup Aurat Pakai Celana Legging

      Buka Turnamen Sepak Bola, Bupati Aceh Besar Minta Pemain Tutup Aurat

      Seleksi Pemain Sepak Bola Pra PORA 2025 Aceh Besar Resmi Ditutup, 30 Pemain Terbaik Terpilih

      Seleksi Pemain Sepak Bola Pra PORA 2025 Aceh Besar Resmi Ditutup, 30 Pemain Terbaik Terpilih

      Timnas Indonesia Kini Sudah Bisa Dimainkan di Game Sepak Bola eFootball

      Timnas Indonesia Kini Sudah Bisa Dimainkan di Game Sepak Bola eFootball

  • Podcast
    Benteng Gunung Biram, Saksi Sejarah Perjuangan Aceh yang Terlupakan

    Benteng Gunung Biram, Saksi Sejarah Perjuangan Aceh yang Terlupakan

    Antara Pedoman Hukum dan Otoritas Keagamaan Fatwa dalam Islam

    Antara Pedoman Hukum dan Otoritas Keagamaan Fatwa dalam Islam

    Iqbal Alfajri; Jejak Pemain Aceh di Paraguay dan Kiprah Baru di Dunia Bahasa

    Iqbal Alfajri; Jejak Pemain Aceh di Paraguay dan Kiprah Baru di Dunia Bahasa

    Gerakan Aceh Berwakaf untuk Optimalkan Potensi Ekonomi Umat

    Gerakan Aceh Berwakaf untuk Optimalkan Potensi Ekonomi Umat

    Maraknya Pengemis dan Eksploitasi Anak di Banda Aceh, DPRK Desak Langkah Tegas

    Maraknya Pengemis dan Eksploitasi Anak di Banda Aceh, DPRK Desak Langkah Tegas

    Pernikahan Dini, Tantangan dan Dampaknya terhadap Ketahanan Keluarga

    Pernikahan Dini, Tantangan dan Dampaknya terhadap Ketahanan Keluarga

    Pemerintah Aceh Diminta Maksimalkan Potensi Gas South Andaman untuk Kesejahteraan Daerah

    Pemerintah Aceh Diminta Maksimalkan Potensi Gas South Andaman untuk Kesejahteraan Daerah

    Refleksi Dua Dekade Damai dan Tsunami Aceh: Aman tapi Tak Nyaman?

    Refleksi Dua Dekade Damai dan Tsunami Aceh: Aman tapi Tak Nyaman?

    Peran Perempuan dalam Mitigasi Perubahan Iklim dan Transisi Energi

    Podcast Perempuan Menghadapi Krisis Iklim: dari Tantangan ke Terobosan

  • Bisnis
  • Biografi
    Cerita Mahasiswa Myanmar di USK Terpesona Budaya dan Keramahan Warga Aceh

    Cerita Mahasiswa Myanmar di USK, Terpesona Budaya dan Keramahan Warga Aceh

    Dari Aceh ke Eropa dan Afrika, Perjalanan Inspiratif Aulia Agusdi Menembus Dunia Akademik

    Dari Aceh ke Eropa dan Afrika, Perjalanan Inspiratif Aulia Agusdi Menembus Dunia Akademik

    Muhammad Harzan Hafiz, Mendedikasikan Diri untuk Ilmu dan Al-Qur’an

    Muhammad Harzan Hafiz, Mendedikasikan Diri untuk Ilmu dan Al-Qur’an

    Muhammad Dahlan, Praktisi Migas Asal Aceh yang Mendunia

    Muhammad Dahlan, Praktisi Migas Asal Aceh yang Mendunia

    Pengemban Cahaya dari Serambi Mekah ke Negeri Gajah Putih

    Pengemban Cahaya dari Serambi Mekah ke Negeri Gajah Putih

    Universitas Almuslim Peusangan Bireuen Kukuhkan Guru Besar Pertama, Ini Profilnya

    Universitas Almuslim Peusangan Bireuen Kukuhkan Guru Besar Pertama, Ini Profilnya

    Siti Murtiningsih, Istri Wamen Nezar Patria Dikukuhkan Jadi Guru Besar Filsafat Pendidikan UGM

    Siti Murtiningsih, Istri Wamen Nezar Patria Dikukuhkan Jadi Guru Besar Filsafat Pendidikan UGM

    Saprina Siregar: Pejuang Pendidikan Inklusif dan Inspirasi bagi Generasi

    Saprina Siregar: Pejuang Pendidikan Inklusi dan Inspirasi bagi Generasi

    Dara Amelia Putri, Pemimpin Perempuan di HMP-IP FAH UIN Ar-Raniry

    Dara Amelia Putri, Pemimpin Perempuan di HMP-IP FAH UIN Ar-Raniry

  • Opini
    Muna Yastuti Madrah

    Pendidikan Kita, Pasar Mereka: Memaknai Hari Pendidikan Nasional dalam Pusaran Geopolitik

    Gedung Tsunami Aceh, simbol ketahanan dan kebangkitan masyarakat setelah bencana 2004.

    Aceh dan Pola Pikir Fleksibel: Kunci Beradaptasi di Era Modern

    Aceh Berpeluang Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia

    Aceh Berpeluang Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia

    Mengembalikan Masa Depan Migas Aceh: Dari Petro Dolar ke Petro Dirham

    Mengembalikan Masa Depan Migas Aceh: Dari Petro Dolar ke Petro Dirham

    Fatwa Radikal

    Kopi, Sufi, dan Kontroversinya

    Peran dan Kontribusi CSO di Aceh

    Peran dan Kontribusi CSO di Aceh

    Allah dan CCTV, Menata Kesadaran Moral di Era Digital

    Allah dan CCTV, Menata Kesadaran Moral di Era Digital

    Restorasi Aceh; Menuju Kejayaan dan Kemakmuran

    Restorasi Aceh; Menuju Kejayaan dan Kemakmuran

    Dari Kelompok Diskusi Hingga Migrasi ke Politik: Potret OMS Aceh

    Dari Kelompok Diskusi Hingga Migrasi ke Politik: Potret OMS Aceh

  • Analisis
    Ari J. Palawi

    Menyalakan Jalan Pulang bagi Kebudayaan Aceh

    Ari J. Palawi

    Yayasan, Memberi, dan Salah Kaprah yang Terlanjur Akut

    Hutan Kota Tibang dan Fasilitas Publik Kota Banda Aceh

    Hutan Kota Tibang dan Fasilitas Publik Kota Banda Aceh

    Ari J. Palawi

    Apakah Aceh Berani Istimewa?

    Sahlan Hanafiah

    Abua Leman dan Tidur Aja Dulu

    Membuka Jalan Baru: Transformasi Pembangunan Aceh Menuju Kemandirian

    Membuka Jalan Baru: Transformasi Pembangunan Aceh Menuju Kemandirian

    Fatwa Radikal

    Kopi, Sufi, dan Kontroversinya

    Mencermati Masa Paceklik OMS di Aceh

    Mencermati Masa Paceklik OMS di Aceh

    Peran OMS dalam Transformasi Perjuangan Aceh

    Peran OMS dalam Transformasi Perjuangan Aceh

  • Beranda
  • News
    Pesawat Garuda Indonesia Terbangkan 392 Jemaah Haji Aceh Kloter 3 Menuju Tanah Suci

    Pesawat Garuda Indonesia Terbangkan 392 Jemaah Haji Aceh Kloter 3 Menuju Tanah Suci

    Skandal Ijazah di Panwaslih Aceh Barat, DKPP Resmi Copot Aidil Azhar dari Kursi Ketua

    Skandal Ijazah di Panwaslih Aceh Barat, DKPP Resmi Copot Aidil Azhar dari Kursi Ketua

    Pemko Banda Aceh Diminta Evaluasi Total Implementasi Qanun Pendidikan Agama

    Pemko Banda Aceh Diminta Evaluasi Total Implementasi Qanun Pendidikan Agama

    Dekranasda Aceh Miliki Kepengurusan Baru, Marlina: Saatnya Majukan Kerajinan Daerah

    Dekranasda Aceh Miliki Kepengurusan Baru, Marlina: Saatnya Majukan Kerajinan Daerah

    Jemaah Haji Aceh Kloter 2 Tiba di Makkah

    Jemaah Haji Aceh Kloter 2 Tiba di Makkah

    74 Pejabat Dilantik Gubernur Mualem, ASN Didorong Lebih Profesional dan Amanah

    74 Pejabat Dilantik Gubernur Mualem, ASN Didorong Lebih Profesional dan Amanah

    Mualem dan DPR Aceh Kompak Kawal Revisi UUPA, Optimis Diterima Presiden Prabowo

    Mualem dan DPR Aceh Kompak Kawal Revisi UUPA, Optimis Diterima Presiden Prabowo

    Universitas Almuslim Resmi Kantongi Izin Buka Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

    Universitas Almuslim Resmi Kantongi Izin Buka Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

    Keteladanan Kepemimpinan Nabi Ibrahim AS

    Keteladanan Kepemimpinan Nabi Ibrahim AS

    • Nasional
    • Internasional
    • Olahraga
      Liga 2 Siap Pakai VAR, PSSI dan LIB Latih 73 Wasit dan Asisten Wasit

      Liga 2 Siap Pakai VAR, PSSI dan LIB Latih 73 Wasit dan Asisten Wasit

      Logo Persiraja Banda Aceh

      Persiraja Dukung Penerapan VAR di Liga 2 2025/26

      Proliga 2025 Resmi Ditutup Menpora Dito, Bhayangkara Presisi dan Pertamina Enduro Raih Juara

      Proliga 2025 Resmi Ditutup Menpora Dito, Bhayangkara Presisi dan Pertamina Enduro Raih Juara

      PSIS Jadi Tim Pertama yang Degradasi dari Liga 1 Setelah 12 Laga Tanpa Kemenangan

      PSIS Jadi Tim Pertama yang Degradasi dari Liga 1 Setelah 12 Laga Tanpa Kemenangan

      Persib Bandung Juara Liga 1, Bojan Hodak Langsung Beri ‘Bonus’ untuk Pemain

      Persib Bandung Juara Liga 1, Bojan Hodak Langsung Beri ‘Bonus’ untuk Pemain

      Ramadansyah Hasan Ditunjuk sebagai Perwakilan Persiraja di Eropa

      Ramadansyah Hasan Ditunjuk sebagai Perwakilan Persiraja di Eropa

      Buka Turnamen Sepak Bola, Bupati Aceh Besar Minta Pemain Tutup Aurat Pakai Celana Legging

      Buka Turnamen Sepak Bola, Bupati Aceh Besar Minta Pemain Tutup Aurat

      Seleksi Pemain Sepak Bola Pra PORA 2025 Aceh Besar Resmi Ditutup, 30 Pemain Terbaik Terpilih

      Seleksi Pemain Sepak Bola Pra PORA 2025 Aceh Besar Resmi Ditutup, 30 Pemain Terbaik Terpilih

      Timnas Indonesia Kini Sudah Bisa Dimainkan di Game Sepak Bola eFootball

      Timnas Indonesia Kini Sudah Bisa Dimainkan di Game Sepak Bola eFootball

  • Podcast
    Benteng Gunung Biram, Saksi Sejarah Perjuangan Aceh yang Terlupakan

    Benteng Gunung Biram, Saksi Sejarah Perjuangan Aceh yang Terlupakan

    Antara Pedoman Hukum dan Otoritas Keagamaan Fatwa dalam Islam

    Antara Pedoman Hukum dan Otoritas Keagamaan Fatwa dalam Islam

    Iqbal Alfajri; Jejak Pemain Aceh di Paraguay dan Kiprah Baru di Dunia Bahasa

    Iqbal Alfajri; Jejak Pemain Aceh di Paraguay dan Kiprah Baru di Dunia Bahasa

    Gerakan Aceh Berwakaf untuk Optimalkan Potensi Ekonomi Umat

    Gerakan Aceh Berwakaf untuk Optimalkan Potensi Ekonomi Umat

    Maraknya Pengemis dan Eksploitasi Anak di Banda Aceh, DPRK Desak Langkah Tegas

    Maraknya Pengemis dan Eksploitasi Anak di Banda Aceh, DPRK Desak Langkah Tegas

    Pernikahan Dini, Tantangan dan Dampaknya terhadap Ketahanan Keluarga

    Pernikahan Dini, Tantangan dan Dampaknya terhadap Ketahanan Keluarga

    Pemerintah Aceh Diminta Maksimalkan Potensi Gas South Andaman untuk Kesejahteraan Daerah

    Pemerintah Aceh Diminta Maksimalkan Potensi Gas South Andaman untuk Kesejahteraan Daerah

    Refleksi Dua Dekade Damai dan Tsunami Aceh: Aman tapi Tak Nyaman?

    Refleksi Dua Dekade Damai dan Tsunami Aceh: Aman tapi Tak Nyaman?

    Peran Perempuan dalam Mitigasi Perubahan Iklim dan Transisi Energi

    Podcast Perempuan Menghadapi Krisis Iklim: dari Tantangan ke Terobosan

  • Bisnis
  • Biografi
    Cerita Mahasiswa Myanmar di USK Terpesona Budaya dan Keramahan Warga Aceh

    Cerita Mahasiswa Myanmar di USK, Terpesona Budaya dan Keramahan Warga Aceh

    Dari Aceh ke Eropa dan Afrika, Perjalanan Inspiratif Aulia Agusdi Menembus Dunia Akademik

    Dari Aceh ke Eropa dan Afrika, Perjalanan Inspiratif Aulia Agusdi Menembus Dunia Akademik

    Muhammad Harzan Hafiz, Mendedikasikan Diri untuk Ilmu dan Al-Qur’an

    Muhammad Harzan Hafiz, Mendedikasikan Diri untuk Ilmu dan Al-Qur’an

    Muhammad Dahlan, Praktisi Migas Asal Aceh yang Mendunia

    Muhammad Dahlan, Praktisi Migas Asal Aceh yang Mendunia

    Pengemban Cahaya dari Serambi Mekah ke Negeri Gajah Putih

    Pengemban Cahaya dari Serambi Mekah ke Negeri Gajah Putih

    Universitas Almuslim Peusangan Bireuen Kukuhkan Guru Besar Pertama, Ini Profilnya

    Universitas Almuslim Peusangan Bireuen Kukuhkan Guru Besar Pertama, Ini Profilnya

    Siti Murtiningsih, Istri Wamen Nezar Patria Dikukuhkan Jadi Guru Besar Filsafat Pendidikan UGM

    Siti Murtiningsih, Istri Wamen Nezar Patria Dikukuhkan Jadi Guru Besar Filsafat Pendidikan UGM

    Saprina Siregar: Pejuang Pendidikan Inklusif dan Inspirasi bagi Generasi

    Saprina Siregar: Pejuang Pendidikan Inklusi dan Inspirasi bagi Generasi

    Dara Amelia Putri, Pemimpin Perempuan di HMP-IP FAH UIN Ar-Raniry

    Dara Amelia Putri, Pemimpin Perempuan di HMP-IP FAH UIN Ar-Raniry

  • Opini
    Muna Yastuti Madrah

    Pendidikan Kita, Pasar Mereka: Memaknai Hari Pendidikan Nasional dalam Pusaran Geopolitik

    Gedung Tsunami Aceh, simbol ketahanan dan kebangkitan masyarakat setelah bencana 2004.

    Aceh dan Pola Pikir Fleksibel: Kunci Beradaptasi di Era Modern

    Aceh Berpeluang Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia

    Aceh Berpeluang Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia

    Mengembalikan Masa Depan Migas Aceh: Dari Petro Dolar ke Petro Dirham

    Mengembalikan Masa Depan Migas Aceh: Dari Petro Dolar ke Petro Dirham

    Fatwa Radikal

    Kopi, Sufi, dan Kontroversinya

    Peran dan Kontribusi CSO di Aceh

    Peran dan Kontribusi CSO di Aceh

    Allah dan CCTV, Menata Kesadaran Moral di Era Digital

    Allah dan CCTV, Menata Kesadaran Moral di Era Digital

    Restorasi Aceh; Menuju Kejayaan dan Kemakmuran

    Restorasi Aceh; Menuju Kejayaan dan Kemakmuran

    Dari Kelompok Diskusi Hingga Migrasi ke Politik: Potret OMS Aceh

    Dari Kelompok Diskusi Hingga Migrasi ke Politik: Potret OMS Aceh

  • Analisis
    Ari J. Palawi

    Menyalakan Jalan Pulang bagi Kebudayaan Aceh

    Ari J. Palawi

    Yayasan, Memberi, dan Salah Kaprah yang Terlanjur Akut

    Hutan Kota Tibang dan Fasilitas Publik Kota Banda Aceh

    Hutan Kota Tibang dan Fasilitas Publik Kota Banda Aceh

    Ari J. Palawi

    Apakah Aceh Berani Istimewa?

    Sahlan Hanafiah

    Abua Leman dan Tidur Aja Dulu

    Membuka Jalan Baru: Transformasi Pembangunan Aceh Menuju Kemandirian

    Membuka Jalan Baru: Transformasi Pembangunan Aceh Menuju Kemandirian

    Fatwa Radikal

    Kopi, Sufi, dan Kontroversinya

    Mencermati Masa Paceklik OMS di Aceh

    Mencermati Masa Paceklik OMS di Aceh

    Peran OMS dalam Transformasi Perjuangan Aceh

    Peran OMS dalam Transformasi Perjuangan Aceh

No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Serap dan ‘Modifikasi’ Jawa untuk Kuasa

SAGOE TV by SAGOE TV
March 14, 2025
in Artikel
Reading Time: 5 mins read
A A
0
Serap dan ‘Modifikasi’ Jawa untuk Kuasa
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Bisma Yadhi Putra.
Esais dan Peneliti. Tinggal di Banda Aceh.

Dalam usaha memahami cara kerja politik pembangunan pengaruh demi perebutan dan penjagaan kekuasaan nasional di Indonesia, masalah yang akan ditemukan terus adalah pembedaan Jawa dengan non-Jawa.

Disimilasi ini memang sudah dikritik banyak ilmuwan. Apalagi ketika ada yang mulai menyuarakan suatu konfigurasi politik berupa “orang Jawa presiden, non-Jawa wakilnya”. Keberlangsungan itu memang selalu ditolak banyak pihak, tetapi politik Indonesia akhirnya tetap berkembang menjadi satu arena yang menempatkan “kejawaan” sebagai identitas primordial paling berpengaruh.

BACA JUGA

Kelestarian Alam sebagai Jalan Kebahagiaan

Lingkungan Bersih sebagai Hak Asasi

Situasi ini kian berat bagi yang non-Jawa sebab umum masih memegang definisi “suku” yang menempatkan identitas primordial ayah sebagai determinan. Dengan demikian seseorang dianggap anggota suatu suku kalau berayah kandung dari suku tersebut.

Memang ada yang memaknai “suku” secara luwes. Garis keturunan dari bapak tak dijadikan penentu. Sejauh seseorang sudah lama hidup di tengah-tengah suatu etnik, sudah mampu memahami dan merasa banyak hal darinya, sudah hidup dan bisa berpikir dengan cara khasnya, dan telah banyak berbakti untuk kemajuannya, dia sudah boleh disebut anggota etnik tersebut. Artinya keanggotaan juga bisa ditentukan oleh “peran” selain “tipe” (sesuatu yang kodrati). Namun pemaknaan begini belum jadi pegangan khalayak.

Impaknya: orang-orang yang ingin berkompetisi menjadi presiden tetapi tak berayah kandung orang Jawa segera dipanggil dengan sebutan-sebutan eksentrik macam “politikus non-Jawa”, “kandidat non-Jawa”, atau “capres non-Jawa”. Kategori tersebut secara objektif sedikit pun tiada hubungannya dengan sifat paramarta dan kecakapan memimpin.

Kategorisasi ini lantas menyeret orang-orang non-Jawa itu pada situasi-situasi berat lainnya. Kenyataannya lanjutan yang dihadapi adalah fakta populasi pemilih terbesar ada di Pulau Jawa. Bahkan rupanya, berdasarkan temuan survei, orang Jawa cenderung lebih menghendaki pemimpin nasional berasal dari suku yang sama dengan mereka. Lebih-lebih pada capres-cawapres kombinasi Jawa-Jawa. Temuan ini diperoleh Survey and Polling Indonesia tahun 2014. Dan sampai sekarang belum tampak gejala yang menunjukkan sudah beralihnya kecederungan tersebut.

“Jawanisasi” diri
Pada tahap ini mereka yang bukan Jawa, atau bukan Jawa tulen, semakin terbebani dengan posisi primordialnya. Menerangkan ke publik bahwa seseorang seharusnya dipilih bukan karena asal sukunya tetapi berdasarkan kecakapan, pengalaman, kebaikan, atau kejituan rencana program kerjanya memang edukatif. Mulai dari penyelenggara pemilu, agamawan, hingga akademikus sudah berbusa-busa menyiarkan rasionalitas demikian. Tetapi hal-hal objektif itu tak kuasa menandingi pengaruh “kejawaan”. Kesukuan masih lebih dipertimbangkan.

Nantinya, posisi primordial ini menjadi masalah yang diatasi secara serius bahkan menghabiskan biaya tidak kecil. Langkah yang dipandang rasional oleh pesohor-pesohor politik non-Jawa untuk mengatasi itu adalah menyerap “Jawa” dalam konstruksi indentitas mereka.

Menyerap Jawa bukanlah menarik semua bagian-bagian yang ada dalam buana atau konstelasi Jawa. Yang diserap adalah anasir-anasir tertentu yang diyakini tepat untuk “mengabsahkan” pengakuan “saya orang Jawa” bahkan “saya Jawa tulen”. Anasir-anasir itu antara lain tempat (Pulau Jawa), cara berpikir, kesantunan Jawa, pandangan tokoh Jawa, tradisi, kejawaan orangtua, kesenian Jawa, makanan khas Jawa, bahasa Jawa, sejarah Jawa, dan seterusnya. Tapi penyerapan ini tak pasti berhasil. Ambillah pengalaman BJ Habibie.

Baca Juga:  Meuleuhop

Habibie paham betul kuatnya pengaruh Jawa dalam kekuasaan. Oleh karenanya saat dinaikkan menjadi wakil presiden dia merasa perlu menjelaskan ada bagian Jawa yang menempel pada dirinya. Pernyataan “kejawaan diri” bahkan diteruskan saat dan setelah menjadi presiden. Dia berulang-ulang mengabarkan ayahnya keturunan Bugis sementara sang ibu berasal dari keluarga ningrat-intelektual Jawa. Pernah dia menegaskan: “Ibu saya orang Jawa seratus persen”.

Penjelasan demikian bukan cuma disampaikan dalam pembicaraan bertema politik. Tahun 2016 Habibie diundang sebagai pembicara dalam peluncuran buku bertema hukuman mati. Soal ketaksetujuannya terhadap hukuman mati pun dia hubungkan dengan kejawaan sang ibu. Katanya: “Ibu saya orang Jawa, bapak saya orang Bugis … lingkungan ini yang membentuk sikap saya yang antihukuman mati” (“Habibie: Saya tidak Setuju Hukuman Mati”, beritasatu.com, 31 Mei 2016).

Habibie malah merasa lebih banyak dibentuk “Jawa” ketimbang “Sulawesi”. Dalam satu wawancara yang dirilis majalah Tempo, dia bercerita begini: “Ketika saya remaja, Pak Harto pernah bertanya saya berasal dari mana. Saya jawab, ‘Saya orang Jawa’. Terus dia bilang, ‘Kamu itu 50 persen Jawa, 25 persen Bugis, dan 25 persen Gorontalo. Otak dan agamamu Jawa, tapi ototmu Bugis’. Ini bukan soal rasis, karena memang begitu kenyataannya. Ibu saya … berasal dari Jawa, dan ayah … berasal dari Gorontalo. Tapi saya dominasinya Jawa, ha-ha-ha…” (“Tiga Babak Habibie”, Tempo, 28 Mei 2012).

Tentu saja komentar Soeharto itu merupakan tafsir personalnya atas latar belakang hidup Habibie. Tetapi Habibie cukup senang dan memegang teguh opini tersebut. Itu membuatnya semakin percaya diri mengaku sebagai orang Jawa.

Dalam konteks Habibie ini, usaha menarik “Jawa” ke dalam identitas personal sama sekali tak sukar. “Jawa” sudah ada dalam lingkaran kehidupannya; dari sang ibu, lalu tinggal ditarik. Dia juga menyerap penilaian seorang pembesar Jawa yang dekat dengan diri serta keluarganya. Kejawaan yang ada dalam lingkaran hidup Habibie, meski bukan dari sang ayah, melulu secara yakin ditunjukkan sebagai bukti bahwa ia memang “banyak Jawanya”. Namun pemosisian diri ini bisa dibilang gagal. Ternyata publik–sampai sekarang—masih memandang Habibie bukan orang Jawa. Dia tetap dicatat sebagai orang non-Jawa pertama yang jadi presiden.

Baca Juga:  Bisakah Israel Dicerabut Dari Timur Tengah?

Anies Baswedan dan Ahok mengulangi apa yang pernah dilakukan Habibie dulu. Meski keduanya bisa saja tak bermaksud menjadi imitator presiden ketiga tersebut. Dalam sebuah video wawancara dengan Gus Miftah, Gubernur Baswedan menjelaskan bahwa dirinya orang Jawa. Dia juga bilang selera betul dengan masakan Jawa, terutama gudeg. Para oponen pun cepat-cepat menyanggah. Pengakuan tersebut dianggap kebohongan karena ayah Baswedan keturunan Arab.

Sebenarnya penyerapan Jawa ke dalam identitas yang dilakukan Baswedan merupakan giat yang telah berlangsung sewaktu kampanye pemenangan dahulu. Agar semakin banyak yang suka, Baswedan didorong senantiasa menonjolkan simbol-simbol Jawa saat tampil di depan publik oleh para ahli dalam tim pemenangannya. Sisi kejawaan dibentuk dengan menyerap anasir budaya, seni, juga bahasa Jawa. Tujuannya agar bertambah banyak pemilih berlatar etnik Jawa di Jakarta yang menaruh suka. Maka sewaktu pengakuan Jawa kembali diutarakan saat tengah menjabat gubernur, para kritikus menduga Baswedan sedang mengoperasikan lagi strategi penyuksesan politik lamanya untuk keperluan baru: Pemilu 2024.

Yang aktif menyangkal “pengakuan Jawa” dari seorang non-Jawa ternyata bukan cuma orang Jawa. Dalam kasus Baswedan, politikus yang sangat sibuk membantah justru seorang Batak: Ferdinand Hutahaean. Walaupun pelurusan itu lebih bermaksud politis. Dan uniknya, bantahan terhadap Baswedan tidak disuarakan orang-orang Jawa dalam kelompok politiknya. Mereka mungkin tidak menyoal itu karena melihat ada persoalan lebih penting ketimbang ada-tidaknya “Jawa” pada sosok yang ingin lebih ditinggikan nanti.

Tidak banyak yang tahu Basuki Tjahaja Purnama juga menyerap “Jawa” ke dalam identitasnya. Tujuannya untuk menampilkan citra baru. Sekian lama dicap arogan, Ahok pada kemudian hari menjelaskan dirinya sudah santun seperti orang Jawa. Dia menyerap “kesantunan Jawa” lalu menamai dirinya dengan istilah yang terdengar positif: “Ahok versi baru”. Ahok versi baru ini adalah “Ahok yang santun banget”. Pernyataan tersebut disampaikan dalam masa kampanye.

Baca Juga:  Orang Aceh Sering Gagal Mengelola Harapan

Jadi sebenarnya pada Pilkada DKI 2017 terjadi pertarungan dua orang yang sama-sama berusaha menyerap Jawa ke dalam konstruksi identitasnya. Meskipun anasir yang diserap berbeda.

Tetapi tidak bisa pula dikatakan kemenangan Baswedan berkat penyerapan anasir Jawa tersebut, karena faktor lainlah yang membuatnya sukses. Kemenangan Baswedan dan kekalahan Ahok bukan soal yang satu “lebih Jawa” sedangkan satu lainnya “kurang Jawa”.

Kejawaan di luar Jawa
Walaupun karisma kejawaan kuat dalam arena kekuasaan nasional, seorang keturunan Jawa yang berlaga dalam perebutan kekuasaan di daerah luar Jawa mesti tetap menyerap anasir suku setempat atau predikat-predikat positif-menonjol di tingkat lokal. Mengalterasi identitas jelas tak mungkin. Merupakan suatu pemaksaan berbahaya umpamanya seorang Jawa mengaku sebagai orang asli Kalimantan atau Aceh demi bisa mendapat kuasa di tempat tersebut. Kebohongan semacam itu tidak sulit dibongkar.

Anak-anak keturunan Jawa yang lahir di Sumatera memadukan kejawaannya dengan “kesumateraan”. Ungkapan familiar yang digunakan adalah “putra Jawa kelahiran Sumatera”. Predikat ini positif dan beken. Mereka menyerap anasir “tempat” ke dalam bangunan identitasnya. Di Sumatera Utara modifikasi kejawaan ini malah bisa lebih efektif manakala seseorang, dengan cara-cara tertentu, bisa memperoleh salah satu marga lokal.

Contohnya dalam pencalonan Gubernur Sumut tahun 1993 (pemilihan tidak langsung). Salah satu nama yang dinaikkan adalah Mudyono. Dia pertama-tama membangun identitas kejawaan yang punya rasa kesumateraan. Selain mengandalkan predikat “pujakesuma”, Mudyono juga diberikan sebuah marga oleh para pendukungnya yang terdiri dari tokoh adat, ulama, pemuda, serta masyarakat se-Tapanuli Selatan. Nama barunya menjadi Mudyono Nasution. Kelak nama ini dipakai untuk menandingi “primordialisme” pesaing terkuatnya: Raja Inal Siregar. Para pendukung Mudyono mencap Raja Inal anti-Jawa. Sama seperti Ferdinand Hutahaean terhadap Baswedan, Raja Inal juga menyangkal Mudyono dengan menyebut “pujakesuma” yang digembar-gemborkannya bukan singkatan dari “putra Jawa kelahiran Sumatera” melainkan “putra Jawa yang keluyuran di Sumatera” (“Berlomba tanpa Primordialisme”, Tempo, 20 Februari 1993).

Baik penyerapan maupun modifikasi “Jawa” masih menjadi cara kerja politik di Indonesia. Keduanya pun sama-sama menunjukkan bahwa identitas dasar tak dapat diandalkan dalam politik perebutan kuasa. Perlu ada penyerapan anasir-anasir positif dari suku mayoritas tempat kekuasaan hendak diperoleh.[]

Tags: Jawa SumateraModifikasi JawaSejarah Jawa
ShareTweetPinSendShare
Seedbacklink
SAGOE TV

SAGOE TV

SAGOETV.com adalah platform media digital yang memberi sudut pandang mencerahkan di Indonesia, berbasis di Banda Aceh. SAGOETV.com fokus pada berita, video, dan analisis dengan berbagai sudut pandang moderat.

Related Posts

Kelestarian Alam sebagai Jalan Kebahagiaan
Artikel

Kelestarian Alam sebagai Jalan Kebahagiaan

by Sulaiman Tripa
May 12, 2025
sulaiman tripa
Artikel

Lingkungan Bersih sebagai Hak Asasi

by Sulaiman Tripa
May 5, 2025
sulaiman tripa
Artikel

Hukum Lingkungan Berkeindonesiaan

by Sulaiman Tripa
May 2, 2025
sulaiman tripa
Artikel

Hukum Lingkungan dan Kesadaran Dampak Perubahan Iklim bagi Indonesia

by Sulaiman Tripa
April 28, 2025
sulaiman tripa
Artikel

Jalan Pembangunan Hijau

by Sulaiman Tripa
April 25, 2025
Load More

POPULAR NEWS

Waled Landeng: Prioritaskan Non-ASN R2 dan R3 Jadi PPPK Penuh Waktu

Waled Landeng: Prioritaskan Non-ASN R2 dan R3 Jadi PPPK Penuh Waktu

February 21, 2025
Gampong Lam Geu Eu Raih Juara Pawai Takbir Idul Fitri 1446 H Aceh Tahun 2025

Gampong Lam Geu Eu Raih Juara Pawai Takbir Idul Fitri 1446 H Aceh Tahun 2025

March 31, 2025
UIN Ar-Raniry Buka Prodi Manajemen Industri Halal, Mulai Terima Mahasiswa Baru

UIN Ar-Raniry Buka Prodi Manajemen Industri Halal, Mulai Terima Mahasiswa Baru

April 18, 2025
Realitas di Aceh Lebih ‘Bid’ah’ dari Filmnya

Realitas di Aceh Lebih ‘Bid’ah’ dari Filmnya

April 18, 2025
Wali Nanggroe, Waled Landeng dan Cap Sikureung di Malaya

Wali Nanggroe, Waled Landeng dan Cap Sikureung di Malaya

February 21, 2025

EDITOR'S PICK

Gubernur Aceh Silaturahmi dengan Abuya Amran dan Ziarah Makam Abuya Muda Waly

Gubernur Aceh Silaturahmi dengan Abuya Amran dan Ziarah Makam Abuya Muda Waly

April 18, 2025
Menekraf Sambut Positif Rencana Pembentukan Badan Ekonomi Kreatif di Aceh

Menekraf Sambut Positif Rencana Pembentukan Badan Ekonomi Kreatif di Aceh

April 11, 2025
Peringatan Maulid Nabi di Balee Beut Meuligoe, Pj Bupati Aceh Besar Santuni Anak Yatim

Peringatan Maulid Nabi di Balee Beut Meuligoe, Pj Bupati Aceh Besar Santuni Anak Yatim

October 4, 2024
Cara Lama Menghancurkan Suatu Negara: Psy War

Cara Lama Menghancurkan Suatu Negara: Psy War

March 24, 2025
Seedbacklink
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Iklan
  • Aset
  • Indeks Artikel

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.

No Result
View All Result
  • Artikel
  • News
  • Biografi
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Politik
  • Reportase
  • Resensi
  • Penulis
  • Kirim Tulisan

© 2025 PT Sagoe Media Kreasi - DesingnedBy AfkariDigital.